"Kalian hanya harus mengenai 10 papan sasaran disana, dengan 10 anak panah ini, untuk dapat memenangkan hadiah utama!"
Baik Eros dan Putri Ishabelle sama-sama mengalihkan pandangan mereka dari 10 papan sasaran yang berjarak 5 meter di depan sana, ke kedua tangan pria paruh baya yang kini tengah memegang 2 gelas bambu yang berisikan 10 anak panah mini.
Sesuai permintaan Ishabelle beberapa saat yang lalu, disinilah keduanya berada sekarang. Di Stand permainan lempar anak panah dengan hadiah utama yang menarik apabila berhasil mengenai 10 papan sasaran.
Misi permainan ini kedengarannya memang sederhana dan mudah. Tapi tentu saja mengerjakannya bukanlah hal mudah apabila tidak memiliki skill, bakat, dan juga keberuntungan.
"Jangan menggunakan sihir, ingat?" Bisik Ishabelle, begitu ia dan Eros sama-sama mengambil gelas bambu yang berisikan masing-masing 10 anak panah dari tangan pria tua itu.
Sebelumnya, keduanya memang telah sepakat untuk melakukan permainan yang jujur dan adil dengan kemampuan alami masing-masing. Artinya, tidak ada sihir untuk mendukung kemenangan.
Eros mendengus, "Ya. Aku tahu,"
"Lalu, siapa yang akan bermain lebih dulu?" Tanya Eros kemudian. Menoleh dan menundukkan kepalanya sedikit untuk menatap Ishabelle yang berdiri tepat di sebelah kanannya.
"Kau saja!" Ishabelle mempersilahkan.
Eros mengangguk, kemudian melemparkan seringai miring, "Lihatlah! Aku akan menyelesaikan permainan ini dengan mudah dan hadiah utamanya akan menjadi milikku!" Katanya dengan sombong. Tapi Ishabelle hanya memberikan lirikan malas dari ekor matanya.
Sayangnya, ekspetasi Eros di luar realita. Karena diantara 10 anak panah yang ia miliki, ia hanya berhasil mengenai 3 papan sasaran saja. Otomatis membuatnya merasa kesal, marah, sekaligus malu karena beberapa saat yang lalu telah menyombongkan diri di hadapan Putri Ishabelle, yang kini memasang seringai menyebalkan di wajahnya atas kekalahan telaknya.
"Menyelesaikan permainan dengan mudah, huh?" Ishabelle mengejek, yang membuat Eros semakin kesal dan malu.
"Diamlah!! Ini memang sulit! Jangan mengejekku seakan-akan kau bisa mengenai 10 papan sasaran itu dengan mudah! Kau pasti juga tidak akan bisa melakukannya!" Seru Eros, yang terpancing perasaan kesal, malu, dan marah. Tidak terima saat Ishabelle mengejek kekalahannya.
"Dan bagaimana jika aku berhasil mengenai semuanya?" Tanya Ishabelle, yang kini ekspresi wajahnya berubah menjadi serius. Namun Eros tak menyadarinya lantaran masih merasa kesal dan malu.
"Mustahil!" Balas Eros, seraya bersedekap dada dan memalingkan wajahnya.
"Kutanya, bagaimana jika aku berhasil mengenai semuanya?" Tanya Ishabelle lagi. Tidak puas akan jawaban Eros yang terkesan meremehkan kemampuannya.
"Di kehidupanku sebelumnya, aku telah menembak puluhan orang dari berbagai macam jarak dengan keadaan yang berbeda-beda pula. Harga diriku sebagai Eksekutif Mafia akan hancur disini jika aku tidak bisa mengenai 10 sasaran dari permainan murahan ini,'
"Jika kau memang berhasil, aku akan membelikan semua manisan yang kau inginkan dengan sisa uangku ini," Eros berkata dengan yakin. Tapi Ekspresi wajahnya menunjukkan ejekan saat ia menatap Putri Ishabelle. Menunjukkan bahwa ia sangat tidak mempercayai apabila sang Putri bisa memenangkan permainan ini.
Mendengar tawaran menggiurkan itu, seringai miring kembali terbit di wajah sang Putri, "Jangan menyesal nanti!" Katanya, sebelum mengalihkan tatapan matanya ke jejeran papan sasaran di hadapannya dan mengambil 3 anak panah sekaligus di setiap sela-sela jari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasi(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...