Dilain tempat, seorang pria yang selama beberapa hari ini di sekap hanya duduk termenung menatap kalender yang berada di meja. Tanggal pernikahan orang yang ia cintai sudah terlewat, dan ia tak bisa melakukan apapun untuk mencegah pernikahan sialan itu.
Albara Adhitama, kesombongannya tentang merebut Annara dari Darren, hanya omong kosong. Nyatanya alih-alih merebut, pria itu malah terjebak di ruangan ini selama berhari-hari tanpa bisa berbuat apa-apa.
Ceklek
Bunyi pintu yang terbuka membuat perhatian Bara sepenuhnya teralih. Pria itu berjalan cepat menuju pintu apartemen dan mendapati seseorang berpakaian ala bodyguard masuk dengan santai.
"Go out."
Bara masih tak bergeming, tak juga menanggapi ucapan pria itu hingga ia merasakan dorongan dari bahunya. Rupanya pria seram tadi sudah berada di belakangnya tanpa ia sadari, dan mendorong bahunya dengan keras beberapa kali hingga mencapai pintu.
Brukk
"Sialan!!" umpat Bara sesaat setelah terjerembab dengan tidak elitnya di lantai. Tak lama kemudian terdengar pintu yang di tutup dengan keras.
Dengan perasaan dongkol, Bara berdiri dan mengedarkan pandangannya pada lorong apartemen. Untungnya tempat ini sedang sepi, bahkan tak ada satupun yang lewat sehingga Bara tak harus menahan malu.
Agaknya Bara dapat menangkap apa yang terjadi saat ini. Si Darren itu membebaskannya setelah pernikahan mereka sudah di gelar.
"Gue bakal bales perbuatan lo Darren!!"
Laki-laki itu berjalan cepat menuju lift, meninggalkan tempat penyekapannya yang cukup nyaman itu tanpa membawa ponsel dan uang. Bahkan ia sendiri tak tau sedang berada dimana dan bagaimana caranya pulang.
***
Suara ponsel yang berdering mengalihkan perhatian laki-laki yang sedang fokus mengurus pekerjaan pada macbooknya. Ia melirik pada ponselnya sendiri yang berada di samping lengannya, dan ponsel itu tak menyala. Lalu pandangannya teralih pada nakas samping tempat tidur.
Ia meletakkan macbooknya, beranjak dari sofa tempatnya duduk dan mendekat pada nakas tempat dimana ponsel itu berdering. Dahinya berkerut, saat nomor asing yang tak ada namanya menghubungi ponsel itu.
Dalam diam, ia mengangkat panggilan. Hingga suara yang terdengar dari seberang membuatnya menahan tawa dan kesal dalam satu waktu.
"H-hallo Ara. Ini Ara kan? Bisa tolongin gue nggak Ara? Gue-"
Sesaat setelah mematikan sambungan secara sepihak, pria itu--Darren berdecih sinis dan kemudian tertawa. Ia kesal karena si Baranjing itu masih berani menghubungi istrinya, sekaligus ia senang saat membayangkan pria itu sekarang pasti sedang luntang lantung di jalan.
"Selamat bercosplay jadi gembel Baranjing. Salah sendiri nyari masalah sama gue!!" Monolognya setelah menghapus riwayat panggilan di ponsel Annara.
Dilain tempat, Bara mencoba menghubungi Annara lagi namun tak di angkat. Pria itu tak menyerah, selain karena ingin mendapat simpati dari Annara, hanya nomor ponsel gadis itu lah yang ia ingat di luar kepala.
"Sudah belum mas? Saya buru-buru."
Dengan berat hati Bara mengembalikan ponsel bapak-bapak yang tadi ia pinjam setelah mengucapkan terima kasih. Pria itu kembali mengumpat dalam hati, gara-gara Darrendra bajingan itu ia jadi seperti gelandangan.
Walaupun ia sudah tau di mana ia berada sekarang, dan untungnya masih di kota yang sama. Namun tetap saja, jarak dari sini ke rumahnya cukup jauh. Apalagi ia tak memegang uang sepeserpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANNARA
RomantikSejak mengetahui perselingkuhan yang dilakukan sang ayah di belakang ibunya, Annara tak lagi mempercayai pernikahan. Kekecewaan yang teramat besar membuatnya menganggap bahwa laki-laki dan cinta hanya akan membawanya pada penderitaan. Namun sayang...