Satu minggu kemudian.
"Tumben banget minta berangkat bareng gue, biasanya pagi-pagi udah kabur sama Toserba," celetuk Aksa sembari melirik adiknya lewat spion yang kini duduk di boncengannya.
Sedangkan Tika hanya mengangguk pelan seakan mendengar pertanyaan dari Aksa. "Yaudah gapapa mampir ke toserba dulu, beli minum."
"Yaelah, pagi-pagi kabur sama dia cuma beli minum doang?" tanya Aksa tak habis pikir.
Sepertinya kakak-beradik ini lupa jika suara mesin motornya lebih keras dari pada suara mereka. Apalagi jalanan yang dilewati nampak lebih ramai dari biasanya.
Tika mengetuk dagunya seolah-olah tengah memikirkan sesuatu. "Sama snack deh, biar nanti istirahat ke satu nggak pergi ke kantin."
Aksa yang tak paham dengan suara Tika hanya menganggukkan kepalanya dan menambah kecepatan motornya hingga tiba di suatu tempat.
"Lah, ngapain ke sini? Katanya mau ke toserba?" tanya Tika setelah Aksa menghentikan motornya tepat di depan sebuah toilet umum.
"Kata siapa mau ke toserba? Lo tunggu di sini dulu," kata Aksa sembari buru-buru masuk ke dalam toilet setelah memasukkan selembar uang dua ribu rupiah ke dalam sebuah kotak.
Tika yang masih berada di atas jok lantas berdecak kesal. Seharusnya ia heran karena mustahil jika Aksa mengajaknya ke toserba hanya untuk membeli makanan ringan.
Karena bosan menunggu sang Kakak yang belum keluar dari dalam toilet, gadis itu pun turun dari motornya untuk mencari minuman dingin.
"Abang! Aku beli minum bentar ya!" teriak Tika dari luar.
Sementara di dalam sana Aksa hanya menyahutnya dengan deheman yang nyaris tak terdengar.
🐑
"Ala, makasih udah mau repot-repot," ucap seorang gadis berambut panjang dengan dress berwarna hitam, terlihat keluar bersama Alatas dari sebuah hotel.
Alatas menanggapinya dengan sebuah senyuman sembari membantu membawakan koper milik gadis itu. "Nggak apa-apa, Er. Santai aja."
Gadis bernama Erdylene tersebut hanya mengangguk sembari mengikuti Alatas yang berjalan menuju mobilnya.
"Oh iya, denger-denger lo udah punya cewek lagi setelah hampir tiga tahun ngejomblo," gurau Er.
Alatas terkekeh sembari membalikkan tubuhnya menghadap Er. "Kata siapa? Gue nggak lagi pacaran sama seseorang, pacar terakhir gue ya si Melia. Setelah dia udah nggak ada, gue masih sendiri sampai sekarang."
Gadis itu menatap Alatas penuh heran, "Terus cewek yang di story instagram lo itu siapa? Mirip banget tau sama Melia."
Alatas kembali terkekeh saat mengingat wajah Tika yang begitu mirip dengan kekasihnya dulu.
"Itu ...,"
"Hai, Kak Ala!"
Suara seseorang dari belakang membuat Alatas praktis menoleh dan mendapati Tika tengah tersenyum sembari melambaikan tangannya. Berbeda dengan Alatas yang hanya menunjukkan ekspresi datar seolah tak nyaman akan kehadiran gadis itu.
"Nah, ini yang gue maksud! Dia mirip banget kan sama Melia," ucap Er begitu antusias. Sedangkan Tika yang mendengar hanya mengkerutkan dahinya.
"Melia? Dia siapa?" tanya Tika tanpa memudarkan senyumnya.
Alatas mengigit pipi dalamnya untuk menahan rasa sesak yang mengganjal hatinya.
"Cewek gue," sahut Alatas tanpa menatap Tika.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Teen FictionEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...