Gema pegang kedua lengan Nalendra dan menatap serius. "Cara untuk menghancurkan MaJo adalah dengan menemukan jantungnya. Jantung MaJo tidak berupa jantung, tapi berupa kalung berliontin tengkorak. Kita harus menemukannya dan langsung hancurkan." Kata-kata itu dikeluarkan mantab tanpa keraguan.
"Bagaimana kamu tahu?" Hanya saja Nalendra sepertinya enggan percaya begitu saja.
"Dari buku ...," Gema menunjuk ke arah bawah, tapi buku tadi ternyata tidak di sana melainkan menghilang. Tentu Gema sadar bahwa buku itu bukan buku biasa. Sejak merasa tersengat, lalu muncul cahaya, jelas sekali itu benda ajaib. Dan perkara itu juga, dia diserang ingatan dari kehidupannya.
Segera dia singkirkan kemelut dan fokus kembali ke tema utama. "Kita harus segera menemukan kalung itu sebelum MaJo memakan para jiwa dan kita gagal menyelamatkan mereka. Jika kamu tidak percaya, terserah. Masalah dari mana aku tahu itu, buku yang tadi ada di sini, tapi sekarang menghilang. The end." Gema melewati Nalendra begitu saja. Menuju pintu, menggeser meja lagi.
"Aku merasa perkasa karena sering angkat beban." Gema melucu untuk dirinya sendiri. Tak apa jika tak ada yang menanggapi candaannya.
Nalendra membantu. Dia memimpin memegang gagang pintu. Tahu-tahu tangan Gema bergerak mengambil beberapa bulatan lemper dan diberikan pada Nalendra.
"Bilang, bagi dua untuk jaga-jaga," kata Cyteria tidak dengan suara lahiriah.
"Kenapa tidak kamu bilang sendiri?"
"Malas. Sudah berikan."
Gema tidak memiliki firasat aneh, sampai ketika Nalendra sudah melewati pintu, Cyteria menutup dan menguncinya dengan penggaris yang diselipkan ke handle. Langkah cepat selanjutnya, gadis itu memecahkan kaca jendela. Gema cukup terkejut dengan perbuatan Cyteria yang super kilat, sampai dia tidak bisa berkata-kata.
Cyteria melompati jendela, mendarat di atas pecahan kaca, berlari sekuat tenaga ke arah kanan. Gema mencoba menghentikannya, tapi sia-sia seolah tenaganya terserap seluruhnya untuk Cyteria.
"Kita akan selamat, Gema." Tegas Cyteria berkata.
"Ta-tapi kita harus menyelamatkan semua orang, Cyteria!"
"Untuk apa? Pembunuh seperti mereka memang ditakdirkan mati. Itu hukuman yang pantas."
Gema tidak percaya. Dia pikir Cyteria akan memaafkan perbuatan dari masa lalu yang nanti memiliki kemungkinan menjadi masa depan.
"Tidak, Cyteria, aku mohon. Banyak jiwa-jiwa yang tidak bersalah di dalam sana."
"Aku tidak peduli. Sama seperti mereka yang tidak peduli dengan kematianku."
Untuk kesekian kalinya, Gema merasa menyesal telah membuat cerita ini memiliki alur tragis. Cyteria menjadi sosok pendendam dan sulit memaafkan. Rasa sakitnya karena terkhianati begitu dalam dan sulit disembuhkan.
"Aku mohon, Cyteria. Kita bisa mengubah benci jadi kasih. Tak ada yang mustahil."
"Diamlah. Terlalu memuakkan mendengar hal bijak dari mulutmu, Gem. Kamu sendiri adalah pem-bully di sosial media. Menurutmu seberapa sakit orang yang membaca semua komentarmu itu?"
Gema termenung. Jutaan penyesalan menghantam hatinya. Kecerobohan, ketidaksabaran, dan mudah terprovokasi perkara tajamnya mulut netizen, menjadikan Gema buta akan sifat memanusiakan manusia.
"Aku yang salah, Cy. Jadi aku mohon hukum saja aku."
"Sedang kuhukum. Hukumanku adalah kamu akan mati dalam pelukan penyesalan. Mungkin nanti jika kamu mati, kamu akan berubah menjadi hantu penasaran. Jangan ganggu aku kalau itu terjadi. Sebab aku akan membunuhmu dua kali."
Kebencian bergolak dalam diri Cyteria. Gema bisa merasakan itu. Dia pasrah. Menyerahkan semua keputusan pada gadis ini. Meminta maaf pada semua karakter yang pernah dibuat. Meminta maaf karena tidak bisa menyelamatkan mereka.
Gema pantas dihukum. Dia menerimanya. Tapi sungguh masih tak rela jika semua orang terkena imbasnya. Gema merasa dirinyalah yang monster bukan MaJo. Ya, dirinyalah monster yang sebenarnya.
Gerbang sudah kelihatan di depan mata. Para pengikut MaJo berseliweran. Dan mungkin karena mendengar derap kaki berlari, perhatian mereka tercuri oleh asal suara. Awalnya satu yang mengikuti. Kemudian semakin banyak dan mengejar Cyteria.
Jantung sudah bertalu-talu. Tenaga sudah nyaris habis terkuras. Cyteria memaksakan dan menghabiskan sisa tenaga.
"Biarlah kalaupun tidak berhasil keluar," katanya. "Setidaknya kita semua mati sama-sama."
Gila. Kata itu sangat cocok disematkan untuk Cyteria. Gema langsung paham niat Cyteria.
Menuju gerbang, menyelamatkan diri sendiri. Kalau tidak selamat setidaknya dia tak sendiri. Itu lebih baik daripada mati kesepian, sementara yang lainnya bahagia melanjutkan hidupnya.
Kurang beberapa meter. Suara seruan memanggil Cyteria terdengar dari belakang. Tanpa menoleh, Gema sudah tahu siapa si pemanggil.
Nalendra. Lelaki itu sepertinya berhasil keluar dan menyusul.
Tiba di gerbang, baru menyentuh jerujinya, tubuh Cyteria seketika terpental dan mengarah pada ... para makhluk!
***
Yuhuuu para pembaca setia karya Shima. Siapa, nih, yang mau baca AIAV full secara GRATIS di Karyakarsa? Ngacuuung! 😆
Shima kasih kabar baik. 🔥
Sebagai perayaan akhir tahun, Shima mau ngadain giveaway untuk satu pembaca beruntung.
Caranya gampang banget. Cukup share cuplikan AIAV dalam bentuk video ke salah satu sosmed milik kalian. Siapa yang paling banyak mendapat like, maka dialah PEMENANGNYA. Dan berhak atas membaca AIAV full di Karyakarsa.
🎉🎉🎉
YUK. Dimulai dari sekarang sampai tanggal 31 Desember 2023.
Kumpulkan screenshot jumlah like di postingan kamu pada tanggal 31 Desember 2023 paling akhir Pukul 23.59 WIB, ke akun Instagram
👇👇👇shima_jiwanta
👆👆👆
Shima tunggu ya ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Villain?! (TAMAT)
HumorAku, sih, yes kalau dikerubung banyak cogan, tapi BIG NO kalau dikerubung untuk dibunuh! ~Gema Nasib orang kejam pasti dapat karma. Karmanya tak main-main pula. Masuk ke novel buatan sendiri sebagai penjahat yang berakhir mati. Eh, semesta sedang b...