27 B

104 26 0
                                    

Up lagi guys. Sesuai janji. Jadi ayo vote, vote, vote. Enggak komen enggak apa-apa, yang penting jangan lupa vote.

🌟🌟🌟

"Dalam berkas informasi, pengikut MaJo bisa dimusnahkan dengan ketan. Entah itu olahan atau masih bentuk beras, selama itu adalah ketan, maka efek tubuh korban selamat tanpa membuatnya tewas. Masalah yang sekarang kita hadapi, apa informasi itu akurat? Bagaimanapun juga, pengikut MaJo tidak benar-benar monster. Mereka seperti sebuah cakang kosong yang diisi roh lain."

"Jadi bisa dibilang sama dengan kesurupan, kan?" Cyteria muncul dalam benak. "Lalu apa itu berarti jiwa mereka bisa kembali ke tubuh setelah dimakan MaJo?"

Benar juga. Mesti ditanyakan kepada Nalendra.

"Aku mau tanya. Jadi selama tubuh manusia itu utuh, roh yang dimakan MaJo akan selamat?"

"Benar. Sekarang, MaJo masih mengumpulkan makanannya. Jiwa-jiwa yang diambil dimasukkan ke dalam wadah yang dibuat MaJo itu sendiri. Yang pada bulan purnama akan dilahap secara bersamaan. Saat itulah, meski tubuh manusia masih ada, mereka mati. Tidak tertolong."

Otak Gema lagi-lagi merasakan pernah mendengar informasi tentang MaJo, tapi dia lupa di mana? Memaksa mengingat tetap nihil.

"Jadi senjata yang kita butuhkan adalah ketan. Benar begitu?" Lebih baik mengalihkan dengan apa yang akan dilakukan sekarang.

Kali ini Nalendra tidak membantah. Tanggapan ini memicu kerja otak Gema, mengaktifkan kecerdasan mencari solusi.

"Kalau begitu, bukannya lebih baik kita pergi ke kantin? Seingatku ada kue lemper yang terbuat dari ketan di jual di sana. Setidaknya jika kita ingin menyelamatkan orang lain, kita butuh senjata untuk melawan musuh. Kita bukan orang bodoh yang mau masuk jurang tanpa persiapan."

Keseriusan di wajah dan ucapan Gema sepertinya membuat Nalendra percaya. Dia setuju pergi ke kantin, mengumpulkan senjata untuk menyerang sekaligus melindungi diri.

"Karena kamu sudah setuju, sekarang kita buat rencana menuju kantin. Jalan paling cepat melalui koridor." Gema menghentikan ucapan. Menunggu respons Nalendra.

"Tapi itu sangat berbahaya."

"Kita tidak punya pilihan lain jika ingin langsung ke kantin. Ini adalah kelas 10-4." Gema menunjuk, Nalendra mengikuti arah yang ternyata adalah mading bertuliskan X-4. "Dari sini ke kantin berjarak sepuluh kelas dengan pemisah dua tangga, serta dua lift. Kalau kita mencoba jalan aman dengan melewati pintu, kita tidak akan tahu kapan akan sampai ke sana."

Detak jam di dinding mengisi ruangan. Gema menunggu dengan sabar. Dilihatnya Nalendra mengelus dagu yang gersang.

"Lantas bagaimana cara kita bisa melewati pengikut MaJo jika kita bertemu mereka di koridor?"

"Menggunakan meja sebagai tameng?"

"Itu tidak efektif."

"Ya, selama kita tidak bersuara."

"Dengar." Nalendra mengembuskan napas. "Ketika MaJo berevolusi, maka pengikutnya pun akan ikut berevolusi. Suara sekecil derap kaki pun, sekarang bisa mereka dengar."

"Cari aman saja, Gem." Cyteria kembali terdengar. "Aku tahu kamu ingin cepat mengambil sebanyak mungkin lemper, dan menggunakannya sebagai senjata untuk menyelamatkan semua orang. Tapi kamu lupa, resiko mati jika kamu salah asumsi."

"Tapi kita juga diburu waktu. Jika sampai MaJo berevolusi semakin cepat hingga level maksimal .... kita ta-mat."

"Kalau begitu kenapa kalian tidak berpencar?" Cyteria berucap lantang, menggunakan suara lahiriah.

Usulan Cyteria masuk akal. Kenapa tidak begitu. "Bagaimana manurutmu, Nalendra?"

Langsung Nalendra menolak. "Tidak bisa. Kita harus terus bersama."

"Berpencar akan mengurangi resiko."

"Lalu kamu akan memilih koridor? Lalu bertemu pengikut MaJo? Tidak bisa."

Ya, ampun. Gema tidak suka perdebatan yang dicampur dengan perasaan. Kalau begini logika jelas kalah.

"Lantas apa maumu?" Pada akhirnya Gema pasrah dengan keputusan Nalendra.

"Kita tunggu sampai pintu itu terhubung ke kantin."

Ha? Itukah ide briliant Nalendra?

🌟🌟🌟

🌟🌟🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Am I a Villain?! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang