Di sebuah rumah sakit Mutiara Indah, seorang cowok bertopi hitam tengah berjalan melewati beberapa orang yang berlalu-lalang di sekitar lobby. Cowok yang tak lain adalah Genta.
"Selamat sore, ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang wanita yang bertugas menjadi staf administrasi setelah mendapati Genta yang menghampiri mejanya.
"Terimakasih, saya mau tanya sebelumnya sekitar satu bulan yang lalu apa ada pasien atas nama Stella Esther Allana?"
"Sebentar." Wanita itu terlihat mengambil beberapa tumpukan buku yang ada di sampingnya.
Dalam diam Genta sangat berharap nama Stella ada di dalam sana.
"Mohon maaf, atas nama Stella Esther Allana tidak ada di daftar nama pasien," ucap wanita itu.
Genta lantas mengkerutkan dahinya bingung. "Dia cek USG, coba diteliti lagi!"
Wanita itu kembali meneliti daftar bukunya yg tercatat dari sebulan yang lalu.
"Tetap tidak ada, mungkin aja nama yang di cari ada di rumah sakit lain."
Genta menghela napas berat, dan mengangguk. "Yaudah, makasih."
"Sama-sama."
Cowok itu beranjak dari tempat administrasi tanpa membawa bukti yang selama ini ingin ia tunjukkan pada Altra.
"Aneh banget, waktu gue cek sama Alatas emang bener datanya di rumah sakit ini, tapi masa nggak ada?" Genta menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ah, gue harus cek lagi, pasti ada yang nggak bener!" Cowok itu segera menghampiri mobilnya, dan beranjak menuju markas.
🐑
Di dalam mansion terlihat Altra menyandarkan punggungnya sembari menatap langit-langit kamar. Pandangannya beralih pada cincin yang tersemat di jari manisnya.
"Lo yakin mau cerain gue? Katanya sayang, kenapa lo cepet banget berubah? Bahkan langkah lo tinggal dikit lagi."
Altra mengacak rambutnya frutrasi, perempuan itu hampir membuatnya gila. Beberapa jam yang lalu sebelum tiba di mansion, cowok itu membuat keributan di sebuah club hanya untuk melampiaskan kemarahannya. Terbukti luka lebam di sudut bibirnya karena pukulan dari seorang preman yang ia tantang.
"Sebenernya gue dulu punya hubungan apa sama Stella? Kenapa gue nggak pernah inget tentang dia, jadi siapa cewek yang pertama kali gue suka? Stella? Nurani?"
Altra mencengkram kepalanya yang berdenyut nyeri, ingatannya terus tertuju pada pernyataan Genta yang pernah dilontarkan padanya.
"Cewek yang lo suka itu Nurani, bukan Stella!" ucap Genta beberapa bulan yang lalu. "Stella cewek licik, dia ngerundung cewek lain biar nggak ada yang berani deketin lo!"
Cowok itu meringis, di saat ia berusaha mengingat tentang Stella, kepalanya seakan dihantam batu besar.
Ia meraih segelas air putih dan meminumnya hingga tandas. Memang lebih baik Altra tidak perlu memikirkan apa pun yang membuatnya kesakitan. Namun dalam lubuk hatinya, ia berharap Stella membatalkan perceraian mereka.
Saat cowok itu hendak membaringkan tubuhnya, suara notif ponsel membuatnya segera membukanya, ia berharap Stella yang mengirim pesan untuknya.
Namun sayangnya apa yang ia harapkan seketika pupus saat nomer asing yang justru mengirim pesan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Genç KurguEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...