"Selamat datang di Mansion Kami, Yang Mulia Putri Ishabelle. Suatu kehormatan bagi kami untuk dapat menyambut kedatangan anda di hari yang cerah ini,"Marquess Warrent membungkukkan badannya dengan hormat dan menyapa Putri Ishabelle dengan sopan, seperti yang biasanya dilakukan oleh sesama Bangsawan lainnya.
Di hadapan kepala keluarga Warrent tersebut, Putri Ishabelle mengulas senyuman tipis, sebelum mengangkat kedua ujung gaunnya dan sedikit membungkukkan badannya sebagai balasan atas sapaan sang Marquess.
"Selamat Pagi, Tuan Marquess Warrent. Senang bertemu dengan anda. Dan maafkan saya karena datang berkunjung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Saya harap, kunjungan mendadak saya tidak mengganggu anda," Kata Ishabelle, yang diucapkan dengan nada lembut, pelan dan sopan.
Atas perkataan sang Putri tersebut, Kepala Keluarga Warrent itu menanggapi dengan gelengan pelan.
"Saya memang merasa terkejut karena kedatangan anda yang tiba-tiba. Tapi anda sama sekali tidak mengganggu saya! Kebetulan, saya berlakangan ini memiliki waktu yang senggang," Kata Marquess Warrent, dengan senyuman ramah kebapak-an di wajahnya.
Tapi tentu saja senyuman dan ekspresi ramah itu hanyalah topeng sebagaimana yang seringkali dikenakan oleh mayoritas bangsawan lainnya.
"Jika demikian, saya meminta maaf karena telah mengejutkan anda, Tuan Marquess," Kata Ishabelle kemudian, yang kembali ditepis oleh sang Marquess.
"Ini sama sekali bukanlah hal yang buruk! Tidak perlu meminta maaf," Balas sang Marquess. Masih dengan seenyuman sopan dan ramah formalitas yang telah terlatih.
Sebelumnya, pagi ini adalah pagi yang biasa di kediaman Marquess Warrent, dengan mayoritas penghuninya yang melakukan apa yang biasanya mereka lakukan. begitupula dengan sang Marquess yang menyibukkan dirinya di ruang kerjanya seperti biasa. Mengurus tumpukan dokumen pekerjaan penting di meja kerja yang seperti tiada habisnya.
Hari-hari berjalan dengan tenang seperti biasanya beberapa saat yang lalu.
Sampai tiba-tiba saja kemunculan kereta kuda dari Istana dan kedatangan Putri Ishabelle membuat gempar seluruh penghuni Mansion tersebut!
Bagaimana tidak gempar?! Putri Ishabelle yang merupakan satu-satunya Putri Kekaisaran dan kandidat terkuat sebagai penerus tahta kekaisaran, tiba-tiba saja datang tanpa adanya pemberitahuan?!
Atas fakta tersebut, Marquess Warrent pun sampai meninggalkan ruang kerjanya dan dengan terburu-buru memerintahkan para pekerja di Mansion-nya untuk segera mempersiapkan penyambutan sang Putri.
Mereka tentu saja harus menciptakan dan meninggalkan kesan yang baik untuk sang Putri yang baru pertama kali datang mengunjungi Kediaman mereka, kan?
Pada saat yang mengejutkan dan menghebohkan itulah, Marquess Warrent dan sebagian besar Penghuni Mansion yang lainnya, pun melupakan fakta bahwa yang membuat Tuan muda mereka saat ini terbaring di atas tempat tidur dengan luka bakar dan patah tulang yang memprihatinkan, adalah Putri Ishabelle.
Atau sebenarnya, mereka bisa saja tidak terlalu peduli dengan Jhonny Warrent?
Karena fokus utama sang Marquess saat ini tampaknya adalah meninggalkan kesan baik pada sang Putri, agar dimasa depan saat sang Putri naik tahta sebagai Kaisar, keluarganya bisa mendapatkan beberapa kemudahan.
Yahh.., Mayoritas Bangsawan biasanya memang suka menjilat bangsawan yang pangkatnya lebih tinggi daripada mereka.
"Silahkan masuk, Yang Mulia! Mari kita bicara dengan nyaman di dalam," Marquess menawarkan dengan sopan, seraya menunjuk ke dalam Mansionnya dengan telapak tangan kanannya yang terbuka, sementara tubuhnya menyerong untuk memperlihatkan bagian dalam Mansion mewahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasy(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...