02.Kesadaran

19.5K 2.4K 20
                                    

"Salam kepada Matahari kekaisaran Althair, Yang Mulia Kaisar Orion," Ishabelle membungkukkan badannya. Memberikan sapaan hormat layaknya seorang bangsawan yang anggun pada umumnya.

Tapi prilakunya tersebut tampaknya terlihat tidak umum di mata sang Kaisar dan ksatria pribadinya.

Sang ksatria tampak tersentak dengan kedua mata yang agak melebar, kala ia melihat sang Putri menyapa kaisar dengan hormat dan anggun. Tidak seperti biasanya yang akan langsung menerobos masuk ke ruangan kerja Kaisar dan merengek untuk meminta perhatian.

Di sisi lain, sang Kaisar berhasil menyamarkan rasa agak terkejutnya dengan ekpresinya yang tabah dan datar seperti biasanya. Ia menatap putrinya, Ishabelle dengan sepasang mata merahnya yang berkilat tajam.

"Putri sepertinya sudah mulai memahami tatakrama bangsawan sekarang," Kata Kaisar itu kemudian. Nada suaranya datar saat ia mengucapkan kalimat sarkas tersebut.

Ishabelle lantas menegakkan kembali tubuhnya, lalu mendongakkan wajahnya untuk menatap sang Kaisar yang saat ini berada di balik meja kerja besarnya. Ia sedikit pun tidak merasa tersinggung dengan perkataan sarkas dari sang kaisar yang kini merupakan Ayahnya tersebut. Sebab ia tahu, bahwa Putri Ishabelle yang sebenarnya selama ini selalu bersikap semaunya dengan mengabaikan tatakrama bangsawan.

Bisa dibilang, Putri Ishabelle itu liar.

"Jika Baginda berkenaan, bisakah saya tahu kenapa anda memanggil saya?" Tanya Ishabelle sopan, dengan mengabaikan ucapan sarkas Kaisar Orion yang sebelumnya.

Mendengar perkataan sang putri dan ekspresinya yang tenang itu, pun membuat Kaisar kekasiaran Orion itu heran juga bertanya-tanya dalam benaknya. Tapi hal itu lagi-lagi mampu ia sembunyikan dengan pembawaannya yang tenang.

Baginda, katanya?

Aneh..

Karena Putri Ishabelle biasanya akan memanggilnya "Ayahanda" Sambil merengek.

Di sisi lain, Ishabelle saat ini juga tengah memperhatikan Kaisar Orion secara diam-diam.

Sama seperti yang digambarkan dalam buku Novel, Kaisar Orion adalah orang yang sangat tampan. Ia memiliki rambut emas yang berkilau, sepasang mata semerah darah yang tajam, tubuh tinggi dan tegap yang tampak berwibawa, dan kulit putih yang agak pucat.

Dengan ketampanannya yang bagaikan dewa tersebut, pantas saja ibu dari putri Ishabelle yang asli sangat tergila-gila padanya.

Tapi sayang sekali, sampai Ibu dari Putri Ishabelle yang asli, Ratu Althea meninggal dunia, Kaisar Orion dinyatakan tidak pernah mencintainya sedikit pun. Sebab sang Kaisar nyatanya telah memiliki orang lain di hatinya, dan terpaksa menikahi ibunya untuk memperkuat posisinya sebagai penerus tahta dan kaisar.

"Usiamu sekarang sudah 7 tahun, Ishabelle," Kata Kaisar Orion, yang membawa kembali Ishabelle pada kesadarannya.

Oh, jadi orang ini ternyata mengingat usia putrinya yang selama ini ia abaikan?

"Aku sudah membiarkanmu selama ini, tapi aku tidak bisa membiarkanmu lebih lama lagi bertindak seenaknya," Kaisar melanjutkan. Menatap putrinya dengan sepasang mata merah darah yang berkilat tajam.

Mata merah darah itu. Ishabelle ingat bahwa mata itu selalu berhasil mengintimidasi dan membuat takut putri Ishabelle yang asli.

Tapi karena dirinya di kehidupan yang sebelumnya adalah seorang Executive Mafia, ia tentu saja telah akrab dengan warna mata Kaisar Orion tersebut. Bahkan, merah darah adalah warna favoritnya setelah hitam.

"Sudah diputuskan! Kau akan kembali mendapatkan guru untuk memberimu pelajaran Private terkait tatakrama, sejarah, dan ilmu pengetahuan lainnya yang dibutuhkan seorang putri dan bangsawan. Tidak ada lagi penolakan, Ishabelle!" Kaisar malanjutkan dengan tegas. Menyatakan bahwa ia benar-benar tidak menerima bantahan dan penolakan dari putrinya.

Mengingat kembali ke novel yang dibacanya, Putri Ishabelle yang digambarkan sebagai putri yang nakal, seenaknya, kejam, dan licik, adalah orang yang pemalas jika menyangkut pelajaran akademik dan tatakrama. Selalu kabur demi menghindari guru dan pelajaran yang harus ia pelajari sebagai bangsawan dan seorang putri. Membuat Kaisar akhirnya terpaksa menghentikan Study-nya sejenak, dan akhirnya kembali memutuskan untuk melanjutkan Study sang Putri saat Putri Ishabelle berusia 7 tahun.

Dan karena ancaman juga sikap tegas sang Kaisar, Putri Ishabelle akhirnya bersedia melanjutkan Study-nya dengan amat terpaksa.

Tapi meskipun Putri Ishabelle melanjutkan Study-nya dengan keterpaksaan dan kemalasan, Putri Ishabelle digambarkan sebagai pribadi yang jenius dan dengan mudah menyerap setiap informasi dari pelajaran yang diberikan. Dan hal menakjubkan lainnya, Putri Ishabelle sangat berbakat dalam bidang sihir dan mempunyai kapasitas Mana yang amat besar dalam tubuhnya.

Tentu saja Putri Ishabelle dibuat sebagai karakter yang luar biasa disini! Sebab nanti ialah yang akan menjadi Putri Mahkota, sekaligus Antagonis utama yang harus dikalahkan Protagonis Utama.

Dan sebagai Antagonis utama, jika ia tidak hebat, Protagonis utama pasti akan dengan mudah dapat mengalahkannya.

Jiwa yang saat ini menempati tubuh putri Ishabelle, menghela nafas samar. Meskipun ia sebenarnya amat sangat malas untuk mengikuti Study yang telah sang Kaisar atur untuknya, ia tidak punya pilihan lain selain menerima.

Bisakah ia menolak keputusan seorang Kaisar? Tentu saja tidak!

Selain itu, mempelajari beberapa hal sepertinya juga akan berguna dan akan ia butuhkan selama tinggal disini. Sebab ia harus mulai beradaptasi dengan dunia ini jika menginginkan kehidupan yang nyaman dan damai.

Well, ia tidak ingin menjadi buta dengan lingkungan yang saat ini ia tempati.

"Pelajaran pertamamu akan dimulai Lusa. Jadi bersiaplah dan jangan membuat ulah!" Kaisar memperingatkan.

"Baik, Baginda. Saya tidak akan mengecewakan anda," Balas Putri Ishabelle. Menerima keputusan itu tanpa adanya tanda keberatan sedikit pun.

Dan sikap penerimaannya itu lagi-lagi membuat Ksatria Pribadi Kaisar, Gallert tersentak samar karena terkejut.

Semudah itukah membujuk Putri yang nakal dan liar ini?!

Hal yang sama juga terjadi pada Kaisar Orion. Meskipun ekspresinya saat ini tenang, sejatinya ia juga terkejut dengan penerimaan tanpa perlawanan sang putri pada keputusannya.

Biasanya, Ishabelle pasti akan merengek bahkan sampai menangis jika dipaksa untuk belajar.

Tapi sekarang?

Aneh!

Hari ini, Putrinya aneh!

Tapi keanehan Putri Ishabelle kali ini setidaknya berdampak positif. Sebab sang Kaisar tidak perlu memaksanya dengan keras agar setuju dengan keputusannya.

"Agak mengejutkan karena kau langsung menerimanya tanpa penolakan. Biasanya kau akan mulai merengek dan menangis keras jika aku memaksamu untuk melanjutkan Study," Kata Kaisar Orion kemudian. Menatap putrinya yang kecil mungil dengan kilatan perhitungan di mata merah darahnya.

"Kau juga tampak lebih tenang hari ini. Biasanya kau akan langsung merengek untuk meminta perhatianku," Kaisar kembali melanjutkan. Menatap intens pada wajah kecil putrinya yang benar-benar menunjuklan ekpresi yang tenang.

Ya. Putrinya memang aneh hari ini.

"Apakah terjadi sesuatu?" Tanyanya kemudian. Tidak bisa tidak penasaran pada apa yang telah terjadi pada Putrinya sehingga membuat sang Putri bersikap tidak seperti biasanya hari ini.

Sikap Putrinya memang menjadi lebih baik dan Positif daripada sebelumnya. Tapi jujur saja, perubahan ini membuatnya merasa agak tidak nyaman.

Ishabelle menatap Ayahnya, Kaisar Orion dengan sepasang mata Ruby-nya yang hampa, "Saya hanya baru menyadari sesuatu,"

"Oh, dan apa itu?" Tanya Kaisar. Menjadi kian penasaran dengan apa yang membuat Putrinya menjadi lebih bersikap layaknya seorang Putri Kaisar hari ini.

Tapi kemudian, jawaban yang diberikan Ishabelle atas pertanyaan Kaisar, merupakan jawaban yang tidak terduga dan amat mengejutkan.

"Saya menyadari, Bahwa sekeras apapun saya berusaha untuk menarik perhatian Baginda, Baginda tidak akan pernah melirik saya,"





















To be Continued...

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang