"Woah! Kenyang banget."
Darren menatap sinis adiknya yang kini selonjoran di karpet bawah sambil menepuk-nepuk perut setelah memakan hampir semua menu yang di jadikan contoh untuk pilihan jamuan resepsi.
Jika ia, Annara dan bundanya hanya memakan masing-masing satu suap, maka Darrial lah yang menghabiskan sisanya.
"Berarti untuk makanan, beres ya?" Kata bunda Alya pada putra dan calon menantunya.
Darren mengangguk, "Lagian bunda kenapa repot sendiri, kan bisa langsung request sama WO nya. Kita tinggal terima beres," keluhnya.
Benarkan? Jaman sekarang segalanya serba mudah asal ada uang. Tinggal mengatakan apa yang di inginkan, dan WO akan mewujudkannya.
"Untuk urusan lain bunda dan mamanya Annara bisa serahin ke WO bang, tapi kalau urusan makanan bunda sendiri yang harus memastikannya. Bunda nggak mau asal asalan, dan akhirnya tamu kita nggak puas dengan jamuan yang ada. Lagian bunda tuh udah langganan sama tante Mirna, menurut bunda kateringnya dia yang paling enak."
Wanita itu beralih menatap putra bungsunya. "Lihat aja tuh adek, sampai kekenyangan gitu. Semua-muanya di makan sama dia," lanjutnya terkekeh.
"Anna juga suka kan?"
Mendapat pertanyaan itu, Anna mengangguk antusias. Semua menu yang ia coba tadi enak, bahkan ia bingung saat di suruh bunda Alya untuk memilih.
"Bunda, Anna pulang dulu ya. Udah sore, sebentar lagi papa pulang kantor," ucap Annara tidak enak.
Sebenarnya mau pulang sore atau malam sekalipun orang tuanya tak pernah mempermasalahkan, Annara hanya ingin cepat pulang karena tidak betah berada satu ruangan dengan Darren.
Bunda Alya mengangguk. "Abang, sana anterin Anna pulang," titahnya. Darren hanya mengangguk malas.
"Nggak usah bunda, Anna bisa naik taksi atau pesan ojek online."
"Nggak boleh. Kamu kesini sama Darren, jadi harus pulang sama Darren," tolak bunda Alya.
Annara hanya bisa mengangguk pasrah, ia menyalim tangan bunda Alya lalu mengacak rambut Darrial sebentar sebelum mengikuti Darren yang sudah lebih dulu berjalan keluar rumah.
"Kak Anna, besok kesini lagi ya!!" Teriak Darrial.
Annara menengok ke belakang sebentar sambil mengacungkan jempolnya, hingga sesaat kemudian gadis itu memekik karena Darren menarik lengannya.
"Abangmu cemburu dek," kekeh bunda Alya menatap putra bungsunya.
***
Seakan sudah terbiasa dengan keheningan di dalam mobil bersama Darren, Annara lebih memilih menyibukkan diri dengan menscroll sosial medianya. Ia bahkan tak sadar jika sambil mengemudi, Darren sesekali menatap ke arahnya.
Tak butuh waktu lama, mobil yang di kemudikan Darren berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Sanjaya. Sembari menunggu di bukakan gerbang, Darren mengetuk ngetukkan jari telunjuknya di setir.
Hingga suara klakson motor sport mengalihkan perhatiannya. Ia menengok ke kanan, ke arah pemotor yang kini sudah melajukan motornya melewati gerbang lebih dulu.
Darren menghentikan mobilnya tepat di belakang motor itu, ia menatap lamat si pria yang kini turun dari motor dan melepas helm nya.
Shit! Ternyata dia pria yang bersama Annara di restoran tadi!
"Kenapa masih di kunci, ish! Buka!"
![](https://img.wattpad.com/cover/316938383-288-k563931.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNARA
RomanceSejak mengetahui perselingkuhan yang dilakukan sang ayah di belakang ibunya, Annara tak lagi mempercayai pernikahan. Kekecewaan yang teramat besar membuatnya menganggap bahwa laki-laki dan cinta hanya akan membawanya pada penderitaan. Namun sayang...