🐑 4

4.5K 130 206
                                    

Di dalam ruang perpustakaan yang minim penerangan, gadis berambut sepunggung tengah bersembunyi dibawah meja sesuai arahan Altra. Gadis yang tak lain adalah Nurani.

Ia memejamkan matanya, sembari terus berdoa agar Altra dan yang lainnya selamat dari penyerangan yang dilakukan sekelompok orang bersenjata.

"Tunggu, kok gue jadi ngawatirin dia?" Gumamnya pelan dan mengusap dahinya yang masih terasa nyeri karena terpentok pinggiran meja. "Kayanya otak gue kegeser dikit deh."

Cklek


Perasaan Nurani mendadak kalut saat mendengar pintu perpustakaan dibuka, pandangannya jatuh pada sepasang kaki dibalut sepatu kotor, dan kaos kaki yang terlihat basah, ah iya ... satu lagi, kakinya yang berkulit putih terlihat mengeluarkan darah.

"Nur ... tolong ...."

Nurani menutup mulutnya, bulu kuduknya berdiri sejak sosok itu datang.

"Laper ...."

"Ja-Jangan makan, gue kurus!" Nurani bergumam pelan.

Sosok itu membungkukkan tubuhnya untuk mengintip Nurani yang masih sembunyi di bawah meja.

"Aaaaa ... Altraaa tolongg!" Nurani berteriak histeris, saat sosok berambut panjang yang menutupi wajahnya muncul tepat di hadapannya.

Ia mengambil buku yang terjatuh di sampingnya dan memukul sosok misterius tersebut begitu keras.

Plakk!

"Huaaa ... muka gue!" Sosok itu terjungkal sembari meraung keras.

🐑

Di tempat lain, semua orang yang ada di halaman SMA Merpati, dibuat tercengang saat Stella terjatuh tepat di atas Altra dengan bibirnya saling tertempel sempurna.

Kedua tangan Altra bahkan menahan pinggang ramping Stella dan juga kepalanya.

"Lindungi mata hamba Ya Allah," gumam Alatas sembari menutup kedua matanya.

"Wah! Nggak usah betah-betahan gitu dong!" ujar Genta sembari menggelengkan kepalanya.

Mendengar itu, membuat Altra langsung tersadar dan mendorong tubuh Stella agar menjauh.

"Berani banget lo kesini!" bentak Altra pada Stella. Cowok itu kembali berdiri sembari mengusap bibirnya dengan kasar.

"So-Sorry, gue-"

"Lo nggak denger arahan temen-temen gue?! Diem di kelas!" potong Altra dengan nada tinggi.

"Al, jangan dibentak!" peringat Genta, cowok itu paling tak suka mendengar perempuan dibentak, meskipun perempuan yang ia benci sekalipun.

Altra membuang napas kasar, matanya masih menyorot tajam ke arah Stella, yang tak berani menatapnya.

"Wah ... jadi ini cewek lo? Cakep juga!" celetuk Frada, dengan pandangan sayu, ia melangkah hendak mendekati Stella yang ada di samping Altra.

"Cocok nih kalau buat taruhan, udah lama juga kita nggak balapan," lanjutnya.

Altra langsung menarik tangan Stella, agar bersembunyi di belakang punggungnya, mata tajamnya beralih menatap Frada.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang