30 B

89 20 0
                                    

Dibukanya buku itu karena penasaran. Dan yang didapat bukanlah isi rangkaian kata yang berisi cerita melainkan umpatan dari ....

"Aku?"

Jelas di sana, akun yang berkomentar dan satu-satunya adalah milik Gema.

@GeGeMi: Kalau tidak bisa menulis, jangan menulis. Biar sampah literasi gak makin banyak.

@GeGeMi: Ampun, deh! Buang-buang waktu saja membaca cerita ini.

@GeGeMi: Ceritanya norak banget. Ampas!

@GeGeMi: Plot hole di mana-mana. Mau budidaya kebodohan, lo?!

Astaga. Gema baru sadar kalau ketikan komentarnya sungguh sangat sadis. Ke mana dulu hatinya saat mengetik ini? Kenapa semua cacian itu tak diingat Gema?

"Jejak digital sangat berbahaya. Semua keburukanku terpampang nyata, sementara data di otak hilang tak menyisakan ingatan tentang tindakan buruk ini."

Bagai membawa kabel, Gema merasa tersengat. Buku itu jatuh ke bawah. Terbuka pada satu halaman kosong, yang kemudian bersinar dan menerpa mata Gema. Gadis itu melindungi mata dengan kedua lengan yang bersilang.

Ingatan demi ingatan membuka pikiran Gema. Merasuk masuk, menyadarkan milik siapa komentar-komentar itu diberikan.

@TegakBersambung. Pemilik akun itu men-tag Gema di salah satu karyanya. Itu sebabnya Gema meluncur ke akun milik @TegakBersambung dan mendapati karya yang berjudul super panjang tadi.

Dari judulnya, Gema seketika malas membaca. Tapi melihat pembacanya begitu banyak, mencapai ratusan ribu, dia penasaran seberapa bagus ceritanya.

Hasilnya sama seperti judul. Membuat Gema pening dan ingin muntah. Gadis itu yakin kalau pemilik akun adalah penulis baru. KBBI tak dibutuhkan, Puebi diabaikan dan mungkin dibuang ke balik punggung, serta riset ala kadar alias mengandalkan kehaluan mutlak. Bodoh amat dengan logika cerita.

Awalnya, Gema berkomentar biasa:

@GeGeMi: Meski disebut fiksi, bukan berarti tidak mempedulikan logika. Semua butuh riset. Aku kasih yang simple aja. Anak SMA tahun 90-an tidak akan mengenal namanya ponsel layar sentuh. Itu masih dilingkup setting waktu. Lantas bagaimana jika seseorang yang disebut Sultan, malah menyapu istananya sendiri. Kira-kira dia bisa disebut sultan atau justru pembantunya? Semacam itulah yang disebut butuh logika. Genre fantasi juga tidak serta merta membuang logika. Jadi jangan cepat berdalih karena fantasi tidak membutuhkannya.

Sayang komentar itu dibalas—meski bukan penulisnya—tak menyenangkan.

@NgeyelBanget: @GeGeMi Apa sih?! Sok banget. Fiksi ya fiksi. Terserah dong artinya. Namanya juga halu. Kalau gak suka ya jangan baca. Heran sama orang kayak gini-gini. Pembacamu sedikit ya makanya ngomentarin karya orang lain. Sono pergi aja ke laut deh! Bau amis tahu. #candairi

Dari komentar itulah, Gema seketika menjual hatinya dan mengabaikan perasaan orang lain. Membalas komentar dengan tak kalah sadis. Lupa kalau penulis karya tidak ada sangkut pautnya.

Ingatan kembali bergulir. Kali ini Gema mengingat isi ceritanya. Benar. Di dalam karya ini, MaJo menjadi antagonis alias penghalang bagi Kesatria, nama pemeran utama mencapai tujuan hidup damai selamanya. Bersama empat teman lainnya, Kesatria berhasil membinasakan MaJo dengan merusak kalung berbentuk tengkorak. Sebab benda itu adalah jantung asli MaJo—yang sengaja diubah bentuk untuk mengecoh Kesatria.

Sebuah tangan terulur, menarik bahu Gema pelan, membuatnya sadar.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Nalendra. Gema menggeleng tak yakin. Pikirannya seakan masih tertinggal.

"Tadi tempat ini berubah menjadi daerah bergelombang dan lentur. Persis seperti berjalan di adonan cilok yang tengah diuleni. Kamu yakin tidak apa-apa?"

Gema tidak mengacuhkan penjelasan Nalendra. Yang dia pikirkan adalah kalung berbentuk tengkorak. Di mana Kesatria menemukannya? Itu dia informasi yang tidak ada di otaknya. Tahu-tahu Kesatria berhasil menghancurkannya.

***

Bantu Gema, Kawan. Kira-kira di mana, ye, dia menemukan kalung itu?

Yuhuu Shima enggak akan bosan tuk bilang bahwa karya ini bisa banget dibaca secara full di Karyakarsa. Modal 4 K aja bisa dapat 3 Bab yang setara 9 Bab di Wp. Jadi enggak perlu menunggu dengan sabar berminggu-minggu. Langsung capsuus.

Muehehe.

Am I a Villain?! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang