"Kau terlihat gelisah," Celetuk Maxime, saat kedua matanya melirik Littia Elleanor yang berdiri di sampingnya.Elf cantik itu memang tampak tenang seperti biasanya. Tapi ke-2 matanya tidak bisa sepenuhnya menyembunyikan kegelisahan yang tengah dialaminya.
Mendengar perkataan Maxime, Littia pun beralih untuk menatap laki-laki bersurai biru muda tersebut. Sedangkan yang ditatap, telah mengalihkan lirikannya dari Littia dan ganti memperhatikan sosok temannya, Emilliano yang saat ini tengah berada di sudut lapangan dan berjarak lumayan jauh dari ia dan Littia. Tampak tengah bersungguh-sungguh dan berkonsentrasi dalam melakukan deretan gerak pemanasan untuk meregangkan dan melenturkan tubuhnya.
"Jika dia kalah, maka kita harus bersujud di kaki Samuel Vipher dan gadis-gadis menyebalkan itu," Kata Littia. Mengingat kembali tentang taruhan yang telah disepakati dalam Duel ini.
Ya. Emilliano Cortizo dan Samuel Vipher akhirnya benar-benar akan melakukan Duel berpedang hari ini dan saat ini juga, dengan tujuan untuk mencapai akhir dari permasalahan yang terjadi diantara Littia dan tunangan Samuel.
Dan dalam duel ini, terdapat kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dimana kesepakatan itu mengharuskan pihak yang kalah untuk bersujud dan memohon maaf di kaki pihak yang menang, sampai pihak yang menang memberikan pengampunan mereka.
Sebagai bagian dari spesies Elf yang memiliki sifat dasar Arogan dan menjunjung tinggi harga diri mereka, Littia tentu saja merasa sangat terganggu dan keberatan dengan kesepakatan dalam duel ini.
Bersujud di kaki orang lain? Selamanya Littia tidak akan sudi melakukan hal yang dapat merendahkan harga dirinya itu!
"Sial! Aku hanya bisa menonton dan menyaksikan saat harga diriku dipertaruhkan disini," Littia melanjutkan, saat ia melirik Emilliano dengan lirikan tajam dan menusuk. Sedangkan yang dilirik tajam tengah fokus melakukan peregangan tubuh.
Penentu dari apakah ia akan bersujud atau tidak di kaki orang lain hari ini, adalah Emilliano Cortizo. Dan bagi Littia, sangat menyebalkan saat ia tidak bisa melakukan apa pun untuk mempertahankan harga dirinya sendiri dan malah harus melimpahkannya pada orang asing yang belum tentu bisa dipercaya.
Jika Emilliano sampai kalah dalam duel ini...
"Jika dia sampai berani membiarkan dirinya kalah, maka aku sendiri yang akan menghabisinya!" Kata Littia lagi, dengan kilatan dingin di kedua matanya, yang seolah menyatakan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan apa yang ia katakan.
Disamping itu, Maxime yang mendengar perkataan Littia, tanpa sengaja mengeluarkan suatu tawa kecil dari bilah bibirnya. Membuat Littia beralih untuk kembali menatap Maxime, dengan kilatan kesal dan sinis di matanya.
"Apa yang lucu?!" Littia bertanya dengan sinis, kepada Maxime yang malah tertawa dan bukannya merasa khawatir juga sepertinya.
Maxime Gracias adalah Putra ke-2 Duke Gracias. Salah satu keluarga bangsawan kuno terhormat dari 4 pilar kekaisaran. Apabila Emilliano kalah dalam duel ini, maka ia pun akan ikut berlutut dikaki Samuel dan gadis-gadis menyebalkan itu. Dan bagi seorang Putra Duke untuk bersujud di kaki anak-anak bangsawan rendah seperti mereka, jelas itu bisa melukai harga dirinya dan harga diri keluarganya juga.
Jadi kenapa Maxime Gracias malah terlihat sangat santai seperti ini?! Bukankah ia harusnya memiliki setidaknya sedikit saja rasa khawatir akan harga dirinya dan harga diri keluarganya yang terancam?
"Kau sepertinya terlalu percaya padanya, sampai kau bahkan tidak khawatir sedikitpun ia akan kalah dalam duel ini," Littia melanjutkan, saat Maxime beralih untuk menatapnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasy(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...