18. New Life

2.1K 86 0
                                    

"Danilo!"

Alea memanggil Danilo yang tengah berbincang dengan teman-temannya.

"Alea." Danilo tersenyum pada gadis itu.

Gerombolan lelaki tersebut langsung bubar memberikan ruang bicara untuk Danilo dan Alea.

"Alona akan satu universitas denganku."

"Baguslah. Itu adalah kesempatan untukmu."

"Bagaimana denganmu? Bukankah dulu kau ingin melanjutkan pendidikan di Amerika?"

"Memang. Aku sudah diterima di sana." Alea tersenyum sumringah mendengarnya.

"Iya. Aku sudah melihat pengumumannya di papan pengumuman. Selamat, Danilo! Semoga kau sukses."

"Begitu juga denganmu dan Alona. Semoga kalian sukses dan tetap bersama."

"Aku lihat kau masih belum berbaikan dengan Alona."

"Sebenarnya aku tidak marah padanya. Hanya saja aku tidak terima jika dia masih belum berbaikan denganmu. Aku akan berbaikan dengannya saat dia juga sudah berbaikan denganmu."

"Danilo, kau sungguh lelaki yang baik. Aku tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan kebaikanmu." Mata Alea terlihat berbinar memandang Danilo.

"Aku menyayangi kalian berdua. Aku tidak mau melihat kalian berpisah." Lelaki itu mengacak rambut Alea membuat hatinya menghangat.

"Itu..."

"Apakah yang dikatakan Alona benar tentang perasaanmu padaku?" Danilo sempat tertegun. Ia gugup.

"B-Benar."

"Kalau begitu aku akan berusaha."

"Ya?" Danilo benar-benar tidak mengerti dengan maksud dari ucapan Alea.

"Aku akan berusaha membalas perasaanmu."

Danilo terlihat berpikir sebelum mengeluarkan suara.

"Alea, aku senang jika kau sudah memiliki niat untuk membalas perasaanku, tetapi kita akan berpisah untuk waktu yang lama."

"Kau tahu, hubungan jarak jauh itu berbahaya, bahkan kedua orang yang saling mencintai pun tidak akan terjamin bahwa mereka akan saling setia."

"Di saat aku memutuskan untuk pergi jauh, jujur saja aku sudah melepaskanmu walau terpaksa."

Alea tidak bisa menahan air matanya. Ia menangis karena tidak bisa memiliki kesempatan untuk membalas perasaan Danilo yang baik hati. Rasanya ia sudah ditolak oleh dua lelaki.

"Hey, kenapa menangis, Alea?" Danilo mengusap pipi Alea yang dipenuhi air mata.

"Kau terlalu baik. Maafkan aku yang baru sadar dengan perasaanmu. Mungkin jika aku tahu lebih lama, aku akan ambil kesempatan untuk membalas perasaanmu." Danilo tersenyum mendengarnya. Ia tidak menyesal telah jatuh cinta pada gadis ini.

"Terima kasih, Alea. Tapi aku tahu perasaan itu tidak bisa dipaksa. Jadi ikuti saja kata hatimu. Aku tidak memaksamu untuk membalas perasaanku. Aku mencintaimu memang karena pilihanku saja."

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang