🐑 27

1.8K 100 373
                                    

21:30 WIB

Tin!

Suara klakson, disertai deruan motor milik Altra terdengar memasuki gerbang setelah menunggu beberapa detik untuk dibukakan oleh penjaga.

Pak Doni yang bekerja menjadi penjaga mansion  bergegas menghampiri Altra yang baru saja melepas helm full face-nya.

"Altra dari mana aja, kok baru pulang?" tanya Pak Doni.

"Biasa, main sebentar," balas Altra yang tentu saja berbohong. Sebab jika dirinya mengatakan baru saja melamar kerja, maka Pak Doni tak segan untuk melaporkannya pada sang ayah, yang melarang keras  putranya bekerja apalagi masih sekolah.

Pak Doni menghela. "Stella sampai kawatir, dia udah tiga jam nungguin kamu di depan gerbang sambil nangis."

Altra lantas mengkerutkan dahinya. "Nangis? Terus sekarang dia di mana?"

"Sekarang dia di dalam," balas Pak Doni sembari menepuk bahu Altra. "Sebaiknya kamu tenangin dia, kasian sekali istri kamu."

Cowok itu mengangguk. "Yaudah Pak, Aku mau masuk ke dalam dulu."

Altra pun bergegas masuk ke dalam rumah dengan rasa kawatir.

"La?" Altra mengedarkan pandangannya mencari Stella.

Namun tak lama kemudian pandangannya terkunci saat mendapati Stella yang tertidur di sofa dengan posisi duduk. Cowok itu lantas mengahmpiri dan ikut duduk di sampingnya.

Tangan Altra terulur untuk mengusap jejak air mata yang masih kentara di pipi Stella. Pandangannya beralih menatap ponsel Stella yang masih menyala, dan memperhatikan beberapa baris pesan untuknya.

 Pandangannya beralih menatap ponsel Stella yang masih menyala, dan memperhatikan beberapa baris pesan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudut bibir Altra membentuk senyuman kecil, tangannya meraih ponsel Stella untuk dimasukkan ke dalam saku. Ia kembali menatap Stella sembari mengusap puncak kepalanya.

"Maafin gue ya, udah bikin lo kawatir," ucap Altra dengan lembut, tak seperti biasanya yang full urat.

"Sekarang gue ijin mindahin lo ke kamar ya? Di sini dingin, kasian si baby juga." Altra tersenyum tipis, dan dengan hati-hati mengangkat tubuh Stella ala brydal style.

Setelah menaiki beberapa anak tangga, Altra tiba di depan pintu kamar Stella yang telah ia buka. Aroma jasmine tea menyambut indera penciumannya yang kini telah menidurkan istrinya di atas ranjang.

Ia menarik selimut tebal yang menutup kaki, hingga bahu Stella, lalu meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Good night my princess,"  kata Altra sembari menyingkirkan anak rambut yang tertempel di pipi Stella.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang