Hari Senin berjalan normal seperti biasa. Setelah menghabiskan 45 menit lamanya mengikuti upacara. Kini kelas XI. IPS, telah mengganti seragam mereka dengan olahraga. Hari ini wajah mereka terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya. Karena Pak Ivan menyampaikan ada olahraga jenis baru yang akan diajarkan oleh beliau.
Namun rasa semangat dalam diri Altra sepertinya akan sirna, saat Pak Ivan meminta Stella maju ke depan bersama salah satu siswa bernama Shaka, untuk mempraktekkan gerakan yang diarahkan beliau.
"Kalian perhatikan baik-baik, gerakkan yang dipraktekkan Stella dan Shaka. Nanti bapak minta kalian cari pasangan dan praktekkan kembali gerakkan yang dicontohkan."
"Males ah," celetuk Altra dengan tampang tak minat.
Pak Ivan yang mendengar praktis berkacak pinggang sembari menatap Altra dengan tatapan horor.
"Kamu mau lari keliling sekolah sepuluh kali?!" ujar Pak Ivan.
Altra menyengir, sebenarnya ia mau-mau saja. Toh bukannya lari keliling sekolah, ia akan lari menuju kantin. Namun bagaimana caranya ia bisa mengawasi Stella yang kini sedang bersama Shaka? Yang ada Altra malah dibuat overthinking. Maka mau tak mau ia harus setia duduk di tempatnya.
Pak Ivan kembali mengarahkan Stella dan Shaka untuk saling duduk berhadapan dan berpegangan tangan, dengan posisi tangan di samping kaki.
"Sekarang angkat kedua kaki kalian ke atas hingga telapak kaki kalian saling menempel," ucap Pak Ivan.
Keduanya menurut dan mempraktekkan arahan dari Pak Ivan. Tanpa Stella sadari bahwa Altra menatapnya begitu datar.
Ah, ini kan cuma mata pelajaran. Kenapa bikin gue kebakaran? Begitu pikir Altra.
"Itu namanya gerakkan partner boat. Yoga ini berfungsi untuk memperkuat otot paha dan otot lengan," jelas Pak Ivan dan diangguki oleh semua murid kecuali Altra.
"Lanjut gerakan back-to-back chair!"
"Lah? Ada lagi?" celetuk Altra sembari menompang dagunya dengan telapak tangan.
Stella terkekeh pelan. Ia tahu suaminya itu sedang cemburu. Namun tak masalah, ia bisa membalaskan dendamnya pagi tadi karena Altra terus menceritakan tentang kecantikan janda kembang yang tinggal tak jauh dari mansion mereka.
"Kenapa? Kamu nggak suka mata pelajaran bapak?" tanya Pak Ivan.
"Suka deh, dari pada disuruh lari keliling sekolah," jawab Altra lalu menghembuskan napas jengah. Membuat mereka yang ada di samping Altra menahan tawa, apalagi saat menatap wajahnya yang terlihat jelas jika cowok itu sedang cemburu.
"Sabar ya, Al ... Stella tetap cocok kok sama lo," celetuk seorang siswi yang membuat Altra seketika tersenyum senang.
"Hehe, cewek gue tuh! Cakep kan?" pamer Altra sembari menunjuk Stella dengan dagunya.
Siswi tersebut hanya terkekeh karena kelakuan absurd Altra.
Pak Ivan kembali mengarahkan Stella dan Shaka untuk saling membelakangi dengan siku yang saling bertaut. Kemudian meminta mereka untuk saling bersandar. Di saat itulah senyum Altra kembali pudar.
"Deket banget!" Altra kembali menyeletuk dengan tampang kesal. "Ganti aja olahraganya kayak biasa!"
Demi apapun Altra sangat kesal oleh Pak Ivan yang seakan sengaja memancing emosinya.
"Nggak usah, Pak! Kasti terus kita bosen!" timpal seorang siswa yang membuat Altra praktis memukul kepalanya.
"Heh?! Lo apa-apa'an?! Berani banget mukul kepala gue!" sembur siswa tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Teen FictionEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...