96. Mengunjungi Pangeran Jeffery (S3)

2.1K 297 13
                                    


Merasakan hawa keberadaan familiar yang semakin mendekatinya, Putri Ishabelle pun menutup buku tebal di atas pangkuannya dan meletakkan buku itu di atas meja nakas di samping tempat tidurnya.

Sang Putri kemudian mengibaskan dan menyingkirkan selimut lembut yang telah menyelimuti kaki hingga pinggangnya itu, lalu beranjak turun dari tempat tidurnya yang empuk dan langsung memakai sendal empuk dan lembut yang sebelumnya telah ia lepaskan tepat disamping tempat tidurnya.

Dengan gaun piyama putihnya yang sedikit berkibar, sang Putri lantas membawa langkah kakinya mendekati pintu jendela kaca balkon kamarnya yang tertutup rapat oleh tirai merah marun.

Tuk tuk tuk..

Dan bunyi suara ketukan kecil pun terdengar dari balik pintu jendela kaca tersebut, begitu sang Putri tiba tepat dihadapan tirai merah marun yang menutupi pintu jendela balkon-nya.

Mendengar bunyi ketukan tersebut, alih-alih merasa bingung atau waspada akan adanya sang penyusup, Putri Ishabelle malah terlihat santai dan tenang seperti biasanya. Seolah-olah suara ketukan jendela dan keberadaan seseorang di balkon kamarnya pada tengah malam merupakan hal yang sudah biasa terjadi.

Dan memang begitulah kenyatannya.

Putri tidak perlu merasa cemas akan kemungkinan jika ada penyusup yang mendatanginya tengah malam! Karena faktanya, 3 tahun sebelum Eros pergi, Eros telah mengatakan pada sang Putri bahwa ia telah memasangkan mantra pelindung di area balkon kamar dan area luar pintu kamar sang Putri. Mantra pelindung yang akan otomatis aktif untuk membunuh siapa pun yang memiliki niat buruk kepada sang Putri ketika Putri Ishabelle tengah beristirahat di kamarnya. Mantra pelindung yang tidak diragukan lagi kehebatan dan kekokohannya, karena Eros sendiri lah yang telah menciptakan dan menyempurnakannya. Mantra pelindung yang selalu membuat sang Putri merasa aman untuk tidur lelap seorang diri di kamarnya yang luas.

Jadi, siapa pun yang ada di balik pintu jendela balkon-nya saat ini, jelas bukanlah orang dengan niat buruk!

Dan hawa keberadaannya juga terasa begitu familiar bagi sang Putri, sehingga Putri Ishabelle dapat langsung menebak siapa orang yang berada di balik pintu jendela balkonnya.

Tidak membuang waktu lebih lama lagi, Putri Ishabelle lantas meraih ke-2 sisi tirai merah marun di hadapannya dan menyibakkan tirai yang menutupi pintu jendela balkon-nya itu. Dengan demikian langsung membuat sang Putri dapat melihat dengan jelas, siapa orang yang telah mengetuk pintu jendela kaca balkon-nya yang tebal dan transparan.

Sesuai dugannya. Orang itu adalah seorang wanita, atau lebih tepatnya seorang ksatria wanita, dengan bentuk tubuh ideal sebagai ksatria dan tinggi yang mencapai 180cm keatas. Rambutnya berwarna cokelat muda, dengan sepasang mata abu-abu baja yang tampak tegas juga tajam.

Dia adalah Hellen Braunt. Satu-satunya kstaria wanita dalam pasukan ksatria khusus-nya, Black Swan.

"Salam kepada Bulan kekaisaran Althair," Hellen segera membungkuk rendah dan memberikan salam hormatnya, begitu Putri Ishabelle membuka pintu jendela balkon dan melangkah keluar untuk menghampirinya.

Putri Ishabelle mengangguk pelan sebagai tanggapan atas salam hormat tersebut, dengan kedua matanya yang menatap datar sang Ksatria Wanita.

"Bagaimana keadaannya?" tanyanya kemudian, begitu Hellen kembali menegakkan tubuhnya.

"Ada perkembangan, tapi saya rasa itu bukanlah perkembangan yang cukup baik dan melegakan," Hellen menjawab, tanpa mengangkat pandangan matanya untuk menghindari menatap langsung mata sang Putri sebagai bentuk rasa hormat.

Mendengar jawaban Hellen tersebut, Kening Putri Ishabelle pun mengerut samar karena perasaan tidak puas. Sementara kedua matanya tampak menunjukkan sedikit kekhawatiran yang telah disamarkan.

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang