Sejak mengenal daddy nya Alfarel, si pria sombong‐-yang sayangnya memang punya segala sesuatu yang bisa di sombongkan. Rasanya baru kali ini Darren kalem dan tidak mengabsen nama hewan baik dalam lisan maupun batin saat sedang bersama pria itu.
"Jangan terlalu sering tersenyum sendiri, nanti Annara susah membedakan mana suaminya dan mana laki-laki bugil yang suka berjalan sambil tertawa sendiri di pinggir jalan."
Okay, Darren menarik kata-katanya lagi. Kali ini ia bahkan sudah mengabsen nama-nama hewan lebih banyak dari biasanya seraya menyorot tajam punggung daddy nya Alfarel yang kini menghilang di balik pintu.
Tentu saja hanya dalam hati, mana mungkin ia meneriaki klien yang baru saja menandatangani kontrak kerja sama yang bernilai fantastis.
"Dakjal kan, om?" Darren kembali duduk, dan melirik om Ezra yang menahan tawa.
"Kayak kamu enggak aja," timpal om Ezra santai.
Darren mendelik. "Dih, mana ada? Darren mah kalem, baik, nggak sombong kayak dia," elaknya.
Pria paruh baya itu menggelengkan kepala, dan kembali memeriksa berkas-berkas yang mereka bawa sambil merapikannya.
"Tapi kamu hebat, Ren. Bisa membuat dia mau investasi di AnD Company yang kamu tau sendiri terancam bangkrut. Apalagi dia mau datang sendiri kemari. Om dengar dia itu jarang mau menemui klien secara langsung kalau tidak penting-penting amat, lebih sering perwakilan." Om Ezra kembali memuji Darren.
Dengan adanya investasi dari perusahaan raksasa milik laki-laki itu, tentunya akan menarik para investor lain untuk menanamkan modalnya sehingga kebangkrutan perusahaan dapat di minimalisir.
Tentunya, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk benar-benar membuat perusahaan itu kembali stabil, atau lebih kokoh dari sebelumnya.
Mendengar pujian itu, mood Darren kembali naik. "Berkat ngasuh tuyul om," jawabnya yang langsung mendapat tatapan heran om Ezra.
"Si Alfarel, maksudnya." Darren segera meralat. "Bocil yang sering main di rumah Darren itu loh, om."
Ia kemudian menceritakan bagaimana si bocil kematian itu sering merusuh kerumahnya, sampai dengan undangan makan malam tempo hari dimana pada akhirnya Darren memilih hadiah berupa investasi di perusahaan papanya Bara yang baru ia akusisi beberapa waktu lalu.
Sebenarnya ia pun tak berniat meminta imbalan, sama seperti yang dikatakan Annara. Walau sering kemusuhan, tapi jujur saja Darren sedikit sayang dengan tuyul itu. Lagipula ia juga tidak perhitungan sama sekali, mau Alfarel numpang makan, suka jajan, ngintil kemana-mana, tidak masalah. Semua masih bisa ia tolerir kecuali kalau bocil itu sudah caper dan genit pada istrinya. Maka Darren akan langsung menabuh genderang perang.
"Darren juga dapet hadiah honeymoon gratis om," tambahnya.
Yah, walaupun sebelum menjanjikan hadiah itu, daddy nya Alfarel lebih dulu menistakan dirinya yang sudah hampir setahun menikah tapi tidak mampu mengajak istrinya honeymoon.
Tidak tau saja dia bagaimana perjuangan seorang Darrendra Devantara mengambil hati sang pujaan hati selama berbulan-bulan setelah menikah. Tidak seperti dia dan mommy nya Alfarel yang menikah karena saling cinta, langsung gas honeymoon dan mengadon anak.
Darren bahkan harus menahan diri dan sering mandi air dingin hanya demi mempertahankan prinsipnya untuk tak membuka segel sebelum Annara jatuh cinta padanya.
Untung Darren berwajah tampan mempesona dan berhati mulia sehingga ia bisa menaklukkan Annara dalam hitungan bulan. Coba kalau tidak? Ia bisa gila karena tidak bisa menyalurkan hasrat selama bertahun-tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNARA
RomanceSejak mengetahui perselingkuhan yang dilakukan sang ayah di belakang ibunya, Annara tak lagi mempercayai pernikahan. Kekecewaan yang teramat besar membuatnya menganggap bahwa laki-laki dan cinta hanya akan membawanya pada penderitaan. Namun sayang...