"Lo beneran nggak mau ngobrol sama gue?"
Lagi-lagi pertanyaan Altra kembali diabaikan oleh Stella, perempuan itu justru asik menikmati sarapannya.
Meskipun rasa kesalnya pada Altra belum hilang dari kemarin, tapi ia tetap menjalankan kewajibannya menyiapkan makanan dan minuman untuk suami tengil-nya itu.
"Ngomong dong, Yang! Gue nggak suka didiemin gini ... mending lo ngomel-ngomel kayak kemarin deh! Gue bakal dengerin," bujuk Altra sembari mencolek bahu Stella.
Perempuan itu hanya melirik sinis sembari menyesap susu cokelat di gelasnya.
"Lo itu salah paham, gue ngajak VCS biar dia nggak gangguin gue lagi ... beneran deh!" lanjut Altra dengan tampang melas.
Stella mengangkat bahunya seakan tak peduli, ia lantas meraih tasnya dan beranjak dari ruang makan.
Altra menggerutu kesal sembari ikut meraih tas sekolahnya, dan berlari kecil mengekori Stella.
"Lo mau pakai mobil atau motor?" tawar Altra setelah sampai di depan garasi sembari tersenyum manis, berharap Stella akan luluh.
Pandangan Stella jatuh pada motor matic yang terparkir di sampingnya, dalam diam ia ingin merasakan berboncengan bersama Altra menggunakan salah satu motor yang tak pernah ia naiki sebelumnya.
Karena istrinya terus menatap motor matic yang berada di sampingnya, Altra lantas mengacungkan kedua jempolnya.
"Oke sip, pakai Surti biar makin romantis!" Altra segera meraih kunci motor matic-nya yang tergantung di dinding, tak lupa ia juga mengambil 2 helm untuk mereka.
Surti? Jangan-jangan semua kendaraannya di namain juga sama dia? Batin Stella sembari menggelengkan kepalanya pelan.
Sebelum mengeluarkan motornya, Altra lebih dulu memakaikan helm bogo di kepala Stella.
"Cantik!" puji Altra tersenyum manis.
Stella memalingkan wajahnya, agar Altra tak tahu jika pipinya sudah merona.
"Tunggu di depan gerbang dulu ya, Sayang? Gue mau manasin motor soalnya jarang di pakai," kata Altra.
Stella lantas beranjak menuju gerbang tanpa membalas kalimat Altra, membuat cowok itu kembali menghela.
Tak sampai menunggu lama, Altra datang bersama motor matic hitamnya yang ia beri nama Surti. Cowok itu terlihat menurunkan footstep belakang sebelum memita Stella untuk naik ke motornya.
"Yuk naik," pinta Altra.
Perempuan itu langsung naik ke atas motor sembari melipat tangannya di depan dada.
"Tangannya?" Altra melirik pinggangnya karena merasa ada yang kosong.
Stella menatap spion sembari menaikkan salah satu alisnya. Altra yang melihat itu lantas menoleh ke belakang.
"Pegangan, Sayang ... kalau lo kejungkal, gue nggak mau tanggung jawab ya?" kata Altra bernada ancaman.
Stella mencibir sembari memajukan tubuhnya dan memeluk pinggang Altra dari belakang. Membuat cowok tengil itu senyum-senyum tak jelas.
"Okee, berangkat!"
Motor hitam bermodifikasi lampu biru itu pun melaju bersiap membelah jalan kota yang mulai ramai tanpa ugal-ugalan seperti sebelumnya. Sepanjang perjalanan Stella hanya mendengarkan ocehan Altra yang berusaha meluluhkan hatinya, bahkan Stella hanya diam menahan senyum ketika Altra mencium punggung tangannya saat berhenti di lampu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐓𝐑𝐀𝐊𝐒𝐀 (My Absurd Husband)
Teen FictionEnd✔ R 17+ "Altra kalau kita nanti terpisah, aku bakal cari cara buat kita kembali." Sesuai seperti apa yang Stella janjikan untuk Altra, ia rela mengorbankan semuanya untuk seseorang yang sangat berarti di masa lalunya. Altra kehilangan memori inga...