46. Kilas Balik (S2)

5.7K 716 18
                                    

Ketika ia membuka matanya lagi, ia menemukan dirinya tidak lagi berada di kamar mewahnya di Istana. Sebagai gantinya, ia mendapati dirinya berada di tempat familiar dari kehidupan masa lalunya.

Ia kemudian beralih untuk memandang ke sekitarnya, dimana setiap detail ruangan masihlah sama familiarnya dengan yang dulu pernah ia lihat dan tempati.

Memang, sudah 20 tahun lebih semenjak terakhir kali ia menginjakkan kaki di tempat ini. Tapi meskipun demikian, seluk beluk dan suasana dari tempat ini masihlah ia ingat dengan jelas di kepalanya.

PRANK..

PYAR..

"BAJINGAN SIALAN! BERHENTILAH MABUK-MABUKAN DAN BEKERJALAH DENGAN BENAR!"

Ahh.., dan bahkan apa yang terjadi di tempat ini, pun sama dengan apa yang pernah terjadi di kehidupan lalunya.

Ia menatap datar pada sosok seorang wanita yang baru saja mengomel marah, pada sosok Pria yang tampak mabuk di ruang tengah rumah.

Wanita itu tampak kurus, dengan wajah suram yang tirus, dan penampilannya yang agak kacau seperti tidak pernah menjalani perawatan. Lalu untuk si Pria mabuk, penampilan kacaunya saat mabuk semakin memperburuk penampilannya yang memang kacau.

"BANGUN DAN PERGILAH MENCARI PEKERJAAN, SIALAN! KAU SELALU SAJA MENCURI UANGKU UNTUK MEMBELI ALKOHOL. APA KAU TIDAK PUNYA MALU MENCURI UANG ISTRIMU SENDIRI!"

"Berisik, jalang sialan! Kau selalu saja mengoceh dan mengoceh setiap hari. Lebih baik kau segera pergi dan bekerjalah dengan giat! Alkoholku sudah habis,"

"BRENGSEK! ENAK SAJA MULUTMU BICARA! PERGI DAN HASILKAN UANGMU SENDIRI!"

Ia pernah mendengar, bahwa ketika seseorang berada dalam keadaan akan mati atau sekarat, kehidupan yang ia alami selama di dunia akan diputar bagaikan kaset rusak di hadapannya.

Apakah ia sedang berada di fase ini sekarang?

Sekarat, dan tidak punya pilihan lain selain menyaksikan tahapan kehidupan masa lalunya yang suram dan tidak menyenangkan?

Karena beginilah kenyataannya sekarang. Ia tengah berada di tempat familiar yang merupakan rumahnya di kehidupan yang lalu, dengan pasangan suami-istri yang tengah bertengkar dan ribut seperti biasa.

Meskipun ia benci untuk mengakuinya, tapi kedua orang yang tengah bertengkar dan adu mulut di hadapannya itu, adalah Ayah dan Ibu kandungnya. Kedua orang yang seharusnya menyayanginya dengan tulus tanpa pamrih, tapi malah membencinya dengan alasan kesalahan satu malam yang berujung pada kehadirannya yang tidak diinginkan.

"KITA TERANCAM TIDAK PUNYA UANG SISA UNTUK MELEWATI MUSIM DINGIN INI, DAN KAU TERUS SAJA MENGHABISKAN UANGKU! APA KAU INGIN KITA MATI KELAPARAN DAN KEDINGINAN!"

"Ahhh..., Berisik! Tutup mulutmu! Suaramu yang melengking itu membuat telingaku tambah sakit!"

"Jika kau begitu kesusahannya tentang uang, kenapa tidak kau gunakan saja anak itu! Oh, siapa lagi namanya?"

Lucu.

Ayah kandungnya sendiri bahkan selalu melupakan namanya. Seolah-olah mengatakan dan mengingatkan, bahwa ia tidak pernah menjadi hal penting yang harus dipedulikan keberadaannya.

Dulu, fakta ini kerap kali membuatnya merasa sakit hati dan menangis di hampir setiap malam.

Tapi sekarang?

Satu-satunya perasaan yang ia rasakan, adalah hampa, bosan, dan tidak peduli.

Ini adalah kehidupan masa lalu, dan ia sebentar lagi akan mati.

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang