Mengetahui jika ia kembali berhadapan dengan Ayahnya, Putri Ishabelle lantas kembali mendongakkan wajahnya. Menatap sosok sang Ayah yang tengah mengulas senyuman lembut di wajahnya yang tegas dan berwibawa.
Orang lain mungkin tidak dapat melihatnya. Tapi Putri Ishabelle dapat melihatnya dengan sangat jelas.
Kedua mata Ayahnya saat ini tampak berkaca-kaca, dengan campuran perasaan yang terukir di dalamnya. Ada rasa haru, bangga, senang, kerinduan, juga kesedihan dalam sepasang mata semerah darah itu.
Ayahnya sepertinya tengah menahan diri untuk tidak meneteskan air matanya sekarang.
"Rasanya seperti baru kemarin Ayah melihatmu sebagai bayi kecil pucat yang baru terlahir ke dunia," Orion berbisik pelan, yang hanya bisa didedengar oleh orang-orang dalam lingkaran di tengah Aula tersebut.
"Seperti baru kemarin saat Ayah melihatmu bisa tengkurap untuk pertama kalinya, duduk untuk pertama kalinya, merangkak untuk pertama kalinya, berdiri untuk pertama kalinya, kemudian berjalan untuk pertama kalinya,"
"Terasa seperti baru kemarin Ayah mendengarmu memanggil Ayah untuk pertama kalinya sebagai kata pertamamu di dunia,"
"Seperti baru kemarin kau merengek dan menangis dengan manja, karena ingin menghabiskan banyak waktu dengan Ayahmu yang payah dan selalu sibuk ini,"
"Seperti baru kemarin kau akhirnya berubah dari gadis kecil yang suka merengek, menjadi gadis yang mulai bersikap lebih tenang dan dingin karena bosan dan muak dengan Ayahmu yang bersikap bodoh ini,"
"Rasanya seperti baru kemarin Ayah memantapkan diri untuk berubah dan mulai berusaha menjadi Ayah yang baik untukmu,"
"Seperti baru kemarin kau mogok bicara pada Ayah karena kecewa Ayah memiliki Putra dengan Wanita lain selain Ibumu,"
"Seperti baru kemarin saat kita akhirnya berbaikan dan memulai hubungan yang lebih harmonis sebagai keluarga dengan tambahan Adikmu, Jeffery di dalamnya,"
"Seperti baru kemarin kau mengadakan Pesta Debutmu dan berdansa dengan Ayah,"
"Jika diingat-ingat lagi. Bukankah waktu terasa berjalan dengan begitu cepatnya?"
"Karena sekarang, Bayi kecilku yang dulunya rapuh dan tak berdaya, kini telah tumbuh menjadi seorang gadis muda cantik yang begitu kuat dan tangguh," Orion melanjutkan, dengan nada suaranya yang terdengar agak bergetar.
Di sisi lain, Putri Ishabelle masih menatap Ayahnya. Mendengarkan setiap perkataan yang diucapkan sang Ayah dengan seksama, yang pada akhirnya membuat kedua matanya juga tanpa sadar berkaca-kaca, karena dibuat bernostalgia dan teringat kembali dengan berbagai macam momen dimasa lalu yang ia habiskan dengan Ayah juga Saudara tirinya.
Ya.
Jika diingat lagi, waktu memang terasa berjalan dengan begitu cepat, bahkan bagi seorang Putri Ishabelle yang telah melalui ratusan ribu tahun sebagai Dewi dan telah melalui 12 Kehidupan di dunia Fana.
Dan setelah menjalani ratusan ribu tahun dan juga terus mengulangi putaran kehidupan, Putri Ishabelle menyadari jika kehidupannya kali ini sangat berbeda dengan setiap kehidupannya di masa lalu, yang membuat ia sedikitnya menyayangkan setiap waktu yang telah berlalu dan kini hanya menjadi kenangan masa lalu.
Kehidupannya kali ini terasa begitu spesial dan ia cukup menikmati setiap hal juga peristiwa yang telah terjadi.
Dan yang membuat kehidupan ini terasa lebih spesial dan lebih menyenangkan dari kehidupannya yang sebelumnya?
Itu karena ia memiliki Seorang Ayah yang begitu mencintai juga menyayanginya, memiliki adik laki-laki yang juga penyayang dan seperti akan melakukan apa saja untuk membuatnya senang, memiliki beberapa orang yang bisa ia percayai dan bahkan sampai mendedikasikan hidupnya untuknya, seperti Anna dan Alexion dan kini ia juga memiliki teman yang cukup menyenangkan, menghibur, membantunya merasa lebih santai dan juga meringankan sedikit bebannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasy(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...