Sorakan pendukung team Elang, memenuhi area tribun. Terlihat 5 orang cowok tengah membasuh keringat mereka yang terlihat mengkilat, sembari menunggu sang ketua memukul bola volly untuk team lawan.
"Altraa! Semangatt!" teriak rombongan admin 'Lambe Nyinyir SMA Merpati' yang terdiri dari 12 cewek.
Cowok yang merasa disemangati itupun langsung memberikan finger heart andalannya untuk para penonton. Hal itu membuat semua siswi berteriak histeris, kecuali Nurani yang nampak datar sembari memakan pentol diam-diam.
"Woi buruan! Expired gue lama-lama!" teriak Rehan yang menjadi lawan main mereka.
Altra berdecih, lalu mengangkat bola volly itu di depan wajahnya.
Priit
Bughh
Altra memukul bola volly cukup keras, hingga melambung tinggi, membuat semua penonton, dan pemain kompak membuka mulut mereka hingga menganga lebar.
"Buset, bisa gitu ya?" gumam Altra menatap takjub, saat bola volly itu tersangkut di atas genting bangunan sekolah.
"Ooo ... bola yang dipukul oleh Altra terlalu tinggi, mari kita lihat, apa yang akan terjadi!" ujar komentator tak kalah heboh.
Altra menarik lengan temannya yang ada di sampingnya. "Lo panjat deh, ambil bolanya."
Temannya itu seketika melongo dibuatnya.
"Lah kok gue?!" protes Semesta.
"Lo kan tinggi," balas Altra sembari mendorong pelan bahu Semesta.
"Kan lo juga tinggi, Nyet!" ujar Semesta.
"Bolanya turun!" teriak seorang siswa yang duduk di tribun sembari menunjuk bola volly yang perlahan menurun.
Semuanya kembali tertuju pada bola itu, dan masing-masing team kembali berancang-ancang.
"Arshan, service!" teriak Altra pada cowok bermuka lempeng.
"Hm," balas cowok itu seperti biasa.
Arshan Cornio Abrama. Cowok paling dingin, dan irit ngomong itu, kerap menyabet prestasi sedari Tk hingga sekarang. Wajahnya begitu tampan, dan banyak yang menyebutnya seperti oppa-oppa Korea.
Bughh
Bola volly terlempar melewati net, team lawan dengan sigap melakukan teknik smash.
Bughh
Bughh
"Woi Rehan, rasain!" teriak seorang cowok dengan head band yang terpasang di dahinya.
Bughh
Priitt
Bunyi peluit menandakan mereka berhasil mencetak score 25 untuk team Elang, dan 5 untuk team Rajawali.
"Pemenangnya lagi-lagi team Elang!" seru sang komentator.
"Sampai jumpa di hari final mendatang!"
Pertandingan diakhiri dengan suara sorakan kemenangan dari pendukung team Elang yang memenuhi area tribun, dan diiringi pukulan drum oleh para siswa.
Semua anggota team Elang saling berlarian, dan menghamburkan pelukannya.
"Anjayy, menang lagii!" Cowok berkalung salib itu lantas melakukan gerakan sebelum memeluk teman-temannya.
Aksa Sagara Biru. Terkenal karena sifatnya yang bijaksana, dan dewasa, maka tak salah lagi jika ia diangkat menjadi ketua OSIS. Selain itu ia juga jago dalam ilmu matematika, dan volly, oleh karena itu ia selalu mendapat penghargaan di setiap lomba yang ia ikuti.
"Wooo ... joget dulu nggak sih?" Cowok dengan headband hitam itu lantas menggoyangkan pantatnya di depan team lawan yang kalah.
Genta Angkasa Dewangga. Cowok super pelit, selain itu ia juga sayang duit, maka dari itu Genta dipercaya oleh wali kelas untuk menjadi bendahara kelas, karena ia tak segan-segan melempar sepatu andalannya pada murid yang ndablek untuk membayar uang kas. Masalah prestasi, Genta juga tak kalah saing, beberapa kali ia menang lomba Sains dari berbagai tingkat.
"Ntar aja party di basecamp!" timpal cowok bergigi gingsul.
Alatas Bumi Sanjaya. Sebutan Bagogo versi manusia ganteng mungkin cocok untuknya, karena ia adalah salah satu cowok yang menjual berbagai kebutuhan teman-temannya, apa saja yang dicari pasti tersedia. Alatas akan memberikan harga tinggi berkedok harga teman khusus untuk cowok, dan ia rela membanting harga plus diskon khusus cewek, dengan bonus gombalan yang ia searching di Google.
Alatas juga tak kalah soal menyangkut prestasi, putra tunggal dari seorang CEO yang sukses menginport produk skincare hingga keluar negeri, mempunyai 1 set lemari berisi penuh piala, dan medali dari ajang perlombaan catur, renang, lari, melukis, dan olimpiade fisika.
"Selamat, kalian emang pantas buat menang," ucap Rehan sembari monyodorkan telapak tangannya untuk bersenam.
Altra tersenyum, dan langsung menjabat tangan Rehan. "Thanks."
"Sesuai perjanjian kita, yang kalah harus traktir makanan sepuasnya, gue tunggu di warungnya Mang Asep," ucap Rehan.
"Wihh ... emang bener, yang namanya Rehan itu baik banget!" sahut Genta.
"Syulit untuk dilupakan," timpal Alatas.
"Nggak usah mulai!" ujar Rehan memasang wajah datar.
"Yaudah gue cabut dulu." Pamit Rehan, lalu beranjak pergi, dan diikuti oleh teman-temannya.
"Oke, hati-hati," balas Altra, dan dibalas acungan jempol dari Rehan.
"Gue nggak bisa ikut, gue mau ke makam adik gue," ucap Semesta sembari mengusap dadanya.
Altra, dan yang lainnya pun mengangguk.
"Oke, kalau ada apa-apa langsung hubungi gue," balas Altra sembari menepuk bahu Semesta.
"Altraaa!" panggil seorang gadis berambut dark brown, tengah berlari menghampiri Altra sembari membawa sebotol air mineral.
"Altra ayo minum dulu, kamu haus kan? Nih aku bawain minum buat kamu," ucap gadis itu tak lupa dengan senyumnya yang manis.
Stella Esther Allana. Julukan yang tepat untuknya adalah Queen Bully, hal itu karena ia senang merundung murid lain, dan bertindak semaunya. Gadis itu juga begitu terobsesi dengan Altra, hingga selalu memikirkan berbagai cara agar selalu ada di dekat cowok itu.
Melihat itu membuat Genta merotasikan bola matanya.
"Minuman apanih? Pelet buat Altra, kah?" celetuk Alatas sembari meraih botol yang dibawa Stella.
"Anjir, balikin nggak?!" ujar Stella hendak merebut botolnya.
Altra berdecak, lantas merebut botol dari genggaman Alatas, dan menyiram ke kepalanya untuk menghilangkan gerah.
Melihat itu Stella menggigit bibirnya, menahan teriakannya.
Demi apa woi, ganteng banget! Batin Stella.
Altra melempar botol plastik itu ke sembarang arah, dan tanpa mengucapkan sepatah kata, cowok itu beranjak meninggalkan lapangan.
"Altra mau kemana? Aku ikut!" teriak Stella hendak melangkah mengikuti Altra. Namun dengan sigap lengannya ditarik oleh Aksa.
"Eetts, Mak Blorong nggak boleh ikut!"
"Ngatur?!" sentak Stella.
"Bodo!" Aksa terkekeh, lalu melirik ke-4 temannya yang ada di belakang. "Cabut, guys!"
Stella lantas menghentakkan kakinya lantaran kesal, sembari menatap punggung mereka yang mulai menjauh.
"Oke, lihat aja Altra bakal jadi punya gue!" gumamnya dengan penuh keyakinan.
Saat hendak meninggalkan lapangan volly, tiba-tiba kepala Stella terasa berputar, pandangannya mulai mengkabur.
"Gu-Gue kenapa?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Teen FictionEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...