"Sa, Genta kemana? Gue mau bayar uang kas."
Aksa yang tengah sibuk mengerjakan tugas, lantas mendongak menatap temannya yang sudah berdiri di hadapannya.
"Kalau lo percaya sama gue, boleh titipin ke gue dulu. Ntar gue kasih ke dia," balas Aksa.
Siswa itu mengangguk tanpa menaruh rasa khawatir sedikit pun. "Yaudah, gue titipin ke lo aja."
Aksa mengangguk dan menerima selembar uang dua puluh ribu, lalu ia masukkan ke dalam tas.
Tumben banget Genta nggak berangkat tanpa ijin. Pesan gue semalem aja belum dibales. Batin Aksa sembari menatap bangku sebelahnya yang kosong.
Karena guru yang mengajar sedang meninggalkan kelasnya. Aksa pun mengeluarkan ponselnya dari dalam loker. Terlihat chat-nya semalam pada Genta masih centang satu.
"Kalau gue telepon pasti percuma, nggak akan diangkat," gumam Aksa. Cowok itu menghela napas berharap tak ada sesuatu yang terjadi pada Genta. Mengingat kehidupan sahabatnya satu itu jauh dari kata bahagia.
🐑
Sudah 3 mata pelajaran berlalu. Namun Altra tak kunjung datang ke kelas. Stella bahkan sudah mencarinya kemanapun, tapi tetap nihil. Sepertinya Altra benar-benar marah saat Stella asik membicarakan cowok lain hingga dirinya sendiri terabaikan.
"Stella, di mana Altra? Udah mau jam pulang kenapa dia belum masuk ke kelas juga?" tanya Bu Inka memecah lamunan Stella.
"Oh ... emm, di-di UKS! Sakit katanya," jawab Stella.
Bu Inka lantas mengangguk percaya dan kembali menulis soal di papan tulis. Stella pun dapat bernapas dengan lega. Karena jika Bu Inka tahu cowok itu sedang membolos, pasti beliau tak segan memberikan hukuman pada Altra. Padahal ini salah Stella. Ya, jika Stella tak membicarakan cowok lain, pasti Altra tak menghilang seperti sekarang.
"Jam pelajaran telah selesai. Sampai jumpa esok hari dengan semangat belajar yang baru. Lesson time has finished. See you tomorrow with a new enthusiasm for learning."
Suara bel yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi. Para murid bergegas untuk merapikan buku mereka.
"Tugas yang belum selesai buat PR! Jangan lupa besok ada ulangan harian," pesan Bu Inka sebagai penutup pelajaran hari ini dan menyuruh mereka berdoa sebelum kembali ke rumah masing-masing.
🐑
Setelah keluar dari kelasnya, Stella berjalan menyusuri koridor sembari membawa 2 tas di mana tas Altra yang paling berat. Hingga tiba di parkiran, Stella mendapati suaminya yang telah duduk di atas motornya sembari berkaca di spion. Kesal sudah pasti, apalagi Altra hanya menatapnya ketika dirinya kelelahan karena menggendong tas berat tersebut.
"Kamu itu dari mana aja? Dicariin dari tadi nggak ketemu-ketemu!" sembur Stella setelah tiba di hadapan Altra.
Cowok itu hanya diam sembari meraih tasnya.
"Berat banget tas kamu, bawa apa aja sih?" tanya Stella kembali.
Altra justru menarik tangan Stella agar segera duduk di jok belakang.
"Kalau ditanyain itu dijawab, Sayang!" ujar Stella sembari menerima helm yang diberikan Altra.
"Hmm ...."
Stella praktis berdecak. Tak mau mendebatkan hal yang membuatnya semakin kesal, ia memilih menaiki boncengan motor dengan tangannya yang bersilang di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Ficção AdolescenteEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...