🐑 67

1.2K 24 10
                                    

Sinar mentari menembus gorden putih dan menerangi sebuah kamar di mana 2 insan baru tertidur sejak 3 jam yang lalu.

Perlahan mata cantik Stella terbuka saat mendengar alarm dari dalam ponselnya. Dengan mata yang masih terasa lengket ia menggerayangi nakas untuk membungkam alarm tersebut.

Sesaat kemudian ia merasakan hampir seluruh tubuhnya terasa remuk, saat ia menggerakkan kepalanya yang terasa pegal.

"Sakit banget, apa salah tid–" Stella tercekat saat tubunya hanya dibalut selimut tebal dan mendapati Altra yang masih tertidur pulas sembari memeluk pinggangnya.

"Jadi semalem itu bukan mimpi?" Stella baru teringat apa yang telah terjadi pada keduanya. Ya, mereka benar-benar melakukannya.

Perempuan itu hendak memindahkan tangan Altra. Namun cowok itu justru semakin mengeratkan pelukannya. Maka mau tak mau ia harus menunggu Altra untuk terbangun. Lagi pula tubuhnya terasa begitu nyeri membuatnya malas untuk sekedar beranjak dari ranjang.

Sembari mengusap rambut Altra, Stella melirik keadaan kamar mereka yang begitu berantakan seperti kapal pecah. Mengingat permainan mereka tak hanya sekali atau dua kali, pantas saja tubuhnya seperti kerupuk yang di hancurkan.

"Stella," panggil Altra tiba-tiba.

"Pagi Altra ...," sapa Stella lalu mengecup kening Altra.

"Sore Stella." Balasan dari Altra membuat Stella praktis memukul bahu suaminya.

"Badan aku sakit gara-gara kamu!" keluh Stella. "Katanya bentar lagi selesai malah sampai subuh!"

Stella bersungut. Apakah ini salahnya karena telah memancing Altra?

Altra tertawa dan membenarkan posisi tidurnya. "Nanggung."

Stella mencibir dan merubah posisi tidurnya menjadi duduk sembari meringis saat pinggangnya terasa seperti mau patah.

"Mau kemana?" tanya Altra yang telah mengangkat kepalanya dari bantal.

"Mandi, emang kamu? Jarang mandi!" ejek Stella sembari meraih kopernya untuk mencari baju gantinya.

"Huh, males banget! Mending lanjut tidur," ucap Altra dan membuat Stella langsung melempar bantalnya tepat di wajahnya.

"Kamu bilang mau ke rumah Kakek sama Nenek!? Gimana sih?" ujar Stella.

Mendengar itu membuat Altra kembali membuka matanya. "Ah, iya lupa! Tapi besok aja deh!"

Sialan! Cowok tengil itu justru memejamkan matanya kembali.

"Altra!"

"Besok aja, lagian Kakek sama Nenek masih berduaan di rumah, mending kita tidur lagi ... atau mau lanjutin yang semalem?" gurau Altra disertai senyuman tengilnya.

"Mboh!" Stella berteriak kesal dan kembali melempar bantalnya ke wajah Altra. "Terserah deh kalau nggak mau bangun, nanti aku mau jalan-jalan sendiri aja siapa tau ketemu bule ganteng!"

"Heh!" Cowok itu praktis melotot horor. "Nggak usah aneh-aneh! Tck, iya-iya yaudah ayo mandi bareng!"

"Nggak mau! Kamu duluan aj–huaaa ... Altra, turunin!" Stella berteriak dan memukul dada Altra saat tubuhnya tiba-tiba digendong menuju kamar mandi. "Nggak mau! Mandi sendiri aja! Turunin cepatan, Altra!"

Meskipun Stella terus memberontak, Altra baru menurunkannya saat sudah di dalam kamar mandi, itu pun dalam keadaan tubuh Stella yang sudah basah karena shower yang dihidupkan Altra.

"Nggak usah liatin kayak gitu!" Stella kembali berteriak kesal karena kelakuan Altra.

🐑

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang