"Aelah, Gen! Lo ngapain sih, sore-sore ngajak gue ke markas? Gue tuh mau ke pantai, liat senja bareng Ayang!" ujar Alatas kesal sembari mengikuti langkah Genta menuju ruang tengah.
"Bantuin gue!" Genta yang telah duduk, segera menggeser laptop untuk Alatas.
"Lacak data rumah sakit di kota ini, cari nama Stella Esther Allana!" lanjutnya, sembari membuka laptop miliknya.
Alatas dibuat tercengang oleh kalimat Genta.
"Lo mau ngepoin Stella? Jangan gitu Gen! Lo nggak kasian sama Altra? Nurani udah sama si Aksa, sekarang lo mau ambil Stella juga dari dia? Entar kalau Altra nyerah, terus belok gimana? Ngeri gue kalau jadi sasaran dia!" kata Alatas bergidik ngeri.
Seketika tangan Genta menjitak pelan kepala Alatas. "Nggak gitu, Bego! Udah buruan!"
Sembari mengusap kepalanya yang terasa nyeri, Alatas memilih menurut dari pada kembali menjadi sasaran jitak oleh Genta.
Suasana berubah menjadi hening, hanya sesekali lolongan si Rocky, anjing berjenis pit bull terdengar dari belakang markas hingga ruang tengah.
Markas STREAGLE terletak di sebuah perbukitan. Jalan yang cukup menanjak, membuat mereka lebih mudah menggunakan sebuah jeep.
20 menit berlalu, suara jentikan jari Alatas menarik atensi Genta.
"Rumah Sakit Mutiara Indah! Di sini ada nama Stella Esther Allana, eh? Tapi ngapain dia cek USG?"
Genta tersenyum, lalu meraih laptop dari pangkuan Alatas.
"Sembilan Desember, dua ribu dua puluh satu?" gumamnya, membuat Alatas menatap bingung.
Genta berusaha mengingat kejadian tanggal yang baru saja ia sebutkan.
9 Desember 2021
Di dalam sebuah toilet, Stella berdiri di depan cermin setelah mengeluarkan isi yang ada di dalam perutnya. Tubuhnya masih saja gemetar, disertai kepalanya yang terus terasa berputar.
"Pusing banget, Anjing!" umpat Stella sembari meraba dinding toilet untuk membantunya keluar.
Setelah tiba di pintu masuk, ia mendapati Genta tengah bersandar di samping pintu,dan menyapanya dengan senyuman manis.
"Ge-Genta?! Ngapain lo di sini?!" tanya Stella panik.
"Hai Cantik! Positif ya? Kok muntah-muntah gitu? Hahaha ...." Tawa Genta terdengar kurang ajar.
"Nggak usah kurang ajar ya lo! Pergi nggak!" bentak Stella.
"Gue mau tanya dulu, lo nyesel nggak sih udah–" Genta mendekatkan wajahnya membuat perempuan itu semakin takut.
"Genta!" bentak Stella tak terima.
"Iya?" tanya Genta tanpa memudarkan senyumnya.
"Lo bisa gue keluarin dari sini!" ancam Stella berharap agar cowok itu takut.
"Yuk sama-sama keluar, entar gue ngaku deh kalau gue sebenernya pernah–"
Bughh!
Stella menendang keras perut Genta dan berlari meninggalkan cowok itu dengan rasa panik.
"Akhh ... Woii! cewek sialan, liat aja lo! Gue bisa nyebarin kapan aja yang gue mau!"
Genta terlarut dalam pikirannya, hingga tak menyadari Alatas yang sedari tadi memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Roman pour AdolescentsEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...