Siap membaca? Kalau enggak langsung stop aja. Saya nggak maksa.
Happy reading⚘
"Altraa!"
Stella meraung setelah tiba di pintu UGD bersama Marco yang menjemputnya. Perempuan itu bahkan hampir nekat untuk masuk ke dalam jika Marco tak mencegahnya.
"Gue mau ketemu Altra sekarang, dia kesakitan di dalam!" teriak Stella berusaha melepaskan tangannya yang ditahan oleh Marco.
"La, para medis lagi nanganin Altra! Dia pasti nggak akan kenapa-napa!" ujar Marco.
"Altraa ...." Stella terduduk lemas sembari mencengkram rambutnya. Pikirannya semua hanya tentang Altra yang berjuang hidup di dalam sana.
Tak lama kemudian, Lusiana dan Ayyara tiba dengan wajahnya yang penuh ketakutan sama seperti Stella.
"Stella, Altra di mana? Dia nggak kenapa-napa kan? Mama mau ketemu sama dia!" ujar Lusiana di tengah isakkannya.
"A-Altra masih di dalam, Tante," sahut Marco.
Cowok itu menatap pintu UGD dengan perasaan hampa. Ia sangat benci pada Altra, tapi melihat keluarganya yang begitu kacau, membuat Marco menaruh harapan banyak tentang keselamatan Altra.
Lusiana tersedu. Wanita itu bahkan tak bisa menyeimbangkan tubuhnya untuk tetap berdiri. Hal itu membuat Ayyara menuntunnya untuk duduk di kursi tunggu.
"Mama ... Mama tau kan kalau Altra anaknya kuat? Jadi Mama harus yakin kalau Altra nggak akan kenapa-napa," ucap Ayyara meskipun ia sama takutnya dengan mereka.
Tak lama, pintu UGD terbuka. Membuat mereka yang berada di luar tergopoh-gopoh menghampiri sang dokter.
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Lusiana terdengat parau. "Dia baik-baik saja kan?"
"Suami saya nggak kenapa-napa kan, dok?!" Stella ikut menimpali.
Sedangkan Marco dan Ayyara, hanya diam dengan wajah penuh harap pada dokter William yang terlihat muram.
"Begini, luka parah di sekujur tubuh saudara Altra membuatnya banyak kehilangan darah, apalagi kami menemukan racun di dalam tubuhnya. Yang kedua, tulang tengkorak belakang saudara Altra mengalami keretakan yang sangat parah dan mengalami pendarahan otak."
Penjelasan dari dokter William membuat tubuh mereka seakan melemas. Lusiana bahkan hampir terjatuh jika Ayyara tak segera menahan bahunya.
Dengan hati-hati dan masih menyimpan harapannya untuk Altra, Stella kembali bertanya. "Lalu?"
Terdengar helaan napas berat dari dokter William yang menundukkan kepalanya sejenak. "Kami mohon maaf sebesar-besarnya, ternyata Tuhan telah berkehendak lain, saudara Altra dinyatakan telah meninggal dunia."
Mereka yang mendengar sontak menggelengkan kepalanya lantaran tak percaya apa yang dikatakan dokter William.
"Nggak!" Stella berteriak histeris, ia bahkan nekat masuk ke dalam ruang UGD untuk bertemu dengan suaminya.
Sedangkan Ayyara dan Marco langsung membantu Lusiana yang hampir pingsan setelah mendengar penjelasan dari dokter William.
"Altraa! Kamu nggak beneran ninggalin aku kan?! Ayo bangun! Buka mata kamu!" teriak Stella sembari mengguncangkan tubuh kaku Altra yang kini telah tertutup kain putih. "Aku bakal marah kalau kamu nggak buka mata kamu! Ayo bangun, Altra!"
Tubuh Stella merosot lemah, kepalanya terasa begitu berat membuat telinganya berdenging. Tak lama kemudian, Lusiana datang dengan langkah gontai bersama Ayyara dan Marco .
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Novela JuvenilEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...