"Anda seharusnya tidak melakukan itu, Putri,"Putri Ishabelle tidak menunjukkan respon apa pun terkait perkataan Maxime tersebut. Kedua matanya terfokus pada rentetan paragraf yang tertulis di lembar buku tebal yang saat ini tengah dibacanya. Tapi baik Maxime maupun Emiliano tahu bahwa sang Putri dapat mendengar dengan baik apa yang telah Maxime katakan.
Maxime Gracias menghela nafas akan tanggapan diam yang diberikan sang Putri.
Setelah keributan yang terjadi di kantin, Emilliano dan Putri Ishabelle segera pergi dengan membawa serta Maxime untuk mendapatkan perawatan di Ruang Kesehatan Akademi.
Untungnya tidak ada hal serius yang terjadi pada Maxime dan setelah mendapatkan perawatan serta meminum obat yang diberikan Healer Akademi, kondisi Maxime pun menjadi lebih baik saat ini.
Dan karena kondisinya sudah lebih baik, Maxime kini sudah bisa memproses dengan baik apa yang telah Putri Ishabelle lakukan pada ke-4 orang yang telah menindasnya.
Jhonny Warrent, Putra sulung Marquess Warrent. Karena Marquess Warrent telah lama mengabdikan diri dan bekerja sama dengan Duke Gracias, tentu saja Maxime mengenal siapa Jhonny Warrent itu.
Hampir setiap 1 bulan sekali, Jhonny Warrent akan mengunjungi Mansion Duke Gracias bersama dengan Marquess. Sementara Marquess memiliki hal penting yang harus didiskusikan dengan Ayahnya, Duke Gracias, Jhonny Warrent dibiarkan bermain dengan Mellisa dan juga dirinya.
Tapi tentu saja pada akhirnya yang dilakukan Jhonny Warrent adalah mempermainkan dirinya.
Jhonny Warrent sejak dulu selalu saja menghina dan menindasnya. Jika ia melawan, maka Jhonny Warrent tidak akan segan-segan untuk memukulnya.
Pernah suatu ketika ia memukul balik Jhonny Warrent. Tapi anak itu kemudian berakting dramatis di hadapan Marquess dan Ayahnya, mengatakan bahwa ia telah menyakitinya saat yang ingin ia lakukan hanyalah bermain dengannya.
Ayahnya, Duke Gracias yang tidak pernah menyayangi dan peduli padanya, pun percaya dengan omong kosong Jhonny Warrent dan menghukumnya. Hukuman yang mengerikan, sebab ia dibiarkan kelaparan dan kedinginan di gudang Mansion yang gelap dan berdebu selama 3 hari berturut-turut.
Oleh karena itulah, semenjak saat itu ia tidak pernah lagi mencoba melawan Jhonny Warrent. Pada akhirnya ia hanya pasrah saat Jhonny menghina juga menindasnya.
Dan Jhonny Warrent sepertinya tidak punya niat untuk berhenti menindasnya bahkan setelah mereka masuk ke Akademi dan berada di kelas yang berbeda.
Mengetahui sang Putri sampai rela maju untuk membelanya dan menghentikan Jhonny Warrent dari menindasnya, tak dapat ditampik jika ia merasa senang akan hal itu.
Selama ini tidak pernah ada orang yang cukup peduli padanya. Semenjak kematian mendiang Ibunya, tidak pernah ada lagi yang memberikan ia perhatian dan menyayanginya.
Ayahnya, Duke Gracias hanya menganggap ia Aib dan kesalahan belaka. Tatapan mata yang selalu diberikan sang Duke padanya hanyalah tatapan muak, kesal dan terganggu.
Jika saja ia tidak terlahir dengan ciri khas penampilan yang hanya dimiliki keluarga Duke dan jika saja ia tidak terlahir dengan Energi Aura yang sangat melimpah, Sang Duke pasti tidak akan pernah mau mengakuinya sebagai Putranya.
Lalu, ada pula Nyonya Duchess yang merupakan Ibu Tirinya. Sang Duchess selalu menjadi wanita dengan mulut pedas dan tajam kala berhadapan dengannya. Tidak hanya menghinanya, Duchess juga menghina ibunya yang telah tiada. Duchess selalu mengatakan bahwa Ibunya tidak lebih dari pelayan rendahan dan pelacur yang punya hobi menggoda suami orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasy(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...