16 C

233 29 7
                                    

Aku cinta kepadaku. Aku rindu ululu nyanyi ini guys. Wkwkwk. Dah, selamat membaca. Selamat hari Selasa Ceria. Semoga hari ini ada kabar baik untuk kita semua. 🥰🥰

***

"Sejauh mana kamu mengetahui tentang ibuku?"

Meragu untuk sesaat. Gema memikirkan jawaban yang bisa memuaskan Eknaht tanpa mengusik kegilaannya. Agak sulit karena ini harus jujur.

"Sampai alasan kenapa ibumu berada di sana."

"Di mana maksudmu?"

"Kamu tahu itu di mana. Apa perlu aku perjelas hingga membuatmu malu lalu marah padaku?"

"Kenapa aku harus malu? Memang di mana sekarang ibuku berada?"

Anak ini benar-benar, geram Gema. Lantas menarik tangan Eknaht dan menulis kata 'Jail' di lengannya.

"Puas?"

"Bagaimana kamu tahu? Dengan membayar seseorang untuk mencari tahu?" Sempat ada kilat tak suka dari mata Eknaht. "Atau kamu bertindak sendiri?"

Gema menggeleng. "Pilihan pertama. Aku meminta seseorang untuk mengumpulkan informasi. Kami tidak pernah bertatap muka. Hanya berinteraksi lewat sambungan telepon."

Semoga Eknaht percaya dengan bualan Gema. Semoga saja otak cerdasnya bisa dibohongi.

Eknaht tertawa mengejek. "Luar biasa. Ceritamu seperti sebuah novel yang pernah kubaca."

"Aku sudah berkata jujur. Masalah kamu percaya atau tidak, itu terserah padamu. Jadi sekarang boleh aku pergi?"

Waktu bergulir, dan Eknaht tidak kunjung menjawab. Lelaki itu tampak asik dengan kudapan durian.

"Ah, sudahlah!" Gema memutar mata dan badan. Sudah siap beranjak, tapi sekali lagi urung karena sebuah cengkeraman berhasil menghentikan. "Apa lagi?!"

Kertas bon diselipkan ke telapak tangan Gema. Dengan santai Eknaht menambahkan keterangan bahwa Cyteria yang harus membayarnya.

"Terima kasih untuk traktirannya."

"Apa kamu perlu bantuan dalam hal balas dendam?" Suara Cyteria terdengar sangat marah. "Aku bisa memukul kepala lelaki ini dengan kulit durian. Bagaimana?"

"Jangan katakan atau lakukan hal yang mengerikan seperti itu."

"Setidaknya biar dia tidak kurang ajar. Kamu tinggal bilang saja biar aku yang bereskan."

Gema mengembuskan napas. Tidak Eknaht, tidak Cyteria, keduanya sama-sama tempramental. Pantas saja mereka semua mati muda.

"Eh, kamu lupa siapa yang membuat karakterku seperti ini?" sindir Cyteria seraya mencebik.

Baiklah, baiklah. Gema kalah lagi. Ini semua salahnya. Ya, semua salahnya.

Bon dibaca. Mata Gema seketika membulat sempurna. Mendadak dia terserang asma dan jantung lemah.

"MAHAL SEKALI!" Pandangan mata Gema beralih menatap Eknaht.

Eknaht mengangguk, mengiakan. "Itu memang harganya."

"Memang anak SMA mana yang punya uang satu juta di dompetnya, huh?!" Gema terus ngedumel. Tidak habis pikir bahwa anak di depannya memiliki otak yang tidak waras.

Cyteria kembali berbicara. "Itu aku, Gema. Tengok dompetmu. Ada ATM dari Papa Wi yang isinya lima juta."

Ha? Astaga! Gema lupa. Benar. Dia pernah menuliskan uang saku Cyteria adalah lima juta per hari. Ingat! Per hari. Yang mana mustahil bagi Gema untuk mendapatkan uang saku sebesar itu.

Gema menelan rasa malu. Dia segera keluarkan dompet dan berjalan menuju penjual dengan terus menunduk.

"Saya mau bayar, Pak," katanya lesu.

⭐⭐🌟

Ngobrol2 kapan ye ane juga dapat uang saku 5 Jeti per menit. PER MENIT. wkwk

Karya ini sangat bisa dibaca di Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karya ini sangat bisa dibaca di Karyakarsa. Cari saja akun Shimajiwanta. Jika ingin mendapat harga murah meriah semurah kerupuk, pilih paket-nya aja.
Awok.

Murah banget guys cuma 10 Kakoin per Babnya.

Am I a Villain?! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang