Di sebuah halaman rumah bernuasa kelabu, terlihat Arshan yang baru saja keluar dari mobil sport-nya. Seperti biasa cowok itu baru saja menghabiskan waktu malamnya jika libur sekolah, dan kembali pulang saat pagi telah tiba.
Pandangan Arshan terpaku pada sebuah mobil sedan yang terparkir di depannya. Menyadari siapa pemiliknya, membuat kedua tangan cowok itu mengepal kuat dan langsung beranjak masuk ke dalam rumah.
"Kamu mau ngapain ke sini lagi? Arshan nggak butuh orang kayak kamu!" Suara parau dari seorang wanita yang berada di dalam ruangan, membuat Arshan menghentikan langkahnya.
"Dia anakku, salah kalau aku mau ketemu Arshan?!"
"Kamu cuma bisanya bikin dia sakit hati, kamu selalu manjain anak kamu yang lain, sampai kamu lupa Arshan juga anak kita!"
"Kamala! Sekali aja kamu ngertiin aku, bisa?!"
"Apa bagi kamu tujuh belas tahun tanpa status, masih kurang buat aku ngertiin kamu?!"
Brakk
Pintu yang tertutup rapat itu akhirnya terbuka lebar setelah ditendang Arshan dari luar membuat kedua orang yang ada di dalamnya terkejut. Pandangan cowok itu beralih menatap seorang pria berkemeja hitam yang berada di samping ibunya.
"A-Arshan ka--"
"Mau apa anda ke sini lagi?!" potong Arshan dengan nada tinggi.
Pria itu kembali tersentak, saat suara yang jarang keluar dari mulut cowok itu, kini menggema di telinganya.
"Siapa yang suruh anda ke sini?!"
"Arshan, ayah mau ketemu kamu," jelas pria itu dan hendak memeluknya. Namun dengan cepat Arshan langsung menepis kasar tangannya.
"Ayah?" Arshan tertawa hambar. "Ayah saya sudah lama mati."
Kamala yang ada di samping putranya, lantas meraih lengan putranya. "Arshan, mau gimana pun dia Ayah kamu, Sayang."
Arshan menggeleng, matanya menyiratkan penuh kebencian. Ia tak akan sudi menganggap pria itu sebagai ayahnya.
"Arshan, tolong maafkan a–"
"Lebih baik anda meminta maaf pada wanita itu! Karena anda sudah mengkhianati wanita baik seperti dia," potong Arshan yang kini berusaha mengontrol emosinya.
"Anda tidak pernah tahu, seberapa takutnya saya, jika Altra membenci saya karena masa lalu anda." Arshan mengepal kuat kedua tangannya saat dadanya kembali terasa sesak. "Kalau dia tahu saya anak hasil hubungan gelap ayahnya."
Hati Vano seketika merasa nyeri saat putranya mengatakan kalimat yang baru saja dilontarkan, air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya luruh seketika.
"Tolong, jika tidak mau keluarga anda hancur, jangan temui kami lagi." Cowok itu kembali mendongakkan kepalanya.
"Pergi." Arshan menunjuk pintu rumahnya yang masih terbuka lebar pada Vano.
Melihat putranya yang telah berada dipuncak emosi, Kamala segera mengkode Vano untuk segera pergi. Namun pria itu justru menggeleng.
"Van! Tolong jangan memperumit masalah!" ujar Kamala sembari menahan lengan Arshan.
"Pergi, Bajingan!" teriak Arshan lalu mendorong tubuh Vano hingga keluar dari dalam rumah.
"Arshan!" pekik Kamala. "Dia ayah kamu!"
Cowok itu menoleh menatap ibunya. "Kalian berdua bukan orang tua saya!"
🐑
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Genç KurguEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...