Teruntuk kalian yang baca cerita ini, aku nggak mempermasalahkan kalian mau vote atau enggak. Kalau di vote aku bersyukur, enggak juga nggak masalah karena aku sadar diri ceritaku nggak sebagus karya lain.
Tapi aku bakal ngamuk kalau ceritaku diplagiat.
Tinggalkan apabila tidak suka tanpa meninggalkan hate comment.Terimakasih. Salam Kiki.
Minggu sore yang indah untuk menikmati senja, apalagi sembari menatap gadis pujaan seorang Xevano Altraksa Deveran. Suara omelan dari Ayyara, seakan menjadi alunan musik romantis sore itu.
Altra tersenyum manis sembari menompang dagu. Menatap gadis di seberang rumahnya, yang tengah fokus mengerjakan tugas sekolah. Hingga tak menyadari ada sosok tengil sedari tadi menatapnya sejak 1 jam yang lalu. Keduanya sama-sama berada di balkon kamar mereka sendiri.
Altra merogoh ponselnya, dan mengirimkan beberapa pesan singkat untuk Nurani. Setelah memastikan pesan itu terkirim dengan benar, cowok itu kembali memasukkan ponselnya di saku celana, dan kembali menatap Nurani penuh senyuman seperti tadi.
Nurani Nainna adalah seorang gadis cantik, pendiam, dan sangat sopan. Hal itu lah yang membuat banyak cowok ingin mengenalnya lebih dekat.
Namun sayang, gadis manis itu sangat sulit untuk didekati, termasuk Altra yang statusnya most wanted di sekolah, beberapa kali cowok itu ditolak saat menyatakan perasaannya.
Namun bukan Altraksa namanya, jika ditolak langsung mundur, baginya ketampanan yang ia miliki akan sia-sia jika Nurani saja tak mau dengannya.
Suara notifikasi pesan, membuat gadis itu menjeda kegiatan menulisnya, ia segera meraih ponsel yang tergeletak di atas meja, dan segera membukanya. Barangkali ada yang penting.
Nurani mengkerutkan dahinya, saat medapati pesan tersebut, perasannya mendadak mulai tak enak.
Dengan gerakan slowmotion, gadis itu mendongakkan kepalanya dan mendapati Altra yang tengah mesam-mesem menatapnya.
Gadis itu meringis, saat Altra memberi sebuah finger heart untuknya.
"I love you!" teriak Altra dari balkon rumah.
Buru-buru gadis itu menata bukunya sebelum Altra melontarkan kata-kata keramat yang membuatnya malu.
"Eh ... lah kok, mau kemana?" tanya Altra saat melihat Nurani yang mendadak tergesa-gesa.
Tanpa menjawab pertanyaan Altra, gadis itu segera lari masuk ke dalam kamar, dan menutup pintunya rapat-rapat.
Hal itu membuat Altra menjadi murung, ia jadi nggak mood menikmati senja yang dinanti sedari pagi.
"Padahal gue udah mandi loh, udah pakai skincare juga, parfum sebotol gue siram semua. Eh, tapi bo'ong deng."
"Ya ampun Altra! Lo juga ngabisin parfum gue?!Bener-bener ya lo! Dasar bocah ganjen, nggak modalan!" teriak Ayyara dari luar kamar, hal itu membuat Altra seketika tersentak kaget.
"Mati gue!" gumam Altra, lalu segera masuk ke dalam kamar, berniat untuk mengunci kamar supaya kakaknya tak bisa masuk ke dalam.
Namun sayang, Ayyara terlebih dahulu sampai dan membuka pintu kamar Altra. Hal itu membuat Altra yang ada di baliknya terbentur pintu cukup keras.
Brakk
"Anjing! Arrghh...."
Altra terjatuh hingga bokongnya menyentuh lantai.
Bukannya segera ditolong, Ayyara justru segera menutup mulutnya untuk menahan tawa.
"Lo bisa nggak sih ketok dulu pintunya!" omel Altra sembari mengusap dahinya.
Ayyara yang mendengar itu, langsung berkacak pinggang, niatnya ingin mengomeli sang adik justru sebaliknya
"Heh, kok lo jadi yang ngomelin gue?! Nih lo liat, parfum, skincare, sabun cair gue abis pasti gara-gara lo kan?!" ujar Ayyara sembari menunjukkan botol parfumnya yang telah habis.
Cowok itu tergagap, dan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lo tau nggak?! Gue beli ini harus nabung dulu! Terus lo seenaknya ngabisin gitu aja?!" geram Ayyara, dan tak segan menjewer telinga adiknya.
"Awhh ... ya maaf, tadi kan gue udah ijin terus nggak lo jawab akhirnya gue jawab sendiri," pekik Altra sembari berusaha melepaskan jeweran sang kakak
Ayyara menggertakkan giginya, menahan hasrat untuk menggantung Altra di tiang jemuran sekarang juga. Sesaat sudut bibirnya tertarik ke atas ketika mendapati beberapa lembar uang di meja belajar Altra.
"Jangan senyum-senyum gitu, masih cantikan Nurani," ungkap Altra.
Ayyara menatap datar adiknya, lalu kembali tersenyum manis, dan berjongkok menyamai posisi Altra.
"Kam habis dapet uang bulanan kan?" tanya Ayyara sembari tersenyum manis yang bagi Altra sangat mengerikan.
"Ja-jangan diambil! Itu buat beli lonte," ucap Altra.
"Heh?!" sentak Ayyara melotot galak.
"Lontong sate maksudnya," terang Altra menatap takut Ayyara.
"Pokoknya gue nggak mau tau, lo harus beliin barang-barang gue yang udah lo abisin!" tekan Ayyara.
"Tapi-"
"Oh yaudah kalau lo nggak mau, ucapin selamat tinggal sama boneka kambing lo yang ada di kasur, bentar lagi mau gue kiloin buat beli parfum!" ancam Ayyara memotong ucapan Altra.
Hal itu membuat Altra seketika membelalakkan matanya.
"Ancaman macam apa itu? Nggak asik banget!" ujar Altra. Cowok itu menghela lesu napasnya. "Yaudah, ntar gue beliin. Tapi bantuin gue biar bisa nge-date sama Nurani, oke?"
Ayyara mencibir pelan. "Terserah."
Gadis itu kembali berdiri, dan berniat beranjak dari kamar Altra.
"Eh, Kak!" panggil Altra.
"Apaan?" tanya Ayyra menatap datar adiknya.
"A'al laper, buatin susu ya?" ucap Altra kembali ke mode manja.
Ayyara terkekeh, lalu mengusap kepala Altra dengan gemas.
"Mau bobok?" tanyanya berubah menjadi hangat.
Altra mengangguk, lalu tersenyum manis.
"Masih sore, kerjain PR nya dulu terus tidur, nanti gue buatin susunya," ucap Ayyara, lalu tangannya mencubit pelan pipi Altra.
"Oke siap!" seru Altra, lalu mendorong tubuh Ayyara supaya keluar dari kamarnya.
"Beneran belajar!" ujar Ayyara.
"Iya-iyaa, yaudah gue tutup dulu ya pintunya, daaah ...."
Cowok itu segera mengunci pintu kamarnya dan berlari menuju ranjang.
"Keluar juga tuh Lampir," gumam Altra sembari mengibaskan tangannya, ia melirik laptopnya yang masih ada di atas ranjang.
"Saatnya lanjutin episode Sugiono!"
🐑🐑🐑
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Teen FictionEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...