🐑 21

2.1K 94 456
                                    

"Lastri, hari ini lo nggak boleh rese ya! Nggak boleh mogok! Tolong kerja samanya, nanti gue beliin mamam bensin, oke?" Altra menepuk spidometer motor sport kesayangannya.

Cowok tengil itu mengusap dagunya seakan berpikir sebelum menekan bel rumah Nurani. Iya, Altra hari ini akan berangkat ke sekolah bersama gadis manis itu.

"Nyuci motor udah, mandi udah, pake parfum udah, skincare selalu. Kurang apa ya? Oh iya, akhlak gue! Ehehehe ...."

Sembari menyugarkan rambut, Altra turun dari motornya. Dengan langkah penuh percaya diri ia menghampiri bel rumah yang ada di sebelah pagar.

"Nurani Cantik! Abang udah di depan nih, yuhuu!"

Tak lama pagar besi itu terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik dengan bandana berwarna cokelat susu.

"Hai Altra! Maaf ... aku lama ya? Tadi abis sarapan dulu," sapa Nurani, tak lupa dengan senyum manisnya.

Kalimat Nurani sempat membuyarkan lamunan Altra yang terpesona oleh kecantikannya. Ah, gadis itu selalu saja berhasil membuat Altra gagal berpaling.

"Nggak apa-apa kok, emang harusnya sarapan dulu biar bisa fokus belajar," kata Altra sembari memasangkan helm bogo yang ia bawa untuk Nurani.

"Kapan ya, kita sarapan bareng? Nurani mau masakin buat kamu."

Kalimat gadis itu lagi-lagi berhasil membuat pipi Altra merona. Cowok itu mengulum bibirnya, menahan teriakan yang ingin keluar dari mulutnya.

"Ahahaha, pipi kamu merah tuh!" ledek Nurani sembari mencubit pipi Altra dengan gemas.

"Nurani nggak boleh gitu," kata Altra malu-malu.

"Kenapa?" tanya Nurani disela tawanya.

"Nanti jantungku lompat gimana? Nih dug-dug-dug terus!" Altra membawa tangan Nurani untuk menyentuh dadanya.

"Ya ampun, pacar siapa sih ini? Gemes banget!" Tangan Nurani berpindah ke pipi Altra, dan kembali mencubitnya.

"Pacar kamu dong! Yaudah, sekarang berangkat yuk! Helm nya nggak kekecilan kan?"

Gadis itu menggeleng, tanpa memudarkan senyumnya. Huh, kalau begini terus bukannya sampai ke sekolah malah nyasar ke pelaminan.

Altra menggandeng tangan Nurani untuk menghampiri motornya. Sebelum gadis itu naik di jok belakang, cowok itu tak lupa menurunkan footstep yang akan dipijakkan oleh Nurani.

"Hati-hati naiknya," peringat Altra sembari menatap Nurani dari spion.

"Iya, Sayang." Tanpa gadis itu sadari dirinya kembali berhasil membuat jantung Altra berdegup cukup cepat.

"Udah?" tanya Altra, yang langsung diangguki oleh Nurani.

Sebuah ide licik terlintas di kepala Altra. Dengan raut wajah yang dibuat murung, cowok itu menoleh menatap Nurani.

"Motornya nggak bisa nyala," lapor Altra.

"Loh, kenapa? Mogok? Bensinnya habis ya?" Nurani seketika panik.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang