91. Bangsawan yang Kasar (S3)

2.8K 349 15
                                    

Sebagai sosok yang terkenal ramah, baik hati dan mudah bergaul, tentu saja bukan hal yang biasa bagi seorang Emilliano untuk tidak menyukai dan membenci seseorang. Ia bahkan tidak pernah menyimpan dendam kepada orang-orang yang dulunya pernah menghina dan menindas dirinya.

Ya. Emilliano sejak dulu memang begitu. Ia tidak akan pernah marah dan dendam saat dirinya dihina dan ditindas.

Tapi lain cerita jika yang dihina dan ditindas adalah orang-orang terdekat yang ia sayangi dan hargai. Emillliano tentu tidak akan tinggal diam saja!

Oleh karena itulah, ketika ia melihat dan mendengar Littia Elleanor berulang kali menghina Putri Ishabelle, dirinya menjadi kesal dan terpancing emosi.

Bagi Emilliano, sosok Putri Ishabellle tidak hanya seorang teman baik, tetapi juga seseorang yang ia kagumi dan idolakan. Jadi ketika Emilliano menyaksikan sendiri bagaimana Littia kerap kali menghina dan mencari masalah dengan sang Putri disetiap pertemuan mereka, Emilliano lama kelamaan menjadi tidak menyukasi sosok Elf cantik yang menurutnya sangat arogan itu.

Beraninya Elf arogan itu menghina sosok sehebat Putri Ishabelle, disaat ia sendiri tidak memiliki kemampuan yang membuatnya layak bersaing dengan sang Putri!

Emilliano tidak bisa menerimanya! Ia sangat kesal dan marah untuk sang Putri!

Hingga suatu ketika, Emilliano merasa jika ia tidak bisa lagi menahan emosinya dan hampir saja mengambil tindakan untuk menangani Elf sombong itu. Tapi sayangnya, sang Putri telah lebih dulu menahan pundaknya dan menghentikan apa pun yang ingin ia lakukan.

"Ishab..

"Tidak ada gunanya," Sela Ishabelle, sebelum Emilliano dapat menyuarakan protesnya.

Selalu saja begini!

Putri Ishabelle selalu saja diam dan abai setiap kali Elf arogan itu menghinanya! Sang Putri tidak pernah mengambil tindakan yang cukup serius untuk membuat Elf itu jera mengganggunya. Alhasil, membuat Elf itu semakin menjadi-jadi terhadapnya.

Emilliano yang terlanjur merasa sangat kesal, tentu saja tidak bisa membiarkan hal itu terus berlanjut! Ia merasa, Elf itu perlu diberi pelajaran agar berhenti mengganggu sang Putri dan menyadari dimana tempatnya!

Jadi suatu hari, Emilliano akhirnya menyuarakan ketidaksukaan dan kekesalannya terhadapa Littia kepada sang Putri.

"Kenapa kau selalu saja membiarkan Elf arogan itu lolos?! Ini sudah kesekian kalinya dia menghinamu dan mengatakan omong kosong menyebalkan tentangmu! Kau seharusnya memberi dia pelajaran, agar ia tutup mulut dan menyadari posisinya!" Keluh Emilliano kepada sang Putri, beberapa saat setelah ia, Maxime dan Putri Ishabelle tiba di salah satu meja Kantin Akademi untuk makan siang.

  Dalam perjalanan mereka menuju kantin sebelumnya, mereka secara kebetulan telah berpapasan dengan Littia. Dan seperti biasa ketika bertemu dengan sang Putri, Littia akan mengatakan beberapa omong kosong, hinaan, juga sarkasme terhadap sang Putri. Seolah-olah hal tersebut telah menjadi kebiasaan yang wajib Elf itu lakukan.

Putri Ishabelle tentu saja mengabaikan Littia seperti biasanya. Ia mengabaikan Elf itu, tanpa menyadari jika ke-2 temannya lah yang telah terpancing emosi atas hinaan yang dilontarkan Elf tersebut.

Mendengar perkataan yang tidak biasanya dikatakan oleh Emilliano, Putri Ishabelle pun mendongak dari nampan makan siangnya dan menatap temannya itu dengan ekspresi terkejut samar di wajahnya.

Emilliano yang biasanya ramah, santai, selalu mengatakan hal-hal baik dan berpikiran positif itu, tiba-tiba saja mengatakan hal-hal tentang memberi pelajaran dan menempatkan seseorang pada posisinya?

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang