90. Bukankah Kau Tidak Menyukainya? (S3)

2.7K 353 13
                                    


"Jadi, dimana aku bisa mendapatkan buku itu?" Emilliano bergumam, kala kedua matanya beredar mengamati berbagai macam jenis buku-buku sejarah, yang tersusun dengan rapi di rak-rak buku yang berada di sekitarnya.

"Wahh.., mengerikan. Kenapa buku itu bisa setebal itu?" Gumamnya lagi, kala ia melihat buku paling tebal di bagian rak teratas. Bertanya-tanya dalam hati siapa kiranya orang hebat yang bisa membaca buku dengan ketebalan yang mengerikan itu.

"Oh, ya. Ishabelle pasti bisa," Celetuknya kemudian, saat ia mengingat jika sang Putri bisa sangat begitu berdedikasi dan berambisi dalam mencapai sesuatu. Terbukti dari bagaimana sang Putri bisa menyelesaikan membaca banyaknya tumpukan buku dalam waktu 3 hari, saat ia mengerjakan suatu penelitian yang menurutnya sangat penting.

"Eum, lupakan itu! Aku harus segera menemukan bukunya dan menyusul Max untuk makan siang," Gumamnya, saat ia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, untuk menghilangkan segala macam pikiran yang membuat fokus dari tujuannya datang ke perpustakaan teralihkan.

"Max yang malang, dia pasti akan terlihat seperti pria menyedihkan yang baru saja dicampakkan kekasihnya, jika ia makan seorang diri di kantin dengan aura suram yang mengelilingi tubuhnya itu," Emilliano kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya dengan ekspresi sok serius di wajahnya, sebelum ia mulai mengamati judul dari jejeran buku di hadapannya dengan lebih teliti, agar ia bisa segera menemukan buku yang ia cari lebih cepat.

Tapi sepertinya, pencarian Emilliano tidaklah berjalan lancar sesuai rencana dan keinginannya.

"Tapi bukankah pujian yang diberikan kepada Putri Mahkota terlalu berlebihan?"

Karena ditengah-tengah pencarian bukunya, Emilliano tiba-tiba saja diinterupsi oleh suatu perkataan yang berasal dari balik rak buku di belakangnya. 

Dan bagaimana Emilliano bisa mengabaikan perkataan itu, ketika apa yang tampaknya dikatakan oleh seorang gadis itu tengah membahas tentang Putri Ishabelle selaku temannya?

Terlebih lagi, nada suara yang digunakan dalam bisikan itu bukanlah nada suara yang baik atau bersifat positif! Sebaliknya, itu adalah nada suara tidak sopan yang terdengar seperti tengah meremehkan dan memandang rendah sang Putri.

Tap..

Emilliano kemudian dengan pelan namun pasti mengambil beberapa langkah mundur ke belakang, hingga punggungnya hampir menyentuh rak buku di belakangnya. Tentu saja ia merasa penasaran dengan pembicaraan apa yang tengah terjadi di balik rak buku tersebut dan ingin mendengar lebih lanjut  isi pembicaraan itu, hanya untuk mengetahui kenapa nama sang Putri disebutkan.

"Menurutmu juga begitu? Ya, pujiannya memang terlalu berlebihan. Padahal yang paling bekerja keras untuk membongkar kejahatan Count Linux itu kan, pasti adalah para bawahan yang ia perintahkan,"

Oh, jadi topik pembicaraan ini adalah mengenai kejatuhan Count Linux dan kontribusi besar sang Putri di dalamnya.

Ini merupakan topik hangat dan menggemparkan yang tengah ramai dibahas di seluruh penjuru kekaisaran, jadi tentu saja Emilliano juga telah mengetahui berita ini.

Awalnya, saat mendengar berita ini, baik Emilliano dan Maxime merasa sangat terejut!

Tapi yang membuat mereka terkejut disini, adalah fakta bahwa Count Linux yang begitu terkenal dan dihormati sebagai bangsawan juga pebisnis, ternyata telah melakukan banyak sekali tindakan kriminal selama 60 tahun beakangan ini!

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang