Alatas terkekeh saat membaca pesan yang baru saja dikirim. Ada-ada saja, dulu sebelum mendapatkannya gadis itu selalu menghalu menjadi pacarnya. Kini giliran telah mendapatkannya, gadis itu justru sering membicarakan idolanya dari berbagai negara.
Setelah membalas pesan dari Tika, Alatas kembali mematikan ponselnya dan mengusap noda darah yang tercetak di sudut bibirnya. Ia menghela, penyakit itu kembali datang hingga membuatnya kesulitan untuk tertidur.
"Alatas, jangan lupa minum obatnya. Ayah tau kamu belum tidur, awas aja kalo nggak diminum, Ayah jodohin kamu sama Popo!" ucap Sanjaya dari luar pintu. Pria itu tahu karena lampu kamar putranya masih menyala.
Cowok itu lantas berdecak. "Iyaa."
Alatas meraih beberapa pil obat yang sudah seperti penyelamat nyawanya, sebenarnya obat itu sudah ia buang. Namun entah kenapa bisa ada lagi di atas nakasnya, mungkin Sanjaya membelikannya lagi.
"Bissmilahirohmannirohim, obat datang penyakit ilang!"
Alatas menghela napas lega saat obat itu telah masuk ke dalam tenggorokan. Membosankan sekali, tiada hari tanpa obat atau jika tidak, tiada hari tanpa kedatangan dokter di rumahnya.
Untuk menghilangkan rasa jenuh, cowok itu kembali meraih ponselnya. Sepertinya ia butuh sedikit hiburan, jarinya membuka aplikasi chat, dan menampilkan sebuah chat group yang hanya berisi 5 cowok absurd.
Alatas:
| Sepi bener ini grup |
| Maklum sih, jomblo jam segini dah pada tidur |
| Nggak ada yang chat awokawok |
| Sabar ye, nih di kiss dulu |
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Roman pour AdolescentsEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...