35

10.9K 570 27
                                    

Deringan ponsel yang begitu nyaring membuat tidur Darren terusik. Pria itu berusaha abai, karena matanya terasa seakan direkatkan dengan lem hingga susah untuk terbuka.

Namun, lama-lama di biarkan, deringan itu tak kunjung berhenti. Pria itu berdecak, memaksa membuka matanya dengan pelan.

Saat matanya sudah terbuka penuh, fokusnya beralih pada lengan kanannya yang terasa kebas. Pria itu menundukkan pandangan, hingga tak lama kemudian matanya terbelalak dengan mulut yang terbuka lebar.

"S-semalam beneran? Gue nggak mimpi?" Monolognya seraya mengusap pipi Annara yang tidur berbantalkan lengannya.

Darren yang masih setengah percaya, menjadi semakin penasaran untuk membuktikan kejadian semalam. Dengan tangan kirinya, ia mengangkat selimut yang menutupi badannya dan sang istri, kemudian melirik ke bawah.

Ia terus mengulang kegiatannya itu beberapa kali, hingga pergerakan Annara yang menggeliat membuatnya berhenti.

"Oh shit! Ternyata beneran! Gue udah di unboxing Anna!" Pekiknya tertahan.

"Eh, kebalik. Gue yang unboxing Anna!"

Darren menutupi wajahnya yang memerah malu dengan telapak tangan. Ia masih tak menyangka jika semalam ia benar-benar melakukan 'itu' dengan Annara, tanpa paksaan dan sama-sama saling menginginkan. Apalagi saat ia tau bahwa bukan hanya Annara yang pertama baginya, tapi ia juga menjadi yang pertama bagi Annara.

Larut dalam pikirannya sendiri, membuat Darren seakan tuli hingga tak lagi mendengar deringan ponsel yang masih berbunyi nyaring menginginkan respon dari si pemilik.

Tak berselang lama, tepat ketika deringan yang entah keberapa itu berhenti, pintu kamar pribadi Darren di ketuk dari luar.

Seketika Darren tersentak. Pandangannya mengedar pada sekeliling ruangan, hingga spontan ia menepuk jidatnya sendiri ketika menyadari di mana ia berada sekarang.

"Goblok! Bisa-bisanya 'nganu' pertama gue malah disini!"

***

Turun dari mobil hitamnya dengan santai, Ezra mengedipkan matanya beberapa kali saat melihat sebuah mobil yang tak asing terparkir di samping mobilnya.

"Jam berapa ini?" Monolognya seraya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri.

Semakin penasaran, Ezra segera berjalan meninggalkan basement menuju resepsionis.

"Pak Darren tadi datang jam berapa?" Tanyanya pada resepsionis.

"Loh, saya belum lihat pak Darren datang pak," jawab resepsionis itu dengan kebingungan.

"Tapi mobilnya sudah ada di basement."

Resepsionis itu semakin bingung, pasalnya sejak ia datang tadi, ia belum melihat atasan yang juga anak presdir itu.

"Tolong panggil security untuk menemui saya di atas," titah Ezra yang kemudian kembali berjalan menuju lantai tempatnya bekerja.

Sampai di meja kerjanya yang berada di depan ruang kerja Darren, Ezra segera meletakkan tasnya kemudian mengetuk pintu ruangan Darren beberapa kali.

Bukannya apa, tapi ini sangat aneh. Seumur-umur, tepatnya semenjak ia menjadi sekretaris Denny hingga sekarang beralih menjadi sekretaris Darren, Ezra selalu datang ke kantor lebih dulu.

ANNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang