97. Diantara Kaisar & Pangeran (S3)

2.1K 285 21
                                    


Begitu Pangeran Jeffery membuka kedua matanya, penglihatannya nampak buram, sehingga membuat dirinya pun otomatis mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menjernihkan penglihatannya.

Kemudian ketika ia dapat melihat dengan lebih jelas, Pangeran Jeffery dapat langsung mengetahui jika hari ternyata sudah malam. Itu berdasarkan dari penerangan remang-remang ruangan dan cahaya bulan yang masuk dari jendela ruangan tempat ia ditahan selama 2 minggu ini.

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Jeffery bertanya-tanya dalam hati, ketika ia mengingat kembali saat-saat terakhir dimana ia perlahan kehilangan kesadarannya siang tadi.

"Dan apa yang terjadi selama aku pingsan?" batinnya lagi, saat ia hendak mengangkat tangan kanannya untuk mengusap kepalanya yang masih terasa agak nyeri.

Tapi begitu ia ingin mengangkat tangannya, Pangeran Jeffery dapat merasakan adanya beban berat dan hangat di lengannya. Membuat ia pun urung mengangkat tangannya dan menolehkan kepalanya untuk melihat apa yang tengah menahan tangannya itu saat ini.

Dan dibutuhkan pengendalian diri yang luar biasa dari Pangeran Jeffery yang baru saja sadar dari pingsannya, untuk tidak terlonjak atau berseru kaget saat ia melihat sosok kakaknya, Putri Ishabelle yang ternyata saat ini tengah tertidur dengan posisi duduk dikursi kayu di samping ranjangnya dan menggunakan lengannya yang terbalut selimut tebal untuk menjadi bantal kepalanya.

"KAKAK..?!" serunya dalam hati, dengan kedua bola mata melebar lucu karena sangat terkejut.

Sang Pangeran bahkan beberapa kali mengusap-usap ke-dua matanya dengan tangan kirinya, untuk benar-benar memastikan jika ia tidak salah lihat atau tidak sedang berhalusinasi melihat sang kakak, karena dalamnya rasa rindu yang ia miliki untuk kakak perempuannya itu.

"Kakak benar-benar disini?!!" serunyaa lagi dalam hati, saat masih melihat kakaknya yang tertidur lelap disisinya, bahkan setelah ia beberapa kali mengusap dan mengerjepakan ke-dua matanya.

Jadi ia memang tidak sedang berhalusinasi dan kakaknya benar-benar berada disini bersamanya!

"Sejak kapan?" gumamnya tanpa sadar. Memikirkan sejak kapan kiranya sang kakak berada disini.

"Ahhh.., kau akhirnya sadar. Syukurlah,"

Medengar suara yng familiar tersebut, kedua mata sang Pangeran pun kembali membola lebar dan ia pun mendongakkan kepalanya untuk melihat pemilik suara familiar tersebut.

"Ayah?!" Jeffery berkata refleks, hampir berseru, saat ia meihat sang Ayah, Kaisar Orion tengah berjalan menghampirinya dengan kelegaan dalam ekspresinya.

"Ssstt..! Pelankan suaramu. Kau bisa membangunkan kakakmu nanti," pinta Orion dengan suara pelan namun jelas, seraya meletakkan telunjuk tangan kanannya di depan bibirnya.

Mendegar itu, Pangeran Jeffery pun segera menutup rapat bibirnya dan menganggukkan kepalanya. Ia melirik sejenak sang kakak dan menghela nafas lega setelah melihat kakaknya yang masih tertidur lelap.

Untunglah ia tidak membangunkan  sang Kakak dengan sedikit keributannya. 

"Kenapa Ayah disini?" tanya Jeffery setelahnya. Kali ini dengan suara yang lebih pelan.

"Pertanyaan konyol macam apa itu?" Orion membalas dengan geli, seraya melepaskan kacamata baca dari wajahnya dan meletakkannya ke atas meja nakas di samping tempat tidur.

"Putra Ayah dikabarkan pingsan karena sakit. Bagaimana bisa Ayah tidak khawatir dan melihat sendiri keadaannya?" Orion melanjutkan, saat ia dengan perlahan mendudukkan dirinya di tepi ranjang yang kosong di sebelah putranya dan di samping Putrinya.

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang