🐑 63

1.1K 23 25
                                    

Halooo Mas Ririn alias anaknya deesar kembali lagi🤍

Happy reading!

"Al, dari pada lo bikin kambing buluk itu, mending bantuin gue nyetokin onderdil," kata Aksa siang itu.

Bengkel tempatnya bekerja baru saja sepi oleh pelanggan. Untuk mengisi waktu luang, biasanya Aksa sibuk mencatat perlengkapan bengkel yang masih tersisa.

Altra yang tengah menjahit boneka dombanya lantas berdecak. Ia sedikit kesal lantaran Aksa terus menyuruhnya seakan tak rela jika dirinya duduk dengan tenang.

"Belum anget nih kursi gue dudukin, udah lo suruh lagi?" protes Altra.

"Nggak mau bantuin gue, gue doain si Ridan ke sini," ancam Aksa sembari menghitung stok oli bengkel.

Dahi Altra berkerut saat nama yang tak asing di ingatannya, disebutkan oleh Aksa.

"Biasanya sebulan sekali dia ngontrol motornya di sini," lanjut Aksa.

Altra mengangkat bahunya acuh. Ia yakin sekali bahwa cowok yang bernama Ridan alias Ririn itu tak akan pernah datang kemari. Altra percaya bahwa cowok itu kapok karena mendapatkan pelayanan yang tak ramah olehnya.

Altra pun kembali asik menjahit bonekanya untuk diberikan kepada Stella dan mengabaikan omelan dari Aksa.

"Punten, Bang. Mau servis motor."

Jarum yang hendak Altra tusuk ke dalam kain flanel seketika terhenti karena suara yang tak asing di pendengarannya.

Kepala Aksa menyembul dari balik etalase sembari tersenyum ramah. "Halo Bang Ridan, tumben bawa motor matic?"

"Ini motor gue yang satu, jarang dipakai. Eh tau-tau pas pengen dipakai malah suka oleng."

Altra menoleh ke belakang dengan gerakan slowmotion dan mendapati Ridan telah duduk di sampingnya sembari menompang dagu menatapnya.

"Halo, guys! Lama nggak ketemu, memarnya udah ilang aja," sapa Ridan sembari menaik-turunkan alisnya.

Mood Altra untuk membuat boneka lenyap seketika karena kehadiran Ridan. Mau di-diamkam pun, cowok itu akan selalu memancingnya.

"Pak Adit ngebolehin kita pasang penolak bala di sini nggak sih?" tanya Altra pada Aksa.

"Bala-bala goreng enak tuh!" timpal Ridan.

"Bodo amat, diem lo!" sembur Altra. Ia tak peduli dengan keadaan motor Ridan, Altra justru kembali asik membuat boneka dan membiarkan Aksa yang menyervis seorang diri.

"Itu kambingnya buta, nggak ada matanya," celetuk Ridan sembari menunjuk wajah boneka tersebut.

Altra lantas menatap bonekanya yang terlihat aneh tanpa mata. "Pakai mata lo aja gimana?"

Tangan Ridan hampir saja menggeplak kepala Altra. Namun kembali ia urungkan saat Altra memintanya untuk mengambilkan aksesoris mata boneka di dalam tasnya. Menariknya, Ridan menurut.

"Gue mau bikin buket boneka buat Stella." Untuk pertama kalinya, Ridan mendengar Altra tersenyum dan bercerita padanya. "Kalau gue kasih dia bunga, takut nanti layu. Kalau boneka kan nggak bakal layu. Paling nanti matanya yang copot."

Ridan mengangguk paham. Kini mereka terlihat seperti teman dekat di mata Aksa.

"Lo sesuka itu sama Stella?" tanya Ridan.

Altra mengangguk mantap dengan pandangan menerawang. "Gue langsung suka dia waktu pertama kali ketemu. Baru pertama kali gue liat cewek galak tapi keliatan lucu di mata gue."

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang