"Hai Altra! Akhirnya kamu berangkat sekolah lagi."
Suara dari salah seorang siswi membuat langkah Altra berhenti membuntuti Stella, bahkan perempuan itu ikut berhenti dan menoleh ke arah suaminya.
"Gue udah sembuh," balas Altra sembari melirik sekilas kakinya.
"Wah, kalau gitu ayo ke kantin! Gue traktir lo sarapan," ucap siswi itu yang sepertinya belum menyadari bahwa Stella sudah menyorot tajam ke arahnya.
Altra melirik istrinya sejenak, seketika ide jahil terlintas di otaknya.
"Boleh!" sahut Altra dengan senyum sumringah, membuat Stella melotot tajam ke arahnya. "Berdua aja?" tanyanya sengaja di keraskan.
Siswi itu mengangguk, lalu tersentak saat Stella tiba-tiba datang sembari berkacak pinggang.
"Dia udah sarapan!" sembur Stella, membuat Altra meringis. "Udah kenyang juga!" tekannya.
Perempuan itu lantas menarik tangan Altra untuk segera beranjak.
"Cie cemburu," goda Altra sembari mencolek dagu Stella.
"Nggak!" bantah Stella sembari menepis tangan Altra.
"Nggak salah?" tanya Altra tersenyum jahil.
Stella merotasikan kedua bola matanya, "hmm ...."
Setelah beberapa langkah menyusuri koridor, keduanya menghentikan langkahnya saat Genta tiba-tiba muncul dari perpustakaan. Saat itulah raut wajah Altra berubah muram.
"Kebetulan bisa ketemu lo," ucap Genta pada Altra lalu menatap Stella sejenak. "Ada sesuatu yang harus gue sampaikan."
"Simpan, kalau nggak penting," balas Altra hendak kembali melangkah. Namun Genta segera mendorong dadanya hingga mundur beberapa langkah.
"Brengsek!" gumam Altra dengan emosi tertahan. "Lo mau ngehasut gue tentang Stella lagi?!" tuduhnya.
"Ini soal Arshan," papar Genta.
Stella hendak membuka suara, tapi Genta segera mengisyaratkan untuk tetap diam.
"Gue nggak mau tau tentang dia," tandas Altra.
"Mau, nggak mau lo harus tau!" tekan Genta.
Altra mendengkus berat, tanpa sadar ia menggenggam erat tangan Stella.
"Dia mau pindah ke luar kota besok, gue rasa masih ada waktu buat kalian berdamai!" Genta berujar.
"Bagus, nggak usah balik sekalian!" Altra menyeringai puas. "Lo kalau mau ikutan juga silahkan."
"Altra!" tegur Stella.
Genta mengepalkan tangannya, menahan diri agar tidak memukul sahabatnya itu.
"Perusak keluarga emang harus menyingkir."
Bughh!
Pertama kalinya Genta melayangkan pukulan keras di wajah Altra. Ia bisa merasakan sakitnya pukulan itu, terbukti tangannya ikut terasa nyeri.
"Genta, lo keterlaluan!" pekik Stella sembari membantu Altra bangun dari lantai.
"Suami lo yang keterlaluan!" sembur Genta, tatapannya masih pada Altra. "Nggak usah jadi orang paling tersakiti, Anjing! Gimana sama Arshan yang berusaha baik-baik aja saat bokap lo lebih merhatiin lo dari kecil?!"
"Tapi nggak gini caranya Gen! Ingatan Altra baru aja kembali, susah buat dia agar kembali nerima kenyataan itu!" ujar Stella sembari mengusap bekas pukulan Genta di pelipis suaminya. "Semua nggak akan selesai kalau pakai kekerasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Teen FictionEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...