Untuk Alia

229 31 6
                                    


Untuk Al. (seperti itu kan bagaimana Astaka memanggilmu?)

Saya coba simpan benda-benda ini untukmu, Al. Saya coba jaga baik-baik benda yang berharga.

Saya coba simpan belati ini karena Astaka begitu mencintaimu. Dia bukan 'that another manipulative man' seperti yang kau katakan. Dia mencintaimu. Ketika Astaka pergi, saya minta dia bawa belati ini bersamanya. Dia menolak. Dia pikir jika saya bisa menyimpannya terus dalam waktu yang lama, mungkin belati ini bisa kembali padamu. Kembali pada pemiliknya. Kembali pada seorang yang dia peruntukan untuk digunakan.

Kepergianmu atau bisa saya katakan kembalinya saya mengambil Astaka dari hidup saya. Setelah pulih, dia memutuskan untuk pergi. Pergi jauh dari rumah dan tidak pernah kembali. Beberapa kali dia mengirimkan surat.

Saya tidak bisa pastikan dia bahagia karena dia kehilanganmu, Al. Saya pastikan dia hidup sesuai keinginannya.

Salinan yang kau berikan sangat berguna. Paman Purwanka dan Safield membimbing saya dengan baik. Terima kasih.

Safield lebih dari yang kau katakan. Dia memperlakukanku lebih baik dari yang pernah saya bayangkan sebagai seorang suami. Saya selalu berpikir tidak akan pernah mau menikah kalau dia tidak memperlakukan saya seperti ayah pada ibu.

Tapi Safield lebih dari itu.

Tidak ada hal yang perlu kau khawatirkan soal anak-anak yang lain. Endrasuta dan Yugala memilih jalan hidup mereka masing-masing. Cindhe memaksa terus melayaniku. Jangan kau khawatirkan Ambar dan Sunah.


Al, teruslah hidup dan berbahagia. (Astaka selalu katakan itu, kan?)

Salam untuk ayah dan ibumu, adikmu, dan Ruby.


Full of love

Danastri Dussel

The Past Keeper : Maliaza AmbaraningdyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang