43. Tragedi di Tengah Pesta (S2)

6.6K 1K 37
                                    


"Sesuai dugaan, kau berdansa dengan baik," Komentar Orion, dikala ia melakukan gerakan dansa berputar dengan Putri sulungnya.

"Terima kasih atas Pujiannya, Yang Mulia. Anda juga berdansa dengan baik," Balas Ishabelle, yang tanpa kesulitan mengikuti alunan musik yang menjadi pengiring dansa mereka.

Pasangan Ayah-anak tersebut tampak larut dalam tarian dansa masing-masing. Keduanya berdansa dengan tenang dan seirama, tanpa peduli jika mereka telah menjadi objek perhatian dari sebagian besar tamu Undangan di Pesta itu.

Kaisar Orion dengan postur tubuhnya yang tegap dan gagah, tanpa kesulitan membimbing gerakan dansa antara ia dan Putri sulungnya. Sedangkan Putri Ishabelle yang postur tubuhnya kecil dan ramping, juga tanpa kesulitan mengikuti gerakan Kaisar Orion dalam membimbing dansa mereka. Keduanya benar-benar tampak serasi di atas lantai dansa. Gerakan Putri yang anggun dan lembut, dipadukan dengan gerakan Kaisar yang gagah juga tenang, telah sukses membuat banyak orang terpesona dan kagum pada mereka.

Dan diantara orang-orang yang merasa kagum juga terpesona itu, pastilah ada orang-orang yang merasa iri juga dengki.

Contohnya?

Ya. Tentu saja, Eros Sharmyld termasuk dalam jajaran orang-orang yang merasa iri. Namun ia tak bisa melakukan apa pun selain hanya gigit jari dan berharap bahwa sang Putri bersedia untuk melakukan dansa ke-2 dengannya.

Di sisi lain, Pangeran Jeffery juga tampak memasang wajah cemberut sebal yang tampak imut di wajahnya. Masih merasa kesal dan tidak adil lantaran fakta bahwa ia tidak bisa berdansa dengan Kakaknya, hanya karena ia lebih pendek daripada sang kakak.

Dan bahkan barisan para Tuan muda yang telah gagal berdansa dengan Putri Ishabelle, juga tampak memasang ekspresi iri dan kecut di wajah masing-masing.

Di lain sisi, para Putri dari keluarga bangsawan lain juga menaruh rasa iri pada sang Tuan Putri, sebab telah menggagalkan rencana mereka dalam merayu dan mengajak sang Kaisar berdansa.

Well, Kaisar Orion itu seorang Duda. Ditambah lagi ia tampan, berwibawa, kaya-raya, juga seorang Kaisar. Jadi wajar saja jika ia menjadi incaran banyak wanita. Tak peduli jika ia telah memiliki 2 anak dan tidak lagi muda.

Yah, jika dilihat-lihat lagi, sepertinya lebih banyak orang yang merasa iri dan dengki dengan Ayah-Anak yang hanya fokus berdansa itu.

"Bagaimana menurutmu tentang Pestanya?" Tanya Orion, disela-sela berdansa dengan Putrinya. Ia benar-benar mengabaikan pandangan orang lain terhadap ia dan Putri sulungnya itu.

"Saya sebelumnya telah membayangkan pesta debut yang megah. Tapi meskipun demikian, tetap mengejutkan bagi saya ketika melihat kemegahan dan kemewahan dalam Pesta ini," Ishabelle menjawab dengan jujur dan apa adanya. Pesta Debutnya yang megah dan mewah ini, pada kenyataannya ternyata lebih megah dan mewah daripada yang sebelumnya ia bayangkan.

Skala kemegahan dan kemewahan pesta debut ini bahkan seperti skala kemegahan dan kemewahan untuk perayaan ulang tahun Kaisar, daripada untuk sekedar perayaan debut sosialnya.

Selain itu, hal lain yang menjadi di luar bayangannya juga ada pada para tamu undangan.

Well, sebelumnya Ia juga telah membayangkan jika pesta debutnya ini akan dihadiri oleh banyak orang dari kalangan bangsawan atau orang-orang yang mendapatkan kehormatan khusus. Sang Putri telah membayangkan tentang seramai apa pestanya ini. Tapi sekarang begitu ia hadir langsung dalam pesta ini, ia masih tetap dikejutkan oleh banyaknya orang-orang yang menghadiri pestanya dan banyaknya keramaian yang ada di sekitarnya.

Benar-benar ada banyak sekali orang, yang membuat dirinya lelah hanya karena melihat mereka saja.

"Lalu apa kau menikmati pestanya?" Tanya Orion setelahnya.

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang