35 A

72 13 0
                                    

Bab 35. Berjumpa dengan ....

Ingat satu hal
Gemetar di tangan bukan berarti kamu tengah ketakutan
Karena bisa jadi kamu sebenarnya tengah kelaparan
Maka makanlah sesuatu asalkan bukan menyan

◦•●◉✿ 𝑺𝒉𝒊𝒎𝒂 𝑱𝒊𝒘𝒂𝒏𝒕𝒂 ✿◉●•◦

Gema tersentak. Dilihatnya wajah Nalendra cukup dekat.

“Kamu bangun. Syukurlah.“ Terlihat sekali kalau Nalendra begitu lega.

Gema melihat sekeliling. Alisnya mengerut. Dia berada di lantai dengan lembaran-lembaran buku yang berserakan sebagai alasnya, seakan tempat ini baru saja terkena amukan topan. Rak-rak buku yang tadinya berdiri kokoh, kini sudah berjatuhan layaknya domino.

“Apa yang terjadi di sini?“

Nalendra membantu Gema duduk. “Setelah kamu berhasil mendapatkan buku itu, tetiba angin yang sangat kencang datang mendera dan menghancurkan tempat ini.“

Mengerikan. Bulu-bulu di tubuh Gema merinding. Ternyata sebegitu mengerikan efeknya. Untung pula mereka tidak sampai tertimpa rak buku.

“Tapi lebih dari itu,” lanjut Nalendra, “apakah kamu mendapat petunjuk?“

Gema mengangguk. “Bukan sekadar petunjuk, tapi tempatnya langsung.“ Tatapan gadis itu begitu serius. “Jantung MaJo ada di gudang sekolah, tepatnya di lemari tua. Kita harus bergegas ke sana.“

“Kalau begitu kita tidak perlu memberitahu Enrda?“

“Tidak perlu. Semakin cepat kita menemukan dan menghancurkan jantung makhluk itu, maka kita semua akan selamat.“ Gema melirik ke tangan Nalendra yang masih menetaskan darah. “Beristirahatlah. Atau setidaknya obati lukamu dulu, biar aku saja yang ....“

“Tidak,” tolak Nalendra cepat. “Lukaku bukan apa-apa. Bagaimana dengan keadaanmu sendiri?“

“Bisa kamu lihat aku tidak terluka sepertimu, jadi jangan memaksakan diri. Aku akan pergi sendirian ke gudang.“

Nalendra tidak berkata apa-apa, dan menatap Gema begitu lekat hingga membuat gadis itu tidak nyaman sama sekali.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu?“ tanya Gema.

“Sekarang aku bicara dengan siapa? Cyteria ataukah Gema?“

Tanpa keraguan Gema menjawab, “Tentu saja Gema.“

“Lalu Cyteria? Apa dia baik-baik saja?“

Perkara pertanyaan itu, Gema jadi kepikirkan Cyteria. Benar juga. Ke mana anak itu?

Cyteria, apa kamu bisa mendengarku?“

Empat, lima hitungan, tidak ada sahutan. Timbul perasaan tidak menyenangkan di diri Gema.

Cyteria, aku mohon jawab aku. Cyteria! Jangan tidur ketika aku ingin tahu keadaanmu.“

Masih tidak ada tanggapan. Ya ampun! Apakah benar terjadi sesuatu pada jiwa Cyteria karena memaksa menyentuh buku itu? Tidak-tidak. Buru-buru Gema mengenyahkan pikiran buruk. Tapi ....

“Cyteria sedang istirahat. Kita harus bergegas,” bohong Gema. Sungguh, dia dalam keadaan sangat senewen. Di satu sisi dia memikirkan kalau tidak cepat pergi ke gudang, takut kalau jantung MaJo berpindah tempat. Sementara di sisi lain, Gema sangat mengkhawatirkan Cyteria yang sedari tadi tidak kunjung membalas panggilannya.

Nalendra menyemburkan napas lega. “Syukurlah. Kalau begitu, ayo!“

Dalam benak, Gema tidak henti-hentinya memanggil Cyteria. Kecemasan menggerogoti ketenangannya.

Selasar sepi ketika keduanya berlari melewatinya. Pencahayaan hanya berasal dari terpaan sinar bulan yang berpendar di sela kabut. Gema menyadari satu hal bahwa kabut memang semakin tebal seiring suasana yang semakin mendekati tengah malam.

Tak sampai sepuluh menit, keduanya telah sampai di depan pintu gudang yang—entah bisa disebut beruntung atau tidak—sedikit terbuka. Itu artinya, pintu ini bisa jadi tidak mendapatkan dampak kekacauan dimensi ruang.

Lebih lagi, tidak ada pengikut MaJo di sini. Aneh. Namun, jika mengingat adegan di mana Kesatria mendatangi tempat yang sama pun, tidak ada tanda-tanda kemunculan para makhluk.

◦•●◉✿ 𝑺𝒉𝒊𝒎𝒂 𝑱𝒊𝒘𝒂𝒏𝒕𝒂 ✿◉●•◦

Terima kasih untuk 3,17 ribu pembaca yang memiliki jari baik, yang dengan kerendahan hati telah nge-VOTE cerita ini 🌟

Shima ucapkan banyak-banyak terima kasih. Hati kalian begitu baik, dan semoga terus baik. Sehat selalu untuk kalian. 😘

Untuk yang belum tergerak menekan vote padahal menikmati karya ini, Shima doakan segera sadar. Aamiin. Semoga hatinya tergerak untuk VOTE karena VOTE itu GRATIS, KAWAN.

Vote enggak akan melukai jarimu yang cantik. Jadi vote yuk. Enggak rugi apa pun, kok. 😘

Am I a Villain?! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang