"Salam kepada Yang Mulia Putri Ishabelle. Sebuah kehormatan bagi saya karena diizinkan untuk bertemu dengan anda,"
Putri Ishabelle melayangkan tatapan datarnya pada sosok pria bangsawan yang kini tengah membungkukkan badannya sedikit untuk memberikan salam hormat padanya. Dilihat dari usinya, pria ini pasti seusia dengan Kaisar Orion.
Melihat ciri-ciri pria itu, tidak sulit bagi sang Putri untuk mengetahui siapa dirinya. Rambut hitam legam yang akan bersinar dibawah cahaya bulan, sepasang mata ungu tua yang tampak tajam, juga kulit putih pucat yang seperti warna kulitnya. Pria di hadapannya itu, tidak lain dan tidak bukan adalah Duke Midfordt yang menguasai dan menjaga wilayah Barat kekaisaran Althair, Alexander Julius Midfordt, saudara kembar dari Althea Yvonna Midfordt.
Ya. Pria di hadapannya ini adalah Paman Putri Ishabelle.
"Duduklah, Duke Midfordt," Ishabelle mempersilahkan, disaat dirinya sendiri telah lebih dulu duduk di Sofa tunggal yang tersedia di kamarnya.
"Baik, Tuan Putri," Balas sang Duke, yang kemudian membawa langkah kaki jenjangnya untuk duduk di sofa panjang yang berada di sebelah sofa tunggal sang Putri.
Bertepatan dengan duduknya Duke Midfordt, datanglah beberapa orang Maid yang memasuki kamar Putri Ishabelle sambil membawa Teh dan beberapa camilan untuk disediakan kepada Putri dan Duke Midfordt.
Sebelumnya, Putri Ishabelle telah memerintahkan para Maid itu untuk menyediakan hidangan disaat ia mendapati kabar bahwa sang Duke dalam perjalanan untuk menemuinya.
"Silahkan nikmati Teh dan camilannya, Tuan Duke," Kembali Ishabelle mempersilahkan, ketika para Maid itu selesai menghidangkan Teh dan camilan di atas meja.
Para Maid itu kemudian pergi dari kamar sang Putri. Meninggalkan Putri dan Sang Duke yang hanya ditemani oleh Anna dan salah seorang pria berpakaian rapi yang merupakan asisten Duke Midfordt.
"Terima kasih atas jamuannya, Putri," Kata Alexander, dengan senyuman ramah terulas di wajahnya. Senyuman yang tidak butuh waktu lama bagi Putri Ishabelle untuk dapat dengan mudah menebak kepalsuannya.
Kemudian, Duke Midfordt pun meraih secangkir Teh hangat beraroma melati yang telah disediakan untuknya di atas meja. Menghirup aroma Teh itu sebentar, sebelum menyesapnya dengan khidmat untuk membasahi tenggorokannya.
Sambil menyesap Tehnya, sang Duke melirik Keponakannya yang duduk di sampingnya. Sedikit tersentak dan shock kemudian, kala ia mendapati bahwa keponakannya itu telah dengan santainya memasukkan 4 balok gula ke dalam cangkir Tehnya sebelum menikmati Teh itu. Meringis ngeri dalam hati setelahnya, kala sang Duke mendapati keponakannya yang tampak menikmati Teh itu.
Darimana datangnya selera Manis berlebihan yang dimiliki Keponakannya ini?!
Sangat berkebalikan dengan mendiang Saudarinya, Permaisuri Althea dan Kaisar Orion yang sangat anti dengan hal-hal manis.
"Hal penting apa yang ingin anda bicarakan dengan saya, Tuan Duke?" Tanya Ishabelle setelahnya. Seraya meletakkan kembali cangkir Tehnya di atas meja.
Duke Midfordt kembali mengulas senyuman ramah, "Apakah saya harus memiliki alasan untuk mengunjungi Keponakan saya sendiri?" Tanyanya dengan nada hangat yang bersahabat.
Sayangnya, Putri Ishabelle tidak akan mempercayai perkataan dari Duke Midfordt yang merupakan Pamannya itu.
Hubungan mereka bahkan tidak sedekat itu, sehingga sang Duke harus repot-repot meluangkan waktunya yang amat sibuk demi mengunjunginya untuk sekedar menyapa atau mengobrol santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasia(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...