🍂 Flashback 4

967 22 13
                                    

"Kamu mau pulang?"

Langkah Vano terhenti saat suara Kamala terdengar dari ambang pintu, pria itu lantas menoleh.

"Iya, baru aja aku dapat kabar kalau Altra sakit," ucap Vano.

Kamala membuang napas berat, lalu kembali menatap Vano. "Tapi kamu nggak lupa kan? Kalau besok ada acara di sekolahnya Arshan? Cooking class, kita datang sama-sama buat meriahkan acara."

Vano mengangguk mengerti sembari tersenyum tipis. Setelah mencium kening Kamala, pria itu lantas beranjak menuju mobil.

Kamala menatap mobil Vano yang semakin menjauh dari halamannya, hingga suara Arshan membuatnya mengalihkan atensinya.

"Ma?" panggil Arshan.

"Iya, Sayang?" tanya Kamala sembari tersenyum menatap putranya.

"Ayah pergi lagi?" Arshan berbalik tanya.

Senyum kamala perlahan pudar, digantikan tatapan sendu darinya. Ia ingin Vano tetap di sini, tetapi ada yang lebih berhak darinya.

"Ayah ... ada tugas di luar kota, besok pagi pulang," kata Kamala yang tak sepenuhnya benar.

"Tapi, besok Ayah bisa kan?" tanya Arshan dengan tatapan memohon.

Kamala mengangguk mantap sembari tersenyum. "Iya, pasti datang! Arshan nggak perlu kawatir, oke?" Wanita itu lantas mencium kedua pipi putranya dan memeluknya dengan sayang.

🍂

1 jam berlalu.

Mobil Vano tiba di halaman rumahnya setelah keluar dari mobil, pria itu langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan mendapati putra bungsunya tengah meringkuk di sofa dengan dahinya yang tertutup kompres.

"Nak?" panggil Vano sedikit menepuk punggung Altra. Tangannya terangkat menyentuh pipi putranya, dan terasa sangat panas.

"Ya Tuhan, kamu kenapa bisa sakit, Al?" Vano mulai panik, pria itu menoleh saat mendengar suara langkah kaki dari tangga. Rupanya Lusiana yang tengah membawa selimut dan boneka kesayangan Altra.

"Ma? Altra kenapa bisa sakit?!" tanya Vano terdengar begitu cemas.

Wanita itu membuang napas berat setelah duduk di samping Vano. "Dia jalan kaki pulang sekolah pas cuacanya lagi panas, habis itu langsung minum es," jelas Lusiana sembari menggelengkan kepalanya.

"Jadi sakit gini, aku udah marahin Altra. Bukannya aku nggak mau direpotkan, tapi aku nggak tega kalau dia sakit kayak gini, dia juga nggak mau diantar ke rumah sakit," lanjut lusiana.

Vano membuang napas seraya mengusap rambut Altra. "Anak ayah kalau dibilangin jangan bandel, kasian Mama ya, Sayang?

Perlahan mata Altra terbuka, terlihat sang ayah tengah memandanginya sembari mengusap rambutnya.

"Ayah," panggil Altra terdengar lirih.

"Anak ayah udah bangun? Kita ke rumah sakit ya? Biar cepat sembuh," kata Vano.

Cowok itu menggeleng lemah, ia memeluk lengan sang Ayah begitu erat. "Nggak mau, maunya di sini sama Ayah. Altra kangen ...."

Vano tersenyum tipis, dan menatap Lusiana sejenak.

"Maaf ya? Ayah baru pulang dari luar kota, sekarang ayah udah pulang. Jadi bisa nemenin Altra," kata Vano yang tak sepenuhnya benar.

"Sekarang Altra istirahat lagi ya? Biar besok bisa lomba masak sama Ayah di sekolah!" seru Lusiana sembari menyelimuti tubuh Altra.

Perlahan senyum Vano memudar, ia baru sadar jika Arshan dan Altra bersekolah di tempat yang sama.

"Sebaiknya Altra istirahat dulu di rumah, aku akan bikin surat ijin buat gurunya," ucap Vano beralasan.

 𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang