12A

301 39 0
                                    

Jadwal Update per tanggal 18 Maret 2023:
🌟Wattpad: Selasa dan Sabtu
💵Karyakarsa: Setiap Hari sampai tamat


Baca lebih cepat di Karyakarsa sekalian donasi untuk Shima. 😊 Semoga yang berkenan, rezekinya semakin mengalir banyak dan lancar. Aamiin.

Murah, kok, teman-teman. Hanya seharga jajanan anak SD.

***
[Bab 12. Proof It!]

Ingat selalu setiap tindakan memiliki konsekuensi. Maka waswaslah, waswaslah

***

"Kamu kan bisa masak, Cyteria. Maka masaklah demi kelangsungan hidup kita." Gema sudah sangat memohon ditambah nada bayi imut tanpa dosa, tapi memang Cyteria! Gadis itu malah membalas,

"Seratus kali seribu sama dengan tidak mau. Aku tidak sudi harus membuat bekal untuk Enrda jika dengan niat agar bisa mempererat hubungan mereka berdua. Oh, no! Aku bukan mak comblang."

Astaga! Gema pikir ini akan berjalan semudah yang dibayangkannya. Mana dia tahu kalau Cyteria menolak gagasan yang sudah terlanjur diucapkan Gema kepada tiga protagonis kemarin malam.

Kejadian kemarin malam itu seperti ini,

Gema dan Sajani memasuki ruang pertemuan. Aura di sana sedingin kutub Utara. Dan mendadak bak neraka tatkala Papa Wi serta Enrda ada urusan yang harus dibicarakan berdua —tentunya di ruang kerja Papa. Kemudian semakin parah saat Sajani pamit ke kamar Cyteria untuk mengambil minuman yang tertinggal di sana. Aduh, kurang lengkap apa lagi?

Berhadap-hadapan dengan tiga protagonis yang mengancam jiwa membuat Gema tertawa canggung. Harapan agar tawanya ditanggapi tidak jadi kenyataan. Wajah mereka semua sesuram pantat wajan-wajan gosong. Digosok dengan cairan pencuci piring pun sepertinya takkan mempan.

"Kita langsung saja," kata Ishan membuka suara. "Apa yang kamu bicarakan dengan adikku?"

Suara Cyteria mengisi otak Gema. "Wah, ternyata Ishan lumayan juga jika rambutnya diiikat seperti dalam drama kolosal. Bukan begitu, Gema?"

Seperti biasa. Cyteria memang tidak pernah tepat dalam berbicara. Masalahnya sekarang bukan waktunya untuk mengagumi bukan?

Inginnya fokus pada pertanyaan Ishan, tapi memang dasar otak! Bisa-bisanya terpancing omongan Cyteria. Sekarang Gema mulai melihat penampilan Ishan.

"Kamu benar, dia memang keren. Sudah persis tokoh utama dalam sebuah film 'Pendekar Pedang Naga Hijau Lumut Tua.' Rambutnya dikuncir separuh, sedang bagian bawah tergerai. Bahkan posisi memalingkan wajah sambil berdeham itu juga sa—."

"Apa kita bisa fokus?" tanya Ishan sangat kesal. "Caramu menatapku sungguh membuatku tidak nyaman."

Kesadaran menyambar otak Gema. Seketika itu juga dia berseru, "Putih!"

Tiga pasang mata langsung menatap Gema intens lengkap wajah bingung dan sedikit menelengkan kepala.

"M-maksudku adalah ...." Astaga kenapa aku malah terkontaminasi Cyteria. Dasar! Baiklah, waktunya meluruskan. "Aku mengibarkan bendera putih. Yang mana berarti perdamaian. Aku memutuskan untuk berdamai dengan Sajani."

Untuk beberapa saat hanya gemerisik angin yang menerpa tanaman, mengisi ruangan ini. Hingga Eknaht yang memecahkan keheningan itu.

"Dan menurutmu kami akan percaya begitu saja?"

"Akan aku buktikan," sergah Gema cepat. Bagaimana pun dia harus mendapat kepercayaan para protagonis. Masa depan dibunuh harus diubah.

"Dengan cara apa?" Nalendra akhirnya ikut bertanya, mengeluarkan suara. Namun dari semua ekspresi  yang tersaji, Nale agak santai menanggapi perrnyataan Gema.

"Bukankah kalian butuh bukti daripada ucapan basi? Maka besok kalian akan mendapatkan bukti itu."

Begitulah ceritanya. Dan sekarang yang harus dilakukan adalah memasak. Tapi kenapa Cyteria menolak?! Sekarang bagaimana dia melaksanakan misinya?

"Ayolah, Cyteria," pinta Gema menambah daya memelas lemas. "Kamu 'kan pintar memasak, jadi setidaknya buatkan masakan yang paling mudah. Aku tidak memintamu memasak yang ribet."

"Kenapa tidak kamu sendiri saja? Ini idemu, jadi bertanggung jawablah, Bibi Gema."

(TBL/To Be Lanjut)

🌟🌟🌟

Selalu tinggalkan jejak agar Authornya senang. 🥰🥰

 🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Am I a Villain?! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang