1b

1.4K 109 13
                                    

✨✨✨

"Kamu PMS?"

Pertanyaan itu membuat alis Teja menukik tajam. "WHAT?!"

"Habis di mukamu itu seakan tertulis 'Senggol, tampol'."

"Sudahlah, aku sedang buru-buru berangkat kuliah. Jadi berhentilah melucu." Teja menderumkan lagi mesinnya. Knalpot mengeluarkan asap karbon monoksida dengan bangganya.

"Baiklah-baiklah. Aku akan minggir kalau kamu mau bantu aku me ...."

"Oke."

Ucapan Gema belum usai, tapi sudah dipotong Teja cepat sekali. Seolah lelaki itu bisa mengintip kata-kata yang tercetak dalam otak Gema, tanpa perlu menunggu tugas mulut untuk mengatakannya.

Gema tersenyum sumringah. Ada kelegaan dalam diri. Dia menepi, memberi akses tanpa merasa curiga.

Akan tetapi, Teja melanjutkan. "Dalam mimpi." Langsung roda motor berputar kencang, membawa serta pergi tubuh Teja di atasnya.

Senyum yang tadinya merekah mendadak layu dan muncul kedutan di ujung bibir. Gema mengumpat. "GEMPREEENG!" Dia terkena tipuan murahan. Ini memalukan sekaligus menyebalkan.

Gema balik badan, kembali ke rumah dengan langkah lebar, menyambar ponsel di atas kulkas yang masih terkoneksi dengan kabel pengisian daya. Lantas menelepon seseorang.

"Cepat kemari!" Tanpa ucapan menyapa, Gema lebih memilih langsung ke inti, begitu panggilan tersambung. "Pokoknya cepat kemari. Jangan tanya alasannya. Tidak usah mandi! Bau pun tak masalah. Cepat!"

Yang ditelepon terus menguap malas. "Tapi ada masalah apa dulu? Aku sedang dalam fase mager parah dan rasanya tak ingin meninggalkan tempat terempuk sejagad dunia ini, Gem."

Amarah Gema naik satu persen. Kenapa para lelaki harus tercipta dengan sifat pemalas dan seenaknya? batin Gema. Dia mengeratkan gigi kuat-kuat.

Lelaki di seberang sana masih terus melanjutkan sesi curhat colongan.

"Aku baru tidur jam tiga pagi. Memendam kesedihan sendiri. Tahukah kamu kenapa aku sedih? Karena Chealse kalah tiga kosong dari Manchester City."

"Ar-za," panggil Gema. Sengaja menekan setiap suku kata, "ku-na. Cepat kemari atau aku takkan membayar kerja GW mu."

Terdengar decakan disusul kalimat, "Kamu menang, GeMAS!" Lalu panggilan terputus.

Entah kenapa pipi Gema terasa memanas setiap kali Arzakuna memanggilnya, "GemaS". Seperti ada spekturm fajar senja membelai kulit dengan lembut. Dia tahu tak seharusnya bersikap bak remaja, mengingat umur sudah 28 tahun sejak minggu kemarin.

"Ah, ya ampun." Gema mengecek berapa persen sudah baterai terisi. "Masih empat puluh persen." Matanya tertuju pada angka di layar bawah. "Dua jam lagi baru penuh penuh. Ha!" Dia mendesah kecewa.

Sebuah ketukan mengagetkan Gema. Kedua kaki bergerak menuju sumber suara. Ternyata penampakan lelaki dengan rambut kusut lebih mengejutkan.

Gema berdeham, melirik sekilas ke kaki lelaki itu. "Sandal berhak tinggi cocok sekali untukmu, Ar," goda Gema lengkap siulan.

"Kamu menyuruhku datang hanya untuk mendengar ejekanmu?" Arza tampak sewot. Jauh-jauh dari rumah ke sini hanya untuk hal tidak penting, sungguh membuat hatinya dongkol. Lelaki itu memilih menghempaskan pantat pada kursi teras. "Awas saja kalau kamu menyuruhku datang ke sini untuk hal yang tidak penting. Jadi ada apa?"

Baru juga mulut Gema hendak membuka menjelaskan, sudah diserobot oleh Arzakuna.

"Tapi sebelum itu, ambilkan aku air putih agar aku tak dehidrasi."

Gema ikut duduk, tak acuh dengan perintah sahabatnya itu. "Sudah, jangan berdrama. Rumahmu bahkan tak lebih dari lima langkah dari sini."

"Lima langkah entutmu a?!" Tak mau kalah Arza terus mengutarakan kekesalan. "Bayangkan! Bangun tidur, belum juga sadar disuruh cepat datang. Pakai ancaman pula."

Gema beringsut mundur, takut kalau air ludah muncrat dan mengenai wajahnya.

TBL
To be lanjut

🎈🎈🎈

Kita lanjutkan juga spill karya teman-teman lainnya, yuk.

Bagi pembaca yang ingin baca sesuatu yang UNIK, bisa mampir ke akun Kak

author_ryby

Nah, bagi pembaca yang ingin baca novel dewasa bisa nih, baca karya kakak-kakak berikut:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah, bagi pembaca yang ingin baca novel dewasa bisa nih, baca karya kakak-kakak berikut:

bluebellsberry

bluebellsberry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WidiSyah

Jangan lupa mampir, vote, comment biar kami semakin eksis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa mampir, vote, comment biar kami semakin eksis. Buahaha

#salamkonco

Am I a Villain?! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang