30

11.2K 528 7
                                    

Darrendra menggelengkan kepala, bibirnya ikut tertarik membentuk senyum lebar saat melihat Annara-nya tengah bercanda bersama anak-anak jalanan yang mereka temui untuk berbagi martabak.

Gadis itu seperti memiliki magnet yang dapat menarik seorang Darrendra jatuh dalam pesonanya lagi dan lagi. Hal sederhana yang dia lakukan, justru membuat Darren semakin terpikat.

Ah, bicara soal sederhana, Darren seketika teringat awal mula perasaan cintanya tumbuh.

Entah sebenarnya itu cinta atau bukan, tapi bagi Darren perasaan itu hanya ia rasakan pada Annara. Sejak dulu sampai sekarang.

Darren menggerutu seraya menyusun buku-buku tebal yang masih baru untuk di bawa ke perpustakaan. Akibat bisikan raja setan bernama Janu yang membuat jiwa usil Darren meronta-ronta, sehingga ia tak bisa menahan diri untuk tidak menjahili bu Lala-- guru biologi.

Sayangnya, saat aksi jahilnya ketahuan, si Janu setan malah melimpahkan semua kesalahan padanya. Apalagi anaknya pak Jainuri itu memasang tampang memelas dan sok lemas sehingga bu Lala luluh.

Sialan! Tolong ingatkan Darren untuk menagih utang Janu 20ribu kemarin, plus dengan bunganya jadi 70ribu!

Tak ingin bolak balik, Darren memutuskan membawa sekaligus buku-buku itu sehingga ia berjalan tertatih dengan buku-buku yang menutupi perut sampai wajahnya.

Ia tidak khawatir menabrak, karena jalan ke perpus hanya tinggal lurus saja. Lagipula sekarang masih jam pelajaran, jadi para siswa masih ada di kelas, kecuali yang ijin ke toilet dan melipir ke kantin.

"Tunggu!!"

Langkah Darren terhenti begitu mendengar suara dari arah depan. Ia memiringkan sedikit kepalanya agar bisa melihat si pemilik suara.

Gadis yang semula berjarak beberapa meter darinya itu kini semakin mendekat. Darren masih diam, menunggu apakah ucapan gadis itu tertuju padanya atau bukan.

Kini gadis itu hanya berjarak selangkah dari tempatnya berdiri. Wajah yang cantik, tapi lebih cenderung manis. Penampilan yang biasa, serta riasan wajah natural sesuai dengan usianya. Pandangan Darren turun, membaca name tag yang terpasang di seragam gadis itu.

"Annara Yuvi Sanjaya. Nama yang cantik," puji Darren dalam hatinya.

Seolah tak membiarkan Darren menatapnya lebih lama, gadis bernama Annara itu kini malah berjongkok di depan Darren hingga membuat laki-laki itu terkesiap.

Dengan keterbatasan, Darren berusaha menunduk dengan posisi kepala di miringkan untuk melihat apa yang tengah di lakukan Annara di bawah.

Saat itulah, Darren di buat takjub. Gadis itu mengikat tali sepatunya yang terlepas dengan telaten. Darren terus menunduk, memperhatikan setiap gerak gerik Annara dengan degupan jantung yang menggila.

Oh ayolah, sebagai salah satu most wanted di sekolah, Darren sudah terbiasa melihat gadis cantik. Bahkan tak sedikit pula yang mengejar dan mengajaknya berpacaran, tapi Darren tak pernah merasakan apa-apa. Ia tak pernah tertarik dengan gadis-gadis itu, bahkan ketika mereka memberinya hadiah, atau mencoba berdekatan dengannya.

Kali ini, hanya melihat seorang gadis mengikat tali sepatunya, jantung Darren sudah menggila seperti ini? Apa ini yang namanya cinta?

Darren menggelengkan kepalanya pelan untuk mengenyahkan pikiran konyolnya, hingga tak menyadari Annara sudah selesai dan kembali berdiri dihadapannya.

"Lain kali ati-ati, bisa bahaya kalo jatuh. Apalagi lo lagi bawa buku sebanyak itu. Mau gue bantu bawain nggak?" Meski nadanya datar, tapi Darren cukup tersentuh dengan niat baik Annara.

ANNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang