AREA WAJIB VOTE 🌟
AYO VOTE, KAWAN.
GRATIS!!“Astaga ini membuatku pening.” Gema menggerutu seraya memijit kepalanya ringan. “Baiklah, berhentilah kalian berdua. Aku bukan Cyteria, tapi Gema. Nama lengkapku Gema Gemintang Putri. Di dunia kepenulisan, nama penaku GeGeMi. Mungkin akan terdengar lucu atau mustahil, tapi aku memang penulis cerita ini. Kalian berdua adalah protagonis yang kubuat untuk melindungi Sajani dari kekejaman Cyteria. Sampai sini paham?“
Sudah seperti guru, Gema menuturkan hal itu. Entahlah, ketakutannya tiba-tiba lenyap diserap oleh wajah bingung Enrda.
Kening Enrda mengerut. Dia lepaskan kacamata untuk diberikan pada Gema. “Aku tahu kamu pasti syok dengan situasi ini, jadi kemungkinan kamu tidak bisa membedakan mana yang imajinasi dengan hal-hal nyata.“
Tawa ejek keluar dari bibir Nalendra. Sepertinya dia telah mendapat hiburan gratis dari percakapan ini.
Gema memberengut. “Maksudmu apa dengan memberikan kacamata itu?“
Bukan Enrda yang menjawab, melainkan Nalendra. “Agar kamu bisa melihat dengan jelas bahwa kita tidak dalam dunia khayalan. Singkat kata, bangunlah!“ Nalendra menyombongkan senyum.
Perkara perkataan itu, Gema menoleh cukup cepat hingga dia nyaris menyesali karena mempengaruhi kesehatan leher. Untung tidak terkilir. “Kukira kamu percaya siapa aku?“
“Aku tidak pernah bilang percaya,” sanggah Nalendra santai. “Waktu kamu jelaskan hal itu, aku hanya berpikir kamu perlu tempat curhat agar tidak benar-benar gila.“
“Apa? Jadi cerocosanku yang panjang kali lebar dibagi tinggi Bumi kamu anggap bualan?“
“Memang bukan?“
Gema semakin mendelik. Dia maju hendak memukul kepala Nalendra. Lupa kalau dia tadi sangat takut dengan pelototan mata cowok itu.
“Sudahlah. Mau kalian percaya atau tidak, sekarang tidak masalah. Yang masalah adalah secepatnya bagaimana kita bisa keluar dari situasi ini.“ Gema mendudukkan diri. Bersila. Sekarang dia tak merisaukan posisi duduk karena memakai celana.
“Malam akan lebih sangat berbahaya daripada siang.“ Enrda memasang lagi kacamatanya. “Dan lagi stamina tubuh kita terkuras oleh kejadian tadi. Kita butuh istirahat malam ini.“
“Aku tidak setuju,” bantah Nalendra. Cowok itu sudah berdiri dan bersiap pergi, tapi segera dicegah Gema dengan menarik tangan tuk kembali duduk. “Hey!“ pekik Nalendra.
“Kamu tidak dengar apa yang barusan dikatakan Enrda? Kita semua khawatir di sini. Bukan kamu saja.“
“Bukankah kamu akan bangga telah berhasil melenyapkan Kak Sajani?“
Celaan itu mungkin mutlak jika diberikan pada Cyteria yang dulu. Akan tetapi, yang mengambil alih tubuh sekarang adalah Gema, tentu saja dia takkan berpikir seperti itu. Gema juga yakin, Cyteria yang saat ini juga takkan bahagia karena hal itu.
Gema menyemburkan napas lelah berdebat. Sudah tidak dipercaya tentang dirinya yang asli, kini Nalendra juga tidak percaya jika Cyteria melakukan gencatan senjata. Perlu diapakan anak ini? Perlukah diceburkan ke kolam lele agar nanti bisa dipancing dan digoreng?
“Aku sudah pernah mengatakan hal ini, entah kamu lupa atau memang berniat melupakannya. Tapi kita harus memiliki rencana dan bukannya gegabah. Kalau kamu ingin mati sia-sia bahkan sebelum bisa bertemu duo kakakmu, maka pergilah sekarang juga.“
Nalendra tampak mencureng. Dia membisu dan memalingkan muka. Gema artikan sikapnya itu sebagai kata setuju.
Gema langsung fokus pada Endra. “Apa rencanamu?“
Endra mengembuskan napas. “Melihat kalian tadi menyerang para makhluk dengan sesuatu, yang kurasa itu adalah ketan, berarti kalian sudah tahu kelemahannya.“
“Tentu saja. Kamu pikir aku bekerja di mana selama ini?“
Sikap Nalendra sungguh kekanakan. Ingin sekali Gema mementung kepala Nalendra dengan garpu plastik.
“Ya, kami sudah tahu. Lalu apa?“
Kedua sudut bibir Enrda tertarik ke atas.
***
Bosan, jenuh menunggu up dan pinginnya baca lebih cepat? Jawabannya langsung aja ke Karyakarsa. Mumer, Kawan. Kalah deh kasih ke pengamen jalanan. Jiahaha. Akses seumur hidup. ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Villain?! (TAMAT)
Hài hướcAku, sih, yes kalau dikerubung banyak cogan, tapi BIG NO kalau dikerubung untuk dibunuh! ~Gema Nasib orang kejam pasti dapat karma. Karmanya tak main-main pula. Masuk ke novel buatan sendiri sebagai penjahat yang berakhir mati. Eh, semesta sedang b...