12

12.6K 710 13
                                    

Hari yang di tunggu Darren itu akhirnya tiba. Sambil menyalami tamu undangan, ia sesekali melirik gadis cantik yang berada di sampingnya.

Gadis yang begitu anggun dan mempesona dengan balutan wedding dress berwarna putih itu mulai hari ini sudah resmi menjadi istrinya.

"Widihhh, selamat ma bro!! Asik nih mulai malem ini nggak solo lagi."

Celetukan Janu itu membuatnya di geplak dengan sayang oleh Darren, bahkan teman-temannya yang sedang mengantri di belakangpun tak mau kalah ikut menganiaya Janu.

"Neng Anna helep, aa' Janu di sakiti ya ampun." Janu berlari mendekati Annara, dan bersembunyi di belakangnya.

"Ternyata manten baunya wangi banget, uhuy."

Darren melotot garang pada Janu yang masih bersembunyi di belakang Annara. Teman laknatnya itu terlihat seperti orang mesum yang menghirup bau Annara, walaupun jaraknya tak terlalu dekat.

"Woi Jan, balik sini!! Pawangnya udah mau ngamok, ntar keluar dari sini jadi perkedel tau rasa lo!" Peringatan Kevan itu membuat Janu tersadar, ia menatap Darren yang memelototinya dengan cengengesan.

"Neng Anna syelamat menempuh hidup baru ya, semoga ntar anak kalian nggak prik kayak Darren," ucap Janu menyalimi tangan Annara, lalu dengan cepat lari untuk menyelamatkan diri.

Perasaan Annara yang semenjak tadi kurang baik, kini merasa sedikit terhibur dengan tingkah absurd Janu. Apalagi sekarang teman-teman Darren itu juga memberinya selamat dengan doa dan kata-kata yang lucu, lebih tepatnya menistakan Darren.

Setelah teman-teman Darren turun, kini giliran teman-temannya yang naik untuk memberinya selamat, termasuk putra kecil Rena yang sangat menggemaskan.

"Oh iya, si Bara nggak dateng Ann? Kok gue nggak liat kupingnya dari tadi?" Tanya Natasha heran.

Gina dan Rena juga ikut heran, sedangkan pasangan mereka masing-masing tidak peduli karena mereka sudah berbincang dengan Darren. Mereka memang sengaja naik terakhir, agar dapat berlama-lama dan tak antri.

"Eh iya ya. Belum kesini juga kok tadi," jawab Annara.

Tanpa mereka sadari, Darren mendengarkan obrolan mereka dengan tersenyum licik. Ia ingin tertawa, tapi sekuat tenaga menahannya dengan cara melanjutkan obrolan dengan para pasangan teman-teman Annara.

***

Sedangkan di lain tempat, Bara berteriak dan melemparkan barang-barang yang ada di sekitarnya dengan brutal. Rasa bencinya pada Darrendra semakin dalam, karena pria itu sudah kelewat batas!

Sudah tiga hari ia di culik dan di kurung di dalam ruangan yang menurutnya adalah apartemen ini. Ia memang tak diikat atau disiksa, tapi ia tak bisa keluar atau menghubungi siapapun karena tak ada alat komunikasi apapun di sini. Bahkan ia tak tau di mana ponselnya berada.

"Darrendra bangsat!!" Teriaknya menggelegar.

Darren menggosok telinganya yang tiba-tiba berdengung. Ah, mungkin si Baranjing saat ini sedang berteriak dan mengumpat padanya. Sepertinya rencananya dengan sang ayah untuk melakukan 'itu' dalam artian mengurung Bara memang sangat tepat. Buktinya semua rangkaian acara pernikahannya dapat berjalan lancar tanpa kendala.

Ia ingat tiga hari yang lalu saat ia mengantar Annara untuk pergi ke restorannya pagi-pagi sekali, si Bara itu sudah menunggu di depan restoran. Dengan akal bulusnya, ia memutar balik mobil secepat mungkin tanpa di sadari Bara.

Saat itulah, ketika Bara beranjak dari sana orang suruhan ayahnya datang dan menculik pria itu tanpa terlihat mencolok.

Hingga saat ini tidak ada yang tau kalau Bara di culik, bahkan kedua orang tuanya sekalipun. Karena sekali lagi, dengan licik Darren menyuruh anak buahnya merampas ponsel Bara dan mengirim pesan pada orang tuanya kalau Bara pergi liburan bersama teman-temannya.

ANNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang