🐑 24

1.9K 113 540
                                    

Ada sedikit perubahan alur tentang acil namanya Calla. Mohon maaf<3

"Bwaaa!"

"Aaaa!" Seketika gadis kecil yang tengah duduk sendirian di taman panti asuhan itu menutup kedua matanya karena takut sekaligus terkejut.

"Kaget ya? Ahahaha ...." Altra tergelak, sembari mendudukkan dirinya di samping gadis bernama Calla.

Gadis kecil berumur 2 tahun itu kembali membuka matanya, dan langsung berkacak pinggang sembari menggembungkan kedua pipinya lantaran kesal.

"Hallo, cantiknya Yaya, lagi ngapain kamu?" Altra menoel hidung kecil Calla yang terlihat begitu menggemaskan.

Bukannya menjawab, gadis itu justru memalingkan wajahnya sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Loh? Kok ngambek? Ayo hadap sini, lihat Yaya sebentar," ucap Altra sembari mengelus rambut Calla yang sedikit berantakan.

Gadis kecil itu menggeleng, lalu memukul paha Altra dengan kuat, dan menggeser tubuhnya sedikit menjauh.

"Yah ... Calla ngambek, padahal Yaya udah buatin boneka domba buat Calla, gimana nih?" Altra pura-pura murung sembari menatap boneka yang ia bawa.

Kalimat Altra seakan menarik perhatian Calla, nyatanya gadis itu langsung menoleh ke arahnya, dan kembali mendekatkan tubuhnya.

"Tuh, bonekanya lucu padahal, Calla yakin nggak mau?" tanya Altra sembari menunjuk bonekanya.

Gadis itu lantas tersenyum sembari menggerakkan tangannya ke udara. "Aku mau boneka itu!"

Altra terkekeh, dan membawa Calla ke dalam pangkuannya, lalu memberikan boneka domba itu untuk gadis kecil kesayangannya. "Kalau udah dapet bonekanya, Calla harus apa?"

Calla membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan terimakasih, hal itu membuat Altra merasa semakin gemas, apalagi Bunda Mawar yang ternyata sedari tadi tengah mengawasi mereka.

"Calla mau Yaya kucirin nggak? Biar makin cantik," tawar Altra sembari menata rambut Calla.

Gadis kecil itu mengangguk senang, dan mengacungkan kedua jari mungilnya. Altra langsung paham jika Calla memintanya untuk mengucir rambutnya menjadi 2.

"Siip!" Altra mengacungkan jempolnya, dan menurunkan Calla dari pangkuannya. "Kalau sakit bilang ya? Soalnya rambut kamu agak kusut."

Bunda Mawar tersenyum hangat saat menyaksikan interaksi mereka. Ia kembali teringat saat Altra menemukan gadis kecil itu ketika masih bayi. Iya, Calla gadis kecil tunawicara itu pernah ditemukan di dalam sebuah kardus minuman yang diletakkan di pinggir ruko.

"Selesai! Wuih, Calla cakep banget! Bentar-bentar, biar makin kiyowo!" Altra mengeluarkan jepitan rambut yang ia ambil dari meja belajar Stella, dan memasangkannya pada rambut Calla.

"Tadaaa!"

Bunda Mawar menepuk dahinya sembari tertawa geli, saat Altra begitu telaten mendadani Calla yang terlihat begitu pasrah.

Tanpa mereka sadari, selain Bunda Mawar yang tengah mengawasi, rupannya juga ada seorang pemuda bertopi hitam terlihat memperhatikan keduanya dibalik pagar panti asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa mereka sadari, selain Bunda Mawar yang tengah mengawasi, rupannya juga ada seorang pemuda bertopi hitam terlihat memperhatikan keduanya dibalik pagar panti asuhan.

Anak gue udah besar ternyata. Calla? Nama yang bagus, thank you Al!

🐑

Ke'esokan harinya

Stella turun dari motor sport Altra dengan hati-hati. Hari ini mood perempuan itu begitu baik, apalagi Altra memintanya untuk berangkat bersama, dengan alasan supaya Arel tak berani berulah.

"Emm ... La," panggil Altra setelah menerima helm yang diberikan Stella.

"Kenapa, Altra?" balas Stella.

"Gue lupa bilang makasih karena udah ngobatin luka gue,"  ucap Altra terdengar lempeng.

Stella tersenyum mendengarnya, "Itu udah kewajiban aku, Altra ...," ucapnya sembari mengusap bahu Altra. "Janji jangan berantem lagi ya?"

Altra praktis memasang wajah sinis, "Suka-suka gue lah! Siapa lo, ngatur-ngatur!"

Stella hanya tergelak menanggapinya, ia pun meraih tangan Altra dan menciumnya sebelum beranjak menuju kelas. "Aku ke kelas dulu ya, Altra. Belajar yang rajin!"

Pandangan Altra terus memperhatikan Stella yang semakin menjauh, dan sesekali perempuan itu mengusap lengannya karena merasa dingin.

Altra pun mendongak menatap langit yang terlihat begitu mendung.

"Dingin kayak gini mana Stella nggak pakai jaket, seragamnya juga serba nanggung lagi," gumamnya.

Ia pun melirik hoodie hitam yang ia kenakan, dan kembali menatap Stella. Tak mau berlama-lama lagi di parkiran, Altra segera berjalan mengikuti Stella sembari melepas hoodie yang masih ia kenakan.

"Hai Stell–"

Tepat di saat Arel hendak menyapa Stella, tangan Altra segera menggaet pinggang istrinya begitu posesif dan seolah-olah tak menganggap Arel yang berada di sampingnya.

"Lo pasti kedinginan, pakai hoodie gue ya!" Altra langsung memakaikan hoodie miliknya pada tubuh Stella, dan terlihat begitu kebesaran. Mendapat perlakuan seperti itu tentu saja membuat Stella terkejut sekaligus bingung.

"Gue nggak mau lo sakit, jangan dilepas, oke?" Altra berusaha tersenyum manis, meskipun diam-diam mengertakkan giginya menahan emosi karena Arel masih belum beranjak dari tempatnya.

"Tapi nanti kamu kedinginan," ucap Stella sedikit mendongak agar bisa menatap manik Altra untuk mencari ketulusan di balik sikapnya.

"Enggak ... gue malah kepanasan," balas Altra sembari mengelus puncak kepala Stella.

Ragu-ragu Stella mengangguk percaya dan saat ingin membalas sapa'an Arel justru Altra meraih pipi Stella agar hanya menatapnya.

"Ke kelas yuk! Lo kan nggak boleh berdiri lama-lama, nanti kecapekan," ucap Altra lalu merangkul bahu Stella.

Stella kembali mengangguk, dan hendak berpamitan pada cowok di samping Altra. "Arel, aku dul–"

Cup!

Stella membelalakkan kedua matanya saat Altra tiba-tiba mengunci mulutnya dengan bibirnya.  Hal itu membuat Arel mengepalkan kedua tangannya, hatinya bergemuruh panas menyaksikan keduanya

Altra kembali tersenyum dan kembali merangkul bahu Stella.

"Gimana yang tadi malem? Seru kan? Harus lebih lama lagi sih!" kata Altra sengaja memperjelas suaranya dan membuat wajah Arel semakin muram. Lagian sekolah masih terlihat begitu sepi.

"Semalem?" Stella mengkerutkan dahinya.

"Masa lupa sih? Yaudah biar nggak lupa nanti pulang sekolah ulangin lagi, oke? Oke!"

Puas membuat Arel merasa panas, Altra segera menuntun Stella menuju ke kelas dan sebelum beranjak ia dengan sengaja menginjak kaki Arel penuh tenaga hingga membuat sang empu berteriak kesakitan.

"Akhh! Asu!"

Altra menutup telinga Stella seakan tak membiarkan perempuan itu mendengarkan Arel yang saat ini tengah mengumpatinya dengan berbagai macam nama binatang.

"Nggak usah aneh-aneh, kalau udah jadi punya gue!" kata Altra sembari meremas bahu Stella dan membuatnya meringis kesakitan.

Tbc.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang