Pagi itu, sehari setelah ulang tahunnya, Putri Ishabelle pergi berjalan-jalan ke taman istana Putri, dengan ditemani oleh Anna selaku Maid pribadinya.
Dengan santainya sang putri menginjakkan kaki di sepanjang taman, yang disekelilingnya terdapat aneka ragam bunga dan tanaman hias warna-warni yang telah diurus dan dirawat dengan baik oleh tukang kebun Istana.
Awalnya, jalan-jalan pagi itu berlalu dengan tenang dan damai, dengan hembusan angin sejuk yang menambah kesegaran udara di sekitar taman. Sang Putri juga tampak amat menikmati ketenangan yang ia dapatkan.
Hingga tiba-tiba saja..
TAK..
TAK..
"Lebih kuat lagi, Yang Mulia! Serangan anda bahkan tidak bisa menggores sedikit pun kain pakaian saya,"
"HAAAA... HIYAK!!"
TAK..
TAK..
"Serangan anda juga kurang cepat. Sangat lambat sehingga mudah dibaca! Serang lagi dengan lebih cepat dan kuat, Yang Mulia! Tekad dan niat saja tidak cukup untuk menjadi seorang Swordmaster!"
TAK..
TAK..
"AKHH..!"
"Bangun, Yang Mulia! Masa begini saja anda sudah jatuh? Anak-anak bangsawan lain yang seusia anda, bahkan sudah bisa menguasai cara menghindar dan bertahan dari serangan ini. Anda tidak boleh kalah dari mereka!"
"B-baik, Master!"
Putri Ishabelle menatap datar pada pemandangan yang tersaji di hadapannya. Beberapa meter jaraknya dari taman yang ia kunjungi, terdapat tanah lapang luas, yang biasanya digunakan oleh para pangeran dan putri untuk berlatih seni pedang atau bela diri. Dan kini, di lapangan itu ada sosok 2 orang yang tanpa sengaja menarik perhatiannya karena keributan yang mereka timbulkan dari saling beradu pedang kayu.
Sosok yang pertama, adalah sosok adik tirinya yang familiar, Pangeran Jeffery. Lalu untuk sosok lainnya, yang tampak berusia 30an dan dengan proporsi tubuh yang ideal bagi seorang ksatria, tidak salah lagi bahwa ia pastilah seseorang yang telah ditunjuk Kaisar Orion untuk menjadi instruktur pedang sang Pangeran muda.
Putri Ishabelle mengerutkan keningnya samar. Merasa aneh dengan apa yang tengah dilihatnya saat ini.
Ya, aneh. Karena menurut Novel yang dibacanya, Pangeran Jeffery mendapatkan latihan dan pelajaran berpedang secara langsung dari Ksatria pribadi Kaisar Orion, Gallert Willment. Seorang kepala ksatria dari hampir seluruh pasukan ksatria yang berada di Istana, dan merupakan seorang Swordmaster yang kekuatannya betada tepat di bawah Kaisar Orion.
Jadi, kenapa saat ini yang menjadi lawan tanding dan instruktur pedang Pangeran Jeffery adalah orang lain dan bukannya Gallert?
"Anna," Panggil Ishabelle, kala kedua matanya tidak lepas dari mengamati latihan berpedang antara Pangeran Jeffery dan instruktur pedangnya.
"Ya, Putri?" Anna dengan cepat menyahut.
"Siapa yang tengah berlatih pedang dengan Pangeran Jeffery?" Tanya Ishabelle.
Setelah 3 tahun dilayani oleh Anna, Putri Ishabelle mengetahui bahwa Anna merupakan Maid yang cukup pintar juga cekatan. Maid pribadinya itu tahu banyak hal, apalagi tentang gosip-gosip yang beredar di sekitarnya. Bisa dibilang, jika Anna cukup berbakat untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang menurutnya penting. Hal yang cukup mengagumkan jika dilihat dari latar belakang Anna yang merupakan seorang rakyat jelata. Tidak seperti Maid lainnya yang sebagian besar berasal dari keluarga bangsawan seperti Baron, Viscount, dan Count.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)
Fantasy(TAMAT) Ketika seorang Executive Mafia berdarah dingin terlahir kembali sebagai seorang Putri suatu kekaisaran setelah kematiannya.. "Aku ingat. Ishabelle Rubelious Dè Althair, Putri Mahkota kekaisaran Althair. Seorang Antagonis dan merupakan Bos...