What If

219 11 3
                                    

Dikarenakan aku gabut+rindu sama lapak ini, akhirnya aku memutuskan untuk membuat part ini🤭

Inget yaa, ini cuma what if.
Seandainya ayah domba dan teman-temannya masih hidup...

Kalau penasaran baca saja😭🤣

Happy reading!

5 tahun kemudian.

Seorang anak kecil dengan ransel berbentuk doraemon, berlari kecil menghampiri sang ayah yang sedari tadi menunggunya di depan gerbang sekolah TK.

"Ayah!" Anak itu memanggilnya sembari mengangkat tinggi kertas gambar yang ia buat tadi.

"Hap! Kena!" Altra tergelak ketika berhasil menangkap tubuh mungil itu dan menggendongnya. "Jangan lari-lari! Kalau jatuh gimana?"

"Ayah-ayah! Tadi Atan gambal Ayah!" Atlan menunjukkan gambarannya yang mendapatkan nilai bintang 5 dari sang guru.

Senyum Altra semakin lebar saat menerima hasil gambaran putranya.

"Pinter banget anak ayah!" puji Altra lalu mencium pipi Atlan dengan gemas. "Nanti ayah beliin lagi pewarnanya, biar Atan makin semangat ngegambarnya. Oke?"

"Ote, Ayah!" balas Atlan begitu gembira. Anak itu bahkan mencium kedua pipi Altra secara bergantian.

Tak berselang lama, sebuah mobil putih berhenti tak jauh dari Altra berdiri. Terlihat seorang pria keluar dan berjalan ke arah gerbang di mana Altra dan Atlan masih berada di sana.

"Woi, Al!"

Merasa namanya dipanggil, pria itu pun menoleh dan mendapati Alatas yang kini tengah melambaikan tangannya ke arah Atlan.

"Tumben lo ke sini, biasanya Tika yang jemput Alka," tanya Altra sembari membalas jabatan tangan dari Alatas.

"Kebetulan gue pulang lebih awal, makanya sekalian jemput My Bro," cengir Alatas.

"Papa!"

Alatas mengalihkan atensinya ke depan dan mendapati seorang anak lelaki berumur 3 tahun, tengah berlari sembari menyeret ransel berbentuk koper spiderman.

"Halo, My Bro!" seru Alatas lalu membawa Alka ke dalam gendongannya. "Gimana sekolahnya? Seru?"

Anak itu mengangguk semangat dan memberikan Alatas beberapa lembar uang dari dalam saku.

"Loh, kamu dapet dari mana?" tanya Alatas sembari menerima uang dari putranya dengan pandangan heran.

"Alka, itu uang dari siapa?" tanya Altra yang turut penasaran.

Saat mulut kecil Alka hendak menjawab, suara Arshan yang baru saja tiba, membuat mereka mengalihkan atensinya.

"Shan, i-ini anak gue dapet duit sebanyak ini dari mana?" tanya Alatas.

Sedangkan pria berseragam guru itu lantas menghela disertai kekehan kecil.

"Anak seusia Alka harusnya diajarin menyanyi, menggambar, menulis kayak Atlan. Bukan jualan di dalam kelas!" sindir Arshan.

Mendengarnya membuat Alatas semakin semakin tercengang. Sedangkan anak itu hanya menatap sang papa dengan pandangan bingung.

"Ta-Tapi gue nggak pernah ajarin dia jualan, Shan," kata Alatas lalu beralih menatap putranya. "My Bro! Siapa yang ajarin kamu kayak gini?"

Altra mengulum bibirnya menahan tawa. Andai tak ada anak kecil disekitar mereka, sudah dipastikan tangannya mendarat di kepala Alatas sekarang juga.

Sedangkan Alka, bukannya menjawab pertanyaan sang papa, anak itu justru berkata, "Papa, besok beli pewalna agi! Bial dapat uang!"

"Papa bilangin mama ya, kalau kamu jualan di sekolah!?" Alatas merajuk dengan mencebikkan mulutnya.

"Kayaknya nih anak jiwa bisnisnya lebih akut dari pada lo, Arshan aja sampai kualahan!" celetuk Altra.

Arshan menanggapinya dengan kekehan kecil, ia merasa seperti melihat gambaran Alatas di masa kecil.

Tak lama Atlan yang sedari tadi diam pun ikut menyeletuk dan membuat ketiga pria itu tertegun.

"Ayah-ayah! Atu juda mau jualan!" seru Atlan dan meminta Altra untuk menurunkannya dari gendongan.

"Alka! Ayo ita jualan!" ajak Atlan.

Alka pun mengangguk setuju dan meminta Alatas agar ikut menurunkan gendongannya.

"Atu mau jualan mainan!" kata Alka begitu antusias.

Sedangkan ketiga pria dewasa itu saling melempar pandangan, sebelum kembali menunduk, memperhatikan percakapan kedua lelaki kecil tersebut.

"Atu mau dualan tambingnya ayah!" sahut Atlan.

Altra yang paham betul maksud perkataan putranya pun seketika membelalakkan matanya, tak terima.

"Jual kambing ayah?!"

Dengan lugu, Atlan pun mengangguk dan membuat kedua pria itu tergelak.

"Bial kaya!"

End

Ingat ya, ini cuma seandainya mereka semua hidup🤣

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang